Kamis,21 Juli 2016
"Teng,teng,teng" bel masuk kelas telah berbunyi,pertanda bahwa semua harus segera masuk ke kelas masing-masing untuk memulai pelajaran hari ini.Sedangkan,aku masih berdiri tegak,tepat di depan pintu kelasku,memandangi beberapa teman lain kelas yang berlarian untuk segera masuk menuju ke kelasnya.Ada pula yang berlari hingga nafasnya tersenggal-senggal namun masih saja tak menghentikan obrolannya dengan kawan yang berada di sampingnya.Beberapa lagi di antaranya malah masih ada yang dengan santainya melangkahkan kakinya tanpa beban,tak ada raut kecemasan sediktpun yang tampak pada raut wajahnya,ahh mungkin mereka sudah terbiasa menjalani hidup dengan santai,lebih tepatnya tidak tepat waktu.
Angin pagi mulai bertiup perlahan,beberapa daun kering jatuh dari rantingnya,yang kemudian jatuh di sapu angin lagi.Dari kejauhan nampak guru-guru sedang bersiap menuju ke kelas,akupun memutuskan untuk masuk ke dalam dan duduk di kursiku.
"Stella,kamu habis dari mana?" tanya Wuri teman sebangkuku
"Oh,engga dari mana-mana kok,tadi di depan pintu kelas,sambil liat aktivitas pagi lainnya,sekalian nunggu guru masuk kesini,hehe" sambil aku senyum terkekeh
"Oh gitu,aku kira kamu kemana" sahut Wuri sambil memandangku dan menyipitkan kedua matanya
"Ya enggaklah,aku tuh nungguin gurunya masuk kelas" sambil aku mencubit kedua pipi chubi nya dengan cepat karena dia terlihat menggemaskan.
"Ah,jangan gitu dong La,kan sakit" ucap Wuri sambil mengelus-elus kedua pipinya yang sebesar bakpou itu.
"Iya-iya,maaf" ucapku sambil meringgis tersenyum melihatnya seperti itu.
Tiba-tiba suasana kelas menjadi hening,aku mencoba untuk menenggok kearah pintu kelas.Tepat satu langkah dari pintu masuk kelas sudah ada seorang sosok wanita yang memiliki tinggi kurang lebih seratus enam puluh sentimeter sedang berdiri tegak sambil membawa setumpuk buku di tangan kanannya dan sebuah kotak pensil di tangan kirinya,lengkap dengan kacamata hitam yang di pakainya.Sekilas,jika di lihat dari cara berpakaian dan barang-barang yang di bawanya sepertinya perempuan muda itu adalah seorang guru,untuk lebih tepatnya guru baruku di kelas delapan ini.
"Hai anak-anak" sapa guru itu sambil melengkungkan bibirnya keatas yang bewarna pink itu.
"Hai juga,bu...." Teman-teman juga membalas senyuman dari guru baru ini
"Ada yang sudah mengenal saya mungkin?" sambil tersenyum manis dan memperlihatkan susunan giginya yang rapi itu.
"Belum,bu",celetuk Wuri
"Gatau",ucap Regi
"Wah belum ada yang tahu ya? Perkenalkan saya guru baru kalian di kelas unggulan ini.Nama saya bu Lucia Anggraini,biasa di panggil bu Lucia atau bu Aini juga boleh.Nah,saya akan menjadi guru kalian selama satu tahun ke depan.semoga senang dengan cara mengajar saya" sambil tersenyum dan berjalan menuju meja guru yang berada di sebalah kanan papan tulis.
"How are you?",sapa guru itu kepada kami sambil meletakan tumpukan buku yang dibawanya di atas meja bewarna coklat dengan kain motif batik itu.
"I am fine,teacher" semua siswa spontan menjawabnya
"Okey,Do you like English Lesson?",tanya bu Lucia kepada semua yang ada di kelas
Semua membisu dalam beberapa detik,bahkan beberapa siswa hanya saling memandang dengan raut wajah kebinggungan.Aku ingin menjawab,tapi tak ingin memecah kesunyian,aku masih ingin membiarkan beberapa detik keheninggan menyelimuti kelasku ini.
"Yes,I like English lesson" ucap seorang laki-laki di belakangku yang tiba-tiba memecah kesunyian kelas
Seketika semua pasang mata tertuju padanya,Regi.Seorang gamers sejati,yang tentunya sangatlah fasih dalam berbahasa inggris karena kebiasaanya bermain game online itu.Beberapa teman terlihat heran dengan kemampuan Regi,maklum saja lah ,meskipun kelasku unggulan,teman-temanku bukanlah tipe murid pecinta bahasa inggris seperti Regi.Bu Lucia hanya tersenyum kecil,sepertinya ia menyadari kemampuan Regi yang fasih dalam berbahasa inggris.Hmm,kesan pertama yang bagus lah,dia anak yang pandai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambil dan bawa hatiku
Roman d'amourTerkadang cinta sepihak memang terasa menyayat hati, mengoyak rasa dalam dada,yang kian berbekas luka.Namun,entah mengapa?Dalam relung hati terdalam sejujurnya masih tak rela mengikhlaskanmu sepenuhnya.