Playlist:
Falling - Harry Styles______________
Setelah menghabiskan makanan, kedua remaja itu akhirnya meninggalkan restoran. Kaira rasa perbincangannya dengan Aeros tadi cukup membuat nyaman. Namun, ia masih penasaran alasan kenapa Aeros baru mendekatinya sekarang.
Saat ini mereka sedang berada di jalan pulang menuju rumah Kaira. Mata Aeros melirik ke arah spion. Ia melihat Kaira yang wajahnya masih merah. "By, muka lo masih merah."
Kaira memajukan kepalanya ke bahu Aeros. "Kenapa?" tanya Kaira sedikit teriak. Suara lelaki itu terpendam karena menggunakan helm.
"Muka lo masih merah. Are you sure that you okay?" Aeros membalas dengan suara kencang.
Senyum manis tersungging di bibir Kaira. Sayang sekali Aeros tidak dapat menikmatinya.
Kedua lengan Kaira memegang bahu Aeros. "Eros, I'm totally fine. Ini karena kepanasan doang, kok."
"Fuck!" umpat Aeros, "Jangan gitu, Aby. Lo buat gue gak bisa fokus nyetir."
Apakah Kaira tidak tahu bahwa semua tindakan yang ia lakukan sangat berdampak pada Aeros?
Ini kali pertama Aeros merasakan jatuh sedalam-dalamnya. Ia berjanji tidak akan mengecewakan Kaira.
"Ups! Okey okey," ucap Kaira geli. Ia langsung memposisikan badannya seperti semula dengan tangan memegang tas Aeros.
Tak terasa, kini motor Aeros telah sampai di depan gerbang berwarna hitam. Rumah Kaira. Rumah itu tampak sepi dari luar.
Kaira turun dari motor besar Aeros. Ia melepaskan helm kemudian memberikannya kepada sang pemilik. "Helm nya. Makasih ya untuk hari ini."
Aeros masih duduk manis di atas motor. "Anything for you," ujarnya sembari sibuk merapihkan rambut Kaira yang sedikit berantakan.
Setelah itu, ia mengambil helm Kaira. Ya, benar. Aeros membeli helm itu untuk Kaira. Sengaja untuk siap sedia jika mereka pergi bersama lagi nanti.
"Kalo gitu gue masuk dulu. Sekali lagi makasih, ya. Hati-hati pulangnya." Belum sempat melangkahkan kaki, pergelangan tangan Kaira ditahan Aeros.
Aeros menyodorkan ponselnya. "Bagi nomor lo."
Kaira bingung namun tetap mengetik deretan angka pada ponsel Aeros. Jujur ia heran dengan lelaki di hadapannya ini. Untuk alerginya saja Aeros tahu, masa nomor ponselnya saja ia tidak tahu?
"Ini. Udah, kan?" tanya Kaira yang dibalas anggukan kecil. "Gue masuk. Hati-hati!"
Aeros mengusap pelan pipi Kaira yang masih agak merah itu. "Bye, Aby," pamitnya. Motor Aeros melaju menjauhi gerbang rumah Kaira.
Mata Kaira mengikuti motor yang kian lama menjauh. Setelah dirasa sudah benar-benar tak terlihat, ia memasuki rumah yang tampak sepi itu.
—
Kaira sedang terlentang di atas kasur. Baju seragamnya sudah diganti dengan kaos rumahan yang nyaman.
Mata cantik berwarna coklat itu menjelajah ke langit-langit kamar. Pikirannya berkelana pada banyak hal.
Tok! Tok!
Kaira sedikit telonjak. Pintu kamarnya di ketuk. Segera saja ia bangun untuk membuka. Ternyata Keyna, adiknya.
"Kenapa?" Kaira bertanya datar.
Keyna menyenderkan badannya di daun pintu. "Gue liat lo pulang bareng Kak Aeros tadi. Kok bisa?"
Menghela napas gusar. "Iya, gak sengaja ketemu," jawab Kaira seadanya.
Kaira lupa ia memiliki adik yang selalu ikut campur dengan urusannya. Bagaimana nanti kalau Keyna tahu apa yang sebenarnya terjadi?
"Lo deket sama dia?" Keyna bertanya dengan nada tak sabaran.
Kaira berdecak sebal. Matanya melirik Keyna kesal. "Enggak! Udah sana, gue mau belajar buat olim."
Keyna menegakkan tubuh. "Ck! Gak mungkin juga sih kalo Kak Aeros deket sama lo," gumamnya. "Semangat belajarnya, Kak. Semoga menang, deh," lanjut Keyna menyebalkan.
Setelah itu, Keyna berjalan meninggalkan kamar Kaira menuju lantai bawah. Sepertinya gadis itu akan pergi keluar dilihat dari pakaian rapihnya.
Jelas Kaira tahu maksud terselubung dari ucapan adiknya tadi. Semangat katanya? Kalau tidak ada Keyna, pasti Kaira tidak perlu semati-matian ini.
Adiknya, Keyna. Jika dibandingkan, Kaira lebih cantik daripada Keyna. Hanya saja kepribadian Keyna yang ramah membuat gadis itu dikenal dan didekati banyak orang.
Perawakan mereka berdua hampir sama. Tubuh yang bisa dibilang cukup tinggi. Badan pas. Rambut panjang agak kecoklatan. Yang membedakan hanya di struktur wajah dan kulit mereka.
Wajah Kaira tegas, sedangkan Keyna lebih ke imut. Lalu kulit Kaira putih bersih yang kadang terlihat warna merah samar, sedangkan Keyna putih pucat.
Kaira menutup pintu kamarnya pelan. Cukup lelah menghadapi Keyna.
Kemudian ia duduk di bangku meja belajar dan mulai berkutat pada latihan soal olimpiade Matematika. Perlombaan itu dilangsungkan lima hari lagi. Kaira tidak boleh buang-buang waktu.
Ting!
Bunyi notifikasi dari ponsel Kaira memecah fokus. Ternyata ia sudah cukup banyak mengerjakan latihan soal. Mungkin sudah saatnya istirahat sebentar.
Kaira mengambil ponselnya yang terletak di nakas. Dahinya mengernyit saat membaca pesan.
Aby
Hey
Kenapa gak jawab?Oh ketahuan sekali siapa pengirimnya. Kaira mengetik balasan.
Kaira
Knp?Aeros
Muka lo gimana?Kaira
Udh gapapaAeros
Are you sure?
Tell me if you need something, okey?Kaira
OkeAeros
Besok berangkat bareng
Gue jemputKaira
Jgn gila!Aeros
Ketikannya, AbyKaira
Gue gamau ya berangkat bareng sama lo!
Nanti jadi omongan
Aeros
Aeros
EROS
sialaann!Pesan dari Kaira diabaikan begitu saja oleh Aeros. Kaira menggeram pelan. Bibirnya mengatup menahan emosi. Aeros benar benar menguras kesabaran.
Ia tidak berbohong saat berpikir untuk membiarkan semua berjalan semestinya. Kaira juga merasa ini semua terlalu cepat dan tiba-tiba.
Tapi secara bersamaan, Aeros menciptakan hal baru yang tidak pernah Kaira rasakan. Bibir Kaira menampilkan senyum yang tidak ia sadari.
___
Hai semuaa!
AKUU UPDATEE EHEHEHEHE
Maaf bangett beberapa hari ini aku ga updatee soalnya bener bener lagi sibukkMeskipun part ini terbilang pendek, aku janji part part berikutnya panjang karena bisa dibilang udah mau mulai ke inti hihi
Semogaa kalian sukaa yaaJangan lupaa vote dan komennyaa!
Aku bener bener berterima kasih dan menghargai vote dan komen kalian
Kalau ada salah penulisan langsung komen aja yaaaThank youu!
Hope you guys enjoyy! See youu🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
AEROS
Teen FictionAeros Deen Gentala. Bebas dan dominan. Aeros itu pribadi yang suka kebebasan. Ia juga dominan. Semua yang ia kehendaki pasti didapat. Laki-laki cuek dan misterius itu dianugerahi wajah tampan. Ia juga terkenal pintar dan berbakat. Lebih lagi terlahi...