7. She Looks Hot

710 46 8
                                    


Playlist:
Drunk - Keshi

______________

Begitu Kaira sampai kelas, ia langsung duduk pada bangkunya tanpa perlu berlama-lama. Ghina yang sedang memakan roti sebagai sarapan itu terkisap saat merasakan seseorang duduk di sampingnya.

"Lah, udah dateng lo," heran Ghina dengan mulut sibuk mengunyah.

Kaira yang mendengar itu melemaskan bahu. "Iya, males banget gue diomongin." Matanya terlihat sayu.

"Kenapa emang?" Alis gadis yang notabe nya sahabat Kaira terlihat hampir menyatu.

"Gue berangkat bareng Aeros."

"HAH?!?! LO BERANGKAT BARENG SIAPA?!"

Tangan Kaira dengan sigap membekap Ghina gelagapan. "Gak usah teriak anjir!"

Ghina memukul-mukul tangan Kaira yang membekapnya, pertanda minta dilepas. Karena Kaira baik, jadi ia lepas.

"Sialan! Gak bisa napas gue."

"Ya lagian lo teriak!"

"YA LO BERANGKAT BARENG AEROS, ANJIR!"

Teman kelas yang sudah berada di kelas serentak menatap ke arah mereka berdua—ah tepatnya Kaira, dengan berbagai pandangan.

Shit! Ghina tolol!

Kaira mengumpat, tentu saja dalam hati.

Ghina yang menyadari kesalahannya pun berdiri. "Eh bukan apa-apa kok, guys. Tadi gue cuma asal ngomong aja. Peace!" Jari telunjuk serta tengah diangkat. Teman-teman mereka akhirnya mengalihkan pandangan.

Tangan Ghina memegang kedua lengan Kaira. Menghadapkan gadis jutek itu ke arahnya. "Gimana bisa, Ra? Gue pikir kemarin kalian ada urusan sebentar doang."

"Ya..Gitu deh," jawab Kaira terdengar malas.

Bola mata Ghina memutar jengah. "Gitu deh, ndasmu!"

Ghina merengek seraya mengayunkan lengan Kaira tidak sabaran. "Jelasin aja kali, Ra. Gue juga gak akan bocor. Temen gue cuma lo soalnya hehehehe." Gadis itu terkekeh kecil.

Kaira mencebik kesal, tetapi ia juga berpikir kalau perkataan Ghina ada benarnya. "Aeros tadi malem chat gue. Dia ngajak berangkat bareng. Karena gue gak mau nolak rejeki, jadi ya bareng aja," jelasnya.

Padahal nyatanya, Kaira sempat menolak Aeros untuk berangkat bersama.

Tentu saja Ghina membelalak. Ini Aeros, loh. Lelaki bebas yang misterius itu jarang sekali terlihat interaksinya dengan perempuan. Bisa dibilang, hidupnya sangat privasi meskipun banyak berita mengenai dirinya yang simpang siur.

Ghina berdeham gugup sebelum membuka suara. "Oke. Jadi, dia deketin lo?"

"Apasih, Na? Gak jelas." Kaira menjawab pelan. Tetapi Ghina tahu kalau sahabatnya itu tengah salah tingkah.

Bagaimana Ghina bisa tahu? Berteman dengan Kaira dari TK membuat Ghina hapal kebiasaannya. Ibu jari Kaira dan jari telunjuknya dari tadi tidak bisa diam, saling menggesekkan kuku. Kebiasan Kaira jika sedang salah tingkah maupun gugup.

"Alah, gak jelas-gak jelas juga lo blushing," goda Ghina.

"Kampret!"

"Eits! Anak cantik gak boleh kasar." Ghina menggoyangkan telunjuknya kanan kiri. "Eh tapi serius, Ra. Kayaknya Aeros emang deketin lo."

Kaira menghendikkan bahu. "Iya kali." Ia meyiapkan buku-buku untuk jam pertama nanti.

"Yee.. Lo dikasih tau juga," hardik Ghina. Ngomong sama Kaira itu perlu kesabaran yang luar biasa. Percaya, deh.

AEROSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang