31

35 5 2
                                    

hi y'all

vote for read

waktu menunjukan pukul setengah tiga sore, seluruh siswa gardapati sudah waktunya untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Vero masih berada didalam kelas untuk melakukan piket, selang beberapa waktu perempuan itu berjalan keluar kelas, lalu menutup pintu kelas berwarna putih itu.

"jangan lari!" ucap revan yang menggapai tas vero yang berlari walaupun tidak telalu cepat

"anjir" umpat vero terkejut revan sedikit menahan tas nya, lalu menoleh kearah revan, "emang gue salah apa ya kak?"

Revan terkekeh mendengar pertanyaan itu, "dasar bocil" ledeknya, vero tidak terima dirinya di ledek seperti itu, lalu memasang kesal seakan ingin meraup wajah lawan bicaranya sekarang.

"repeat coba!, maaf banget walau anda kakak kelas tapi saya tidak suka di panggil dengan kata itu tadi" balas vero

"kata apa?bocil?" diangguki oleh perempuan itu dengan cepat

"lu tapi kaya bocil ver, pendek, lucu, gemes dah pokoknya" ucap revan, membuat hati nya tidak dalam keadaan baik-baik saja sekarang

'anjrit hati gue jedag-jedug repan bego!' maki cewek itu dalam hati

"kok rada ngeselin ya kak?, udah kak permisi kesorean nanti gue" ujarnya terburu- buru melangkah menjauh, tanpa di sadari revan tetap mengikutinya dari belakang

"balik bareng gua aja" ajak revan, lagi-lagi vero terkejud karena revan alih-alih menjawab perkataan revan

"balik bareng gua ada 3 keuntungan ver" ujar revan lagi sebelum vero menolaknya, vero mengangkat salah satu alisnya seakan bertanya apa aja emang?

"pertama hemat bahan bakar gojek, kedua hemat uang, ketiga lebih cepet" jelas lelaki itu, sembari menarik pelan tangan vero ke arah motor kesayangannya, vero memang tidak menolak. Lagipula itu salah satu keuntungan buat dirinya bukan?.

'empat keuntungan sih van, satu lagi gue bisa boncengan sama lo' huaa balas vero dalam hati moengilnya.

(jangan bertanya dimana mouza?, perasaan tadi bareng mouza, mouza balik bareng alexa ges)

Di perjalanan hanya ada hening sejak keluar dari area sekolah, yang ada hanya suara klakson yang cukup bising karena lampu merah di pertigaan dimana mereka berhenti sekarang.

"eum kak, kalo ada tukang martabak turunin gue disitu aja soalnya gue mau beli" ucap vero memecah keheningan diantara keduanya

Revan tidak menjawab itu tapi ia mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh vero barusan. Tak jauh dari pertigaan revan menemukan penjual martabak di samping kios berwarna hijau, lalu menghentikan motor ninjanya itu. Vero yang peka pun turun dari motor sembari membuka helm dan mengembalikan kepada sang pemilik

"makasi tumpangannya" ujar vero tetap berdiri, beberapa detik cewek itu terlihat bingung karena revan menurunkan standar motornya dan menatap ke arahnya

"gua tungguin pesenin yang special keju juga" kata revan. "lo suka martabak keju?" Tanya vero

Revan menggeleng sebagai jawaban, vero pun bergedik bingung "buat nyokap, sama si anak bawang" jelas revan

Vero mengernyit heran apa yang dimaksud anak bawang?

"oh lo punya ade ya kak?"

"ogah gua akuin dia sebagai ade, beban keluarga iya" jawab revan.

'ohh jadi selama ini ka revan punya ade? Omegat pasti adenya cantik' ucap vero dalam hati,

Langit sudah mulai gelap, sementara kedua sejoli tadi baru saja sampai di rumah vero. Jangan Tanya kenapa bisa selama itu, salahkan ibu-ibu yang selalu menyerobot ingin memesan martabak terlebih dahulu

VEZAXATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang