Hari-hari UTS sudah ku lalui. Semuanya berjalan dengan lancar, tapi tidak dengan perasaanku. Selama satu minggu UTS kemarin, Regi sama sekali tidak berkomunikasi denganku, padahal dia satu ruangan denganku. Dia tak mempedulikanku, bahkan saat berpapasan pun dia tak menyapa ku.
Seorang perempuan cantik dan pandai itu, sepertinya telah berhasil mengembangkan senyum di wajah Regi selama UTS. Aku masih ingat benar, hari itu hari Kamis, kami memakai seragam batik warna ungu dan bawahan putih. Ia datang sambil memegang tas bahunya, lalu duduk di bangku nya sendiri, membuka beberapa buku materi UTS saat itu. Lalu Meisya datang sambil tersenyum padanya.
"Regiiiii", ucap Meisya sambil melangkah mendekat
"Ehh, ngagetin aja!" , ucap Regi sambil tersenyum dan merasa tidak terganggu sama sekali dengan kehadiran Meisya
"Gi... belajar bareng yuk, kamu bisa ini enggak?", (duduk di sebelah Regi)
"Mana gw bisa? Gw cuma baca-baca materi, gatau masuk apa engga di otak gw", Jawab Regi sambil tertawa manis sekali.
Kemudian, mereka belajar berdua. Aku hanya berusaha untuk tetap fokus belajar di pojok belakang sambil sesekali curi pandang untuk melihat mereka berdua. Entah mengapa, rasanya ada sesak di dalam dada, keringatku bercucuran, panas rasanya. Apakah ini yang dinamakan cemburu?
Laki-laki itu berhasil membuat hatiku hancur saat itu, lengkap sudah pedihku, belajar tanpa penyemangat, lalu sekarang harus belajar di pojok sendirian, di tambah lagi mendapatkan tontonan gratis yang sangat cantik.
Hari-hari sesudah UTS harus ku lalui dengan sebaik mungkin, meskipun hati sudah terlanjur patah, aku masih berharap Regi tak benar-benar jatuh hati pada Meisya. Iyakah aku gila?
Sesungguhnya aku perempuan yang paling membutuhkan kamu, Regi. Meskipun kamu sering menyakiti hatiku, perasaanku, dan ucapanmu selalu membuat apa yang ku usahakan hancur begitu saja. Tapi entah mengapa, aku benar-benar berharap padamu. Tidak ingin menyerah untuk tetap mengejarmu meskipun tak pernah kamu anggap. Kamu tetaplah menjadi pribadi yang ku anggap paling mengerti aku, yang ku yakini dapat menjagaku, dan menjaga hatiku.
Mengenai perasaan cemburu itu, memang benar adanya. Sebab, seusai ku melihat mu dengannya. Hatiku benar-benar hancur, tubuhku lemah sekali, bahkan sepasang kaki ku enggan tuk melangkah. Dengan berat, aku menuju tempat tidurku. Mengambil bantal dan menutupi wajahku. Air mataku sudah tidak dapat ku bendung, sebab cemburu telah menggerogoti hati dan pikiranku. Di sisi lain, aku ingin kamu bersamaku.
"Katakan padaku, kamu tidak benar-benar mencintainya kan?", tanyaku dalam hati sambil menangis tersedu-sedu.
"Gi, seandainya kamu tau, aku nggak bisa lihat kamu deket-deket sama cewek lain!", kesalku
"Giiiiiii", ucapku terus menerus
Lalu aku tertidur bersama air mata yang perlahan mengering di pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambil dan bawa hatiku
Roman d'amourTerkadang cinta sepihak memang terasa menyayat hati, mengoyak rasa dalam dada,yang kian berbekas luka.Namun,entah mengapa?Dalam relung hati terdalam sejujurnya masih tak rela mengikhlaskanmu sepenuhnya.