Naruto dkk cuma milik Om Masashi
.
.
.
Hangat.
Rasanya langsung menjalar begitu permukaan cangkir itu bersentuhan dengan telapak tangannya. Entah karena kopi yang baru ia terima, atau memang Itachi mampu membawa suasana berbeda. Yang pasti kekhawatirannya perlahan memudar, menguap seperti kepulan tipis pada kopinya.
"Maaf, aku tidak tahu seleramu tentang kopi. Latte rendah kafein, kupikir cocok untukmu"
Itachi juga terkesan santai dengan secangkir kopi ditangannya. Ia duduk di sofa, berseberangan dengan Hinata. Kamarnya memang cukup luas sehingga satu set sofa tak tampak mengganggu. Pria itu bahkan menaruh mesin kopi kecil di salah satu nakas. Sehingga ia bisa membuat minuman berkafein itu kapanpun tanpa harus keluar kamar atau memanggil pelayan.
"Maaf tentang itu" Itachi menggulirkan netranya ke ranjang yang dipenuhi mawar putih. Perbuatan adik iparnya tentu saja.
".. akan kubersihkan""Bukan masalah. Maksudku, kecuali kau terganggu"
"Tadinya kupikir anak itu akan merengek dan bergabung bersama kita"
"Nawaki terbiasa tidur sendiri, dimanapun"
"Ah.. begitu. Dimanapun?"
"Dia terbiasa di asrama, di rumah Sakura-chan, juga di kediaman Senju"
"Di tempat dokter bedah itu juga?"
Hinata tidak menjawab, tapi Itachi tahu jawabnya.
"Mereka benar- benar dekat. Kurasa ini akan sedikit sulit""Jangan khawatir, sikapnya hanya sementara"
"Hm.. aku mengerti"
Beberapa saat diisi keheningan. Hinata berusaha menikmati kopi untuk menghilangkan rasa canggung nya
"Boleh aku bertanya?""Katakan!"
"Bagaimana kau bisa bekerja pada Jiraiya-san?
"Apa Hiashi-sama tidak memberitahumu?"
Itachi menggantung penjelasannya, sekilas ia menatap Hinata, sebelum mengalihkan pandangan pada foto yang tertempel di dinding.
Uchiha Itachi, tampak gagah dengan jas putihnya. Seorang CEO Sharingan Corporation.".. Aku.. sekarang bukan lagi pemimpin Sharingan"
Hinata tercengang. Tentu saja, ia tak mungkin salah dengar. Tetapi bagaimana mungkin? Ia belum mendengar kabar perusahaan itu beralih tangan.
Raut Itachi menyendu, sementara pikiran Hinata masih belum bisa mencerna situasi.
"Aku mengundurkan diri dari Sharingan, dan menyerahkannya pada Sasuke""Itachi.. kau.."
"Aku hanya merasa tertantang untuk membuktikan diriku pada seseorang.. tapi.. semuanya jadi seperti ini.. kita.. Nawaki.. semuanya.. aku tidak pernah membayangkannya"
Hinata tidak tahu kalimat apa yang tepat untuk menanggapi Itachi. Ia masih terkejut dengan pernyataan pria yang kini berstatus suaminya itu.
"Gomenne, lagi- lagi aku mengecewakanmu, Hinata"
Tidak. Bukan itu yang dirinya pikirkan. Hinata bahkan tidak tertarik dengan status CEO yang disandang Itachi. Ia tidak akan mempermasalahkannya. Tetapi, alasan Itachi melepas kekuasaannya masih membuat Hinata bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Wings
FanfictionBegitu mencintai Itachi hingga membuat dirinya hancur. Dan kini ia membangun benteng sekokoh Himalaya