Sebal!

18 0 0
                                    


Hari ini ada pembagian buku pelajaran tambahan kata salah satu teman kelas sebelah kemarin, entah siapa yang akan membaginya, tapi yang kutahu ketua kelasku masih duduk di bangku nomor dua belakangku. Aku juga masih menyantap makananku dengan lezat, lagian sekarang masih pukul 06.55. 

"La, kata temen kelas sebelah kita, kelasnya udah dibagi buku yang katanya buat tambahan pelajaran tuh. Kelas kita belum ya?", tanya Farrel padaku

"Iya, Rel. Kemarin aku juga denger sih gitu, tapi kelas kita belum dibagi, emang kamu ga dapet panggilan dari guru kita buat ambil buku?", tanyaku kembali

"Gatau La, belum sih. Mungkin nanti ya?", ucapnya sambil mengernyitkan dahinya

"Iya, lagian ngapain si ada tambahan pelajaran segala? kita kan baru kelas delapan, aduhhh!", gerutuku

"Sabar sabar Lala, udah deh dijalanin aja", ucap Farrel

Lalu Farrel kembali ke tempat duduknya dan aku kembali menyantap sarapanku. 


Teng Teng Teng!

Bel masuk kelas telah berbunyi, aku segera membereskan wadah dan bekal sarapanku di meja. Di saat yang bersamaan, dari pintu masuk kelas, seorang laki-laki dengan cepat dan nafas tersenggal-senggal membawa setumpuk buku dan langsung menurunkannya dimeja sebalah kanan tempat dudukku. 

Jangan bertanya laki-laki ini siapa, karena aku benar-benar sebal dengannya. Bagaimana tidak? semenjak usai UTS, dia bahkan tak ada niatan untuk berbicara denganku sama sekali. Sampai detik inipun, kami belum berbicara apapun!

Dia membagi dan memanggil satu-persatu nama temannya dengan beberapa nama asli dan sebagian dengan nama ledekan. Aku bahkan enggan untuk menengoknya, aku sengaja tak peduli dengannya sekalipun ia berdiri disebelahku. Setelah hampir 5 menit membagi buku kepada teman-teman, dia memindahkan delapan buku untuk ia bagi pada barisan bangku ku.

"Nih!" , ucapnya ngegas sambil memberikan buku padaku

"Oke", ucapku singkat sambil meletakkan buku itu diatas mejaku

Lalu dia terdiam sebentar dan melihat bukuku

"Woy, bukunya bagi dulu ke belakang bisa gak si!??", ucapnya kasar untuk kedua kalinya

"Oh, emang kamu nyuruhnya gitu dari awal?", ucapku sambil berdiri dan melihat sepasang matanya

Regi hanya menatapku sambil wajahnya sudah seperti kebakaran

"Udah?", tanyaku

"Nih, buat elu!", ucapnya sambil memberikan aku buku paket yang sudah copot sampulnya

Aku otomatis marah, padahal ditanganya masih ada dua buku yang bagus, kenapa harus aku yang dapet yang jelek? 

"Tukar! ini sampulnya robek, kok kamu nggasih aku yang gini?", ucapku sambil menatapnya kesal

"Lah, udah dibagi, masih aja kebanyakan cingcong!", sahutnya dengan nada tak enak di dengar

"Maksud kamu apa coba, Gi?", tanyaku sambil mengernyitkan dahi

"La, lu kalo dibagi yaudah lah! Kalo mau ya gitu! kalo gamau yaudah! Ribet amat jadi cewek!", sahutnya sambil menatapku.

Aku hanya terdiam sambil menatapnya datar

Di dalam hatiku, aku benar-benar ingin menjambak rambut dan mencubitnya hingga ia kesakitan, agar dia tahu kata-kata yang barusan ia ucapkan itu lebih menyakitkan daripada disakiti fisik!

Aku benar-benar menggerutu di dalam hati selama beberapa menit, menyesal sekali aku duduk didepan seperti ini, bukannya dapat buku yang bagus, eh malah dapet buku yang tak bersampul. Apalagi yang membagi si anak menyebalkan itu! ARGHHH!!!! DASAR MENYEBALKAN SEKALI, REGI!

"Woy, Tela-tela! Lu ga denger? Gw minjem bolpen", ucap laki-laki menyebalkan itu di depanku

"Eh, aku ga ada bolpen, pinjem aja yang lain!", ucapku sinis

"Lah, kok ngegas? Lu marah sama gw?", tanya Regi

" Siapa juga yang marah? Aku nyuruh kamu minjem yang lain karena aku ga punya bolpen dua, ini mau aku pakai sendiri", jelasku sambil sebal dan tak melihat wajahnya

"Lah, elu masih mending bawa bolpen. Lha gw? Gw lupa ga bawa anjir!", ucap Regi dengan ketawa

"Hah? Gi, kamu waras nggak sih? Kamu nih sakit atau gimana?", Tanyaku sambil mengernyitkan dahi, heran sekali dengan ekspresi nya yang sudah seperti orang gila ini, tiba-tiba marah, tiba-tiba tertawa sendiri

"Eh, Stella Si Tela-tela! Asal lu tau ya, gw sehat anjir!", sahutnya sambil ngegas seperti awal tadi

"Yaudah, pergi aja sana, minjem lainnya!", ucapku 

"Yaudah gw pergi, tapi ini bolpen buat gw! Hehe", ucap Regi cepat sambil mengambil bolpen di mejaku

"Gi, kembaliin! Itu mau aku pakek tau ga sih?!", ucapku cepat

Dia langsung tertawa dan lari sambil membawa bolpenku



Happy Reading ya guys

Sorry lama ga update karena author lagi banyak kesibukan nih, udah kelas 12 SMK. Btw, doakan yang terbaik ya buat author. Semoga sering-sering punya waktu luang supaya bisa nyelesaiin ini cerita. Makasih juga buat kalian yang masih setia baca cerita dan tulisanku. Semoga sehat-sehat selalu buat kita semua. Aamiin.




Ambil dan bawa hatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang