Playlist:
Always I'll Care - Jeremy Zucker______________
Terik. Langit siang ini begitu terik. Jam baru menunjukkan pukul 12 siang namun murid-murid sudah dibubarkan. Hari ini memang diadakan rapat guru.
Kaira yang sedang menghindari Aeros itu mengekori Ghina sedari tadi. Saat ini mereka berdua sedang berada di toilet perempuan. Ghina yang tidak tahu apa-apa kesal. "Ngapain sih lo?!"
Kaira meringis. "Gue pulang bareng lo, ya?"
Ghina menatap datar Kaira. "Lo ngikutin gue daritadi cuman mau ngomong itu doang, Ra? Seriously?!" Ghina memasuki bilik toilet. "Jangan ikut!"
Dengkusan kesal terdengar dari bibir Kaira. "Iya." Kaira menarik napas. "Tapi gue boleh pulang bareng, kan?"
"IYA, RA! YA AMPUN! LO KAYAK SAMA SIAPA AJA!" teriak Ghina dari dalam bilik. Mungkin gadis itu sudah sangat kesal.
Tersenyum lega. Akhirnya Kaira tidak perlu pulang bareng Aeros, lagi.
Kaira menyenderkan punggung pada tembok. Jemarinya sibuk bergerak pada layar ponsel.
"Gue jadi mau es krim," gumamnya ketika melihat iklan di beranda Instagram.
Pintu bilik terbuka. Ghina keluar dengan wajah lebih segar. "Ayo! Gue hari ini bawa mobil," ajak Ghina dengan tangan merangkul Kaira.
Mereka berjalan menuju parkiran sekolah. Keringat sedikit bercucur pada pelepis Kaira. Mudah berkeringat, itulah Kaira.
Sebuah tangan kekar menahan pintu mobil Ghina saat Kaira ingin membukanya.
Mata Kaira memicing. "Awas!" perintah Kaira dengan tangan mengusir.
Bukannya pergi, Aeros malah sengaja menutupi pintu mobil dengan badannya. "Lo lupa tadi gue bilang apa, Aby?" Kedua tangan Aeros berada di saku celana.
Kaira melipat tangannya di depan dada. Terlihat menantang. "Apa, ya?"
Aeros tersenyum miring. Ia mengeluarkan sapu tangan dari bagian depan tasnya. Tubuh Kaira ditarik mendekat oleh Aeros. "Lo keringetan." Tangan Aeros mengelap keringat yang ada pada pelepis Kaira.
Ghina yang tidak mengerti situasi ini hanya bisa menganga dalam mobil. Aeros sedang di sini. Berbicara bahkan mengelap keringat sahabatnya. Apa-apaan ini?!
Mengambil langkah, Ghina yang tadinya sudah masuk mobil itu keluar. Sahabat Kaira berdeham pelan. "E-eh...Ini kenapa?"
Aeros memutar tubuhnya. Mata tajam itu menatap Ghina. "Temen lo pulang bareng gue." Ghina kembali menganga.
Kaira memberi peringatan pada Ghina untuk menolaknya. Namun sepertinya Ghina memang sedikit lemot plus bodoh. "Oh iya silahkan," ucap Ghina dengan tampang polos.
Bodoh! Kaira merutuk dalam hati. "Ghina, apa-apaan lo? Tadi katanya gue pulang bareng."
Mata Ghina mengerjap. "Eh apaan, udah lo bareng Aeros aja."
Ghina kembali memasuki mobil. Ia membuka kaca mobil dengan santai. "Bye, Kaira!" Ghina tersenyum menggoda. Mobil Ghina melaju begitu saja.
"Shit!" umpat Kaira yang dibalas sentilan pelan di dahi oleh Aeros.
"Gue udah bilang kan gue gak suka," Aeros menggandeng Kaira lembut. "Pulang bareng."
Tak bisa menolak, akhirnya Kaira mengikuti langkah kaki besar itu. Aeros berhenti di samping motor besar berwarna hitam. Mengulurkan helm pada Kaira. "Lo bawa helm dua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AEROS
Ficção AdolescenteAeros Deen Gentala. Bebas dan dominan. Aeros itu pribadi yang suka kebebasan. Ia juga dominan. Semua yang ia kehendaki pasti didapat. Laki-laki cuek dan misterius itu dianugerahi wajah tampan. Ia juga terkenal pintar dan berbakat. Lebih lagi terlahi...