Hai hai!!!
Di parti ini aku cuma mau ingetin kalau bacanya pelan-pelan ya
Karena aku masukin beberapa clue yang bisa kalian tebak
Enjoy hehe!______________
Playlist:
Don't Let Me Down - The Chainsmokers______________
Kaira dan Ghina berjalan beriringan menuju kantin. Peluh masih menghiasi wajah mereka walau samar. Pelajaran olahraga telah selesai beberapa menit lalu.
Dua sejoli itu menempati meja yang berada di tengah mumpung kantin masih sepi. Istirahat memang sepuluh menit lagi.
Kaira duduk dengan tangan mengipasi wajah merahnya. "Lo yang pesen dong, Na. Besok gantian gue."
"Santai. Lo mau apa, nih?" tanya Ghina yang setia berdiri.
"Gue nasi goreng aja, telurnya ceplok. Pedes ya jangan lupa," jawab Kaira sembari memberikan uang kepada Ghina.
Ghina menghormat. "Siap! Laksanakan!" Gadis itu berlalu menuju kios.
Kaira menopang dagu. Jemari yang satunya bergerak mengelus leher. Terasa masih begitu nyata. Saat bagaimana bibir merah lelaki itu mengecup hangat.
"Sialan. Kaira, lo mikir apasih?" gerutu Kaira pelan setelah menyadari isi otaknya.
Bisa-bisanya dia memikirkan hal yang tidak jelas. Ini kali pertama Kaira merasakan euphoria baru pada hidupnya.
Dari kecil, kehidupan Kaira terkesan datar. Keseharian Kaira hanya belajar, makan, tidur, mandi dan hal lumrah lainnya. Jelas ia shock saat mengatasi keluarnya zona nyaman.
"Ini dia pesanannya, Tuan Putri." Ghina datang dengan membawa nampan. Di atasnya ada berbagai makanan.
Alis Kaira terangkat. "Banyak banget lo beli. Tumben."
"Laper gue. Tadi pagi makan roti doang. Mana abis olahraga," jelas Ghina seraya duduk depan Kaira.
Kaira menangguk paham. Ghina itu pecinta makanan. Ia bisa memakan segala jenis makanan yang menurutnya enak. Herannya, Ghina tidak gemuk-gemuk. Makan banyak tetapi tidak gampang gemuk. Nikmat mana lagi yang engkau dustakan?
Kring!
Saatnya jam istirahat pertama dimulai.Bel istirahat pun berdering. Murid-murid yang kelaparan berlari beringas ke kantin. Ada yang langsung memesan makanan. Ada pula yang sibuk mencari meja.
Mata Kaira tertuju pada sosok yang baru melangkah masuk. Tubuh menjulang tinggi dan mata tajamnya terlihat mencolok. Tangan kanannya menenteng dasi yang seharusnya melekat di leher.
Lelaki yang beberapa hari ini telah masuk ke dalam kehidupannya secara perlahan. Untungnya, Aeros bersikap biasa saja padanya di depan orang banyak. Beda sekali ketika hanya berdua.
Kaira janji, Aeros cukup mengetahui apa yang memang seharusnya ia ketahui. Semua hal dalam hidup Kaira, tidak perlu Aeros ketahui, kan?
Tatapannya terbalas. Segera ia alihkan pada Ghina yang sibuk dengan ketopraknya. "Dikit lagi gue olimpiade. Dateng, dong."
Kepala Ghina terus menunduk, menyantap nikmat. Hanya mata gadis itu yang melirik ke atas. "Pasti. Kali ini dimana?"
"Di SMAN 71."
"Sip!"
Nasi goreng pedas milik Kaira sudah habis. Dia tipe orang yang tidak menghabiskan waktu lama hanya untuk makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AEROS
Teen FictionAeros Deen Gentala. Bebas dan dominan. Aeros itu pribadi yang suka kebebasan. Ia juga dominan. Semua yang ia kehendaki pasti didapat. Laki-laki cuek dan misterius itu dianugerahi wajah tampan. Ia juga terkenal pintar dan berbakat. Lebih lagi terlahi...