Hari ini aku sebagai sekretaris bertugas untuk print mata pelajaran terbaru, tapi sebelum itu, aku mencari Regi. Karena dia yang mendesain jadwal mata pelajaran untuk kemudian di cetak.
Pagi-pagi sekali, dia sudah datang di kelas, bahkan mendahului aku. Aku segera duduk dan menulis jurnal kelas untuk nanti, sambil menulis dan memeriksa tanda tangan guru, Regi datang mendekati meja ku.
"Stella, nanti Flashdisk ini elu bawa, buat elu print", ucapnya
"Iya, mana?", tanyaku
"Ya nantilah!", ucapnya dengan nada tinggi
"Sekarang aja, kan nanti aku print", aku menggerutu
"Gak, nanti aja kalo istirahat atau pulang sekolah, baru deh elu ambil di gue!", ucapnya santai
"Kenapa engga sekarang aja? Kenapa harus nunggu nanti?", tanyaku kesal
"Nanti, karena jadwalnya belum gue buat desainnya njir", jawabnya jujur sambil meringis
"Ish, dasar lalai, parah sih kamu Gi", ucapku sebal
Regi hanya tersenyum sambil meninggalkan bangkuku
Saat bel istirahat berbunyi, aku menegur ia untuk segera membuat desain agar ia tak banyak alasan terus-menerus. Tetapi dia malah main game dengan santai dan duduk di atas mejaku, sembari menyandarkan tubuhnya di tembok, ia berlagak seolah tak melihatku. Aku jadi marah dan sebal sekali dengan sikapnya itu. Alhasil, aku memukulinya dengan kertas gambar yang telah ku gulung. Beberapa teman sekelas melihatku memukuli regi dan hanya tertawa.
"Stella sama Regi nih lagi KDRT ya?" ucap Adam yang saat itu memperhatikanku dan Regi
"Ih, apaan sih kamu, Dam!?" sahutku kesal sambil merengut
"Hahahaha", Regi tertawa
"Eh, kamu niat ga sih Gi buat ngerjain ini? Kalo ga niat, yaudah gapapa. Ntar aku bisa kok desain sendiri, jangan mentang-mentang desain kamu paling bagus dan di akui sama temen-temen, lalu kamu bisa seenakmu?", aku marah
"Santai dong, La", ucap Regi tersenyum sambil menutup layar hp nya.
"Nih, lihat hp gue, udah hampir selesai tuh desain, marahnya dikurangin dikit bisa ga sih?", ia melanjutkan
"Lain kali mikir, kenapa orang bisa marah?", tanyaku balik dan langsung meninggalkan Regi
Aku benar-benar sebal dengan sikap regi, jadi aku memilih untuk pergi ke kantin dan menyantap terang bulan coklat, dengar-dengar sih coklat bisa memperbaiki suasana hati. Aku melahap banyak sekali makanan, tak lupa aku memesan tea melati, aku paling suka dengan aroma wanginya, selalu segar di tenggorokan, apalagi saat diminum dalam keadaan panas hati ini.
"Hadeh, dicariin kemana-mana ga ada, ternyata di sini, tadi minta cepet, sekarang enak-enakan makan", ucap Si Jerapah menyebalkan itu
Aku masih menyantap makanan ku, sengaja tidak membalasnya.
"Lu tau ga sih? Gue lagi ngomong sama elu, Tela-tela si keras kepala", ucapnya lagi dengan suara dua kali lebih keras hingga ibu kantin menengok mejaku.
"Gi, bisa nggak sih, jangan ngeselin sehari aja, malu tuh dilihat temen-temen", ucapku sambil berdiri
"Lah, ini sebagai gantinya lah, gue kan tadi juga capek desain sendirian, lah elu? malah enak-enakan makan di kantin." ucapnya membenarkan diri
"Terus?", aku menatapnya
"Yaudah, ini flashdisk nya, udah selesai gw desain", Regi menyerahkan flashdisknya
"Oke, Thanks", aku mengambil dari tangannya
"Jangan lupa ya", ucapnya
"Jangan lupa apaan emang?", tanyaku mengernyitkan dahi
"Jangan lupa di print Tela-tela si anak keras kepala!", lalu ia tiba-tiba saja pergi meninggalkanku
"Dasar aneh", ucapku
Setelah itu, kami masuk kelas dan melanjutkan pelajaran. Keadaan dikelas kondusif sekali, semuanya tenang mendengarkan bu Yathi yang mengajar bahasa inggris hari ini, kemudian tidak ada yang berbicara antara satu dengan yang lain karena tiba-tiba bu Yathi memberikan tugas yang harus segera dikumpulkan sebelum bel pulang sekolah berbunyi. Aku dengan cepat mengerjakannya sambil agak tergesa-gesa. Setelah selesai, aku sedikit melirik ke arah Regi, sepertinya dia lebih cepat selesai daripada aku. Yeah, dia mendahuluiku. Memang sih, kemampuannya dalam berbahasa inggris tidak dapat diragukan lagi, ini salah satu kelebihannya karena terlalu hobby bermain game online dihandphone nya.
Tak lama, bel pulang sekolah berbunyi, dan kami segera berdiri untuk menunggu giliran maju didepan kelas dan mengumpulkan kertas jawaban kami. Kebetulan aku sudah mengumpulkan terlebih dahulu karena posisi bangku yang dekat dengan meja guruku. Laki-laki berpostur tinggi itu tiba-tiba menghentikan langkah kakinya tepat disebelah mejaku, ternyata dua teman lain didepannya masih merapikan beberapa kertas yang terjatuh dilantai. Ia menolehkan pandangannya ke arahku dengan tersenyum licik sambil memamerkan kertas jawabannya.
"Apaan coba? Aku udah selesai tau!", ucapku pelan karena takut kedengarkan guru, tapi cukup terdengar di telinga Regi yang saat itu disebelahku
Ia hanya tertawa lebih lebar, memperlihatkan barisan gigi depannya yang rapi itu
"Lah, kok gajelas sih!", aku mengernyitkan dahi
Lalu ia bergegas mengumpulkan jawabannya, dan kembali ke tempat duduknya.
Akhirnya kami pulang. Tapi tiba-tiba aku terbesit melakukan sesuatu untuk membuatnya sebal esok hari. Hehe.
"Tunggu aja besok!", ucapku dalam hati sambil melihatnya keluar dari gerbang sekolah
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambil dan bawa hatiku
RomanceTerkadang cinta sepihak memang terasa menyayat hati, mengoyak rasa dalam dada,yang kian berbekas luka.Namun,entah mengapa?Dalam relung hati terdalam sejujurnya masih tak rela mengikhlaskanmu sepenuhnya.