Life with Love

629 58 16
                                    

Naruto dkk milik Om Masashi



.

.

.



Kata orang siapa menanam dia yang memetik buahnya. Siapa yang salah, dia yang kena karmanya. Hinata tidak akan percaya lagi pada kata-kata seperti itu setelah semua kesialan yang ia alami hari ini. Setengah jam rasanya seperti sehari. Lehernya sudah pegal menunduk sementara untuk mengangkat wajah rasanya terlalu berat seperti ada puluhan kilo batu di atas kepalanya. Padahal di hadapannya hanya ada Neji. Sepupu yang semenjak kecil hingga remaja menjadi tempatnya berbagi cerita.

Seorang hime Hyuga yang dikenal santun, lemah lembut nan anggun, tertangkap basah sedang menindih dan mencium lelaki dengan sangat brutal.
Ingin sekali ia menenggelamkan dirinya sekarang agar bisa bertemu sang ibu

Tidak

Apa ia masih punya muka bertemu ibunya setelah kepergok dalam posisi yang memalukan?

Hinata semakin menunduk dalam merutuki nasib buruk yang menimpanya.
Sudah kehilangan stoberi, ditambah runtuhnya harga diri. Jika dipikir-pikir kenapa nasib baik selalu berpihak pada Itachi ? Bukankah Itachi yang salah ?

"Kau sepertinya sangat bahagia. Setidaknya aku lega dengan itu"

Apa wajahnya sekarang terlihat bahagia ?
"N... Niisan.. aku.."

"Dia suamimu. Kami lah yang salah karena masuk tanpa ijin sehingga mengganggu kalian"
Meski sebenarnya mereka sudah menekan bel berkali-kali.

"N.. niisan.. ini salah paham... Kami tidak..."
Ah, bagaimana menjelaskannya?
Innernya menjerit frustasi.

Bisakah ia menghilang saja ?!



Broken Wings



Sebenarnya Hiashi sengaja berkunjung tanpa mengabari untuk memberi putrinya kejutan. Siapa sangka justru ia yang disambut dengan kejutan. Hiashi bersyukur memiliki jantung yang sehat di usianya yang kian senja. Jika tidak mungkin ia harus berakhir di rumah sakit setelah melihat keberingasan putri sulungnya

"Maaf datang tanpa mengabari kalian"
Ia berhasil untuk bersikap biasa

Sementara Itachi meski mampu menatap wajah Hiashi, tapi kecanggungan masih nampak di wajahnya.
"Sumimasen. Chichiue bisa datang kapan saja. Eum.. yang tadi itu hanya kesalah pahaman .. kami tidak..."

"Tidak apa-apa. Kalian pasangan suami istri" Hiashi memberi jeda sambil menikmati teh yang baru dituangkan Itachi.

"Kedatanganku ke Ame adalah untuk mengunjungi lokasi proyek"

Itachi bersyukur obrolan mereka langsung beralih pada topik pekerjaan.
"Kebetulan besok kami akan memasang turbin. Anda bisa melihatnya"

" Baguslah. Aku berharap tower itu bisa segera berfungsi"

"Kami akan mengusahakannya agar selesai lebih cepat"

"Hm.. Sejak tadi aku tidak melihat bocah itu. Dimana dia?"

" Beberapa hari ini Nawaki meminta menginap di asrama"

"Begitu"

"Aku bisa menjemputnya sekarang"

"Biarkan saja. Kami akan di sini tiga hari. Masih ada waktu"

Broken WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang