Hari itu hari dimana hujan turun ke bumi. Rintiknya cantik, menyembunyikan butiran air mata yang masih saja mengalir di pipiku. Masih saja ku kayuh sepeda roda dua ku yang bewarna Oren, berharap hujan kan menemaniku hingga perasaanku pulih. Sembari menatap jalanan yang sepi sore itu, aku melamun, pandanganku kosong, aku masih tak habis pikir mengapa teman-teman perempuanku tega memusuhi aku dan mendorongku hingga aku terjatuh tadi, hanya karena aku menjawab sebuah pertanyaan yang guru berikan, mereka menganggap aku mencari muka di hadapan guru. Sungguh benar teman, aku tidak pernah bermaksud seperti itu, aku hanya ingin menjawabnya saja, tidak ada maksud lain daripada itu.
Bruakkk!!!(suara sepedaku menabrak entah apa yang berada di depanku).
Seketika itu lamunanku buyar, kakiku terasa sakit sekali ,sepertinya tertindih sepedaku. Sesegera mungkin aku berusaha bangun dan melihat keadaan di depanku. Betapa terkejutnya aku, ternyata aku menabrak seorang laki-laki, dan sepertinya aku mengenal dia. Aku mengernyitkan dahiku sejenak sambil mengingat-ingat namanya, ahh sial, aku tak ingat namanya. "Woy,bantu dong,jangan main liat mulu!" ucapnya yang membuatku kaget dan bergegas membangunkan sepeda yang menimpa tubuhnya. Aku langsung menepikan sepedanya dan mengulurkan tanganku kepadanya untuk membantunya berdiri, tapi dia malah menatapku dan tak membalas uluran tanganku, jadi aku menarik kembali tanganku. Tak sengaja aku dan dia bertatapan, sebentar,beberapa detik saja. Dia memang laki-laki yang tampan, tingginya dua jengkal lebih tinggi daripada aku, kira-kira seratus tujuh puluh sentimeter, dan sepertinya dia anak yang tak suka banyak bicara, dan simpel . Seperti itu kesan pertamaku padanya.
Dia bangun sendiri dan langsung berjalan menghampiri sepedanya,sepertinya dia akan bergegas pergi,aku yang ingin meminta maaf menjadi sangat tergesa-gesa dan terpaksa menghentikan langkahnya dan memanggilnya "Hey,tunggu"ucapku . Dia hanya melirikku tanpa mengucap sepatah kata,tak perlu basa-basi lagi, aku langsung melirik bet namanya dan membacanya ,tertulis "REGI RAMADHAN",hmm ternyata namanya Regi. "Regi, maaf aku tadi nggak sengaja nabrak kamu" ucapku sambil memelas agar dia mau memaafkanku. Tapi dia hanya menghela nafas dan menjawab "Oke ,gapapa". Kemudian bergegas mengayuh sepedanya dan meninggalkanku. Dan sekarang aku baru ingat, dia Regi teman baruku di kelas delapan unggulan ini(sebelumnya dia anak kelas tujuh B yang sekarang masuk kelas unggulan karena adanya test yang di adakan sekolahku tiap tahunnya), dia laki-laki yang banyak di idolakan oleh teman-teman sekolahku semenjak awal masuk di bangku Sekolah Menengah Pertama ini. Selain memiliki wajah yang tampan, berpostur tubuh tinggi, dan pandai, sikapnya yang cool terhadap semua perempuan itu menambah kesan penasaran terhadap semua orang yang baru pertama kali mengenalnya, sepertinya tak terkecuali juga dengan diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambil dan bawa hatiku
Roman d'amourTerkadang cinta sepihak memang terasa menyayat hati, mengoyak rasa dalam dada,yang kian berbekas luka.Namun,entah mengapa?Dalam relung hati terdalam sejujurnya masih tak rela mengikhlaskanmu sepenuhnya.