Rabu, 8 September 2016
Hari ini aku berangkat ke sekolah dengan penuh semangat, seperti biasanya. Akan tetapi ada yang berubah dengan penampilanku hari ini, Apa?
Sepatu? Tidak
Tas baru? Tidak
Sepeda baru? Juga tidak
Lalu apa?
Rambutku? Iyap, benar sekali.
Pagi ini aku sengaja merubah gaya rambutku agak sedikit berbeda. Rambutku ku ikat menjadi dua, meskipun agak terkesan Childish, tapi tak masalah, hari ini aku memang sengaja ingin mengganti gaya kunciran pada rambutku. Semoga saja Regi menyukainya ya? Yeah, ku harap sih seperti itu.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menitan, akhirnya aku sampai juga di sekolah. Hmm, betapa leganya aku ketika sudah berada di depan pintu kelas, aku berharap semoga Laki-laki berhidung mancung itu sudah sampai terlebih dahulu di banding aku. Dengan tarikan nafas pelan dan senyuman, aku menghembuskannya lalu bergegas masuk ke dalam kelas. Sepasang bola mataku sedang mencari-cari laki-laki itu, tapi dimana dia? Ah, Sial! Dia sepertinya belum datang. Di dalam kelas hanya ada Ratna, Wuri, Ferrel dan Adam. Oh iya, perkenalkan perempuan bernama lengkap Mey Ratnasari ini lebih akrab di sapa Ratna, bendahara satu di kelasku, anaknnya cukup pendiam, eh bukan pendiam sih, kalau saja sudah mengenal pastinya juga ga pendiam pendiam banget, hehe. Aku memilih duduk di bangku sebelah Ratna terlebih dahulu, sambil menunggu kedatangan Regi.
"Ratna, pagi", sapaku sambil duduk dibangku sebelah Ratna
"Eh, Stella...Pagi juga", sambil ia menoleh padaku dan tersenyum
"Ngapain?" tanyaku sambil memperhatikan tangannya yang menggoreskan tinta warna-warni di kertas putih itu,
"Hehehe, nggak ngapa-ngapain kok", sambil ia menutup buku miliknya
"Hayooo, apaan itu? Liatin Rat, nulis apa sih?", sambil aku tersenyum dan mendekatkan tubuhku kepadanya.
"Nggak apa-apa, nulis aja, iseng",sambil ia tersipu malu dan tersenyum menggemaskan.
"Oh, aku tahu nih, kamu nulis Diary ya?" tebakku sambil melirik ke arahnya
"Enggak- enggak, ah Lala nebak- nebak mulu ah", tepisnya
"Lah, terus nulis apa? Liatin dong, masa gitu aja gaboleh?" aku memaksanya untuk memperlihatkan tulisannya padaku
"Engga dong, ini kan privasi", sambil ia memasukkan bukunya ke dalam tas mungilnya yang bewarna Coklat itu.
"Ahh, iya deh, maaf kalo gitu", sambil aku meringis
"Iya, gapapa kok", Ratna tersenyum simpul.
Tok! Tok! (Suara pintu kelas yang di ketuk)
Lelaki berseragam Batik warna biru tua mulai melangkahkan kakinya dan berjalan melewati pintu kelas dengan wajah coolnya itu. Dia langsung meletakan tasnya pada bangkunya dan memakai topi sekolah. Hmm, aneh sekali Regi pagi ini, baru datang ke kelas, kok malah pakai topi? Aku masih memperhatikannya, kemudian ia melipat kedua tangannya di atas meja dan menundukkan kepalanya.
What? Sedang apa dia? Berdoa kah?, tanyaku dalam hati
Sambil mengernyitkan dahiku, aku masih memperhatikan Regi. Kok lama? Kok ga gerak ya? Atau jangan-jangan dia tidur? Hmmmm, kesel deh kalo emang dia tidur. Aku yang semakin penasaran akhirnya memilih untuk kembali duduk di bangkuku.
"Gi", panggilku pelan
Tapi ia masih tidak merespon, tubuhnya juga diam saja, jadi aku mencoba untuk memanggilnya sekali lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambil dan bawa hatiku
RomanceTerkadang cinta sepihak memang terasa menyayat hati, mengoyak rasa dalam dada,yang kian berbekas luka.Namun,entah mengapa?Dalam relung hati terdalam sejujurnya masih tak rela mengikhlaskanmu sepenuhnya.