Setelah berganti pakaian, yena pun kembali duduk dimeja makannya dengan tenang. kini didepannya tersaji steak dengan beberapa potongan sayuran dan kentang.
yena menghirup aroma steak itu sambil memejamkan matanya. yena merasa ada yang salah dengan steak itu, harum dari steak itu tidak seperti biasanya. dahi yena berkerut. senyumnya luntur berganti wajah bingung disana.
yena langsung memotong steak itu dengan kasar, dan memasukan potongan kecil itu kedalam mulutnya. 2 detik berikutnya, yena menahan napasnya sejanak lalu meludahkan steak itu ke piringnya.
mata yena menatap tajam maid yang mengantar makanannya.
"GUE NGGAK MAU MAKAN KALAU BUKAN CHEF FELIX YANG MASAK!!" teriak yena pada si maid.
badan maid itu langsung bergetar ketakutan. dia tidak berani melakukan apapun selain menunduk.
yena yang kesal langsung melempar piring steak itu ke arah maid itu.
"kan gue udah pernah bilang! jangan kasih gue makanan yang bukan masakan chef felix! budek apa tolol?!" teriak yena menggebu-nggebu.
maid itu hanya diam sambil menangis.
"gara-gara elo! gue jadi ngga selera makan! dasar tolol!" ucap yena pedas.
yena mengangkat sebuah hiasan meja yang terdapat lilin diatasnya. yena mengambil ancang-ancang untuk memukulkan hiasan itu pada sang maid.
"yena..." panggil sebuah suara tenang dari arah pintu.
disana ada lino yang juga sudah berganti baju. pemuda itu kembali diam saat matanya bertemu tatap dengan yena. lino langsung berjalan mendekat kearah yena dengan tenang. lalu merebut hiasan meja itu dari yena.
"jangan dipukul" ujar lino pelan sambil merapikan anak rambut yena yang berantakan lagi akibat marah-marah.
air mata yena berlinang. bibirnya bergetar menandakan tangisnya akan pecah.
"huwaaaaa!! linoooo!! aku kesel, aku mau makan!" dan tangis manja yena langsung pecah didepan lino.
"aku mau kasih pelajaran ke dia lino, biar dia nggak ngelakuin kesalahan lagi" ucap yena disela tangisnya.
maid itu juga menangis pelan karna kesakitan akibat lemparan piring yena. tapi dia tidak berani beranjak dari tempat itu jika yena tidak menyuruh.
lino menoleh ke arah si maid yang berusaha menahan tangisnya. lalu kembali melihat yena yang mengeluarkan seluruh emosinya untuk menangis.
yena memang seperti itu, dia akan selalu menangis setiap ada masalah jika didekatnya ada lino.
"nggak papa kan?" tanya yena pelan sambil sesegukan.
lino memgangguk pada yena. lalu mengelap air mata yena yang membasahi pipi si pemilik.
senyum yena kembali terbit ."makasih linoo!!" ucap yena sambil memasang wajah imut kearah lino.
lalu pandangannya beralih ke arah si maid. yena menyunggingkan smirk jahatnya pada wajah sembab miliknya.
"lo! pergi ke lab gue, dan jangan kabur kemana pun" titah yena penuh penekanan.
yena mendekatkan dirinya ke arah maid itu. wajah mereka kini sangat dekat hingga membuat maid itu makin bergetar ketakutan.
"kim chaewon, jangan berfikir lo bisa lepas dari gue" bisik yena.
____________________________________
Kini yena berada di halaman utama sekolah. jam menunjukkan pukul 5 sore.
dari kejauhan yena melihat lino datang kearahnya menaiki kuda hitam miliknya. ya, yena akan belajar menunggang kuda sore ini, sesuai jadwal yang dia tentukan tadi pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
human school (CHOI YENA) //tamat
Fanfictiontentang hari-hari terakhir yena berada di istana yang mengurungnya. hingga sebuah fakta terungkap. base berdasarkan mimpi writer-nim.