Yena memasuki area kantin mengikuti langkah wonyoung dan sunghoon didepannya.
tidak, ini bukan kantin. tapi sebuah minimarket kecil yang berada di lantai bawah. biasanya murid-murid sekolah akan kesini untuk membeli makanan ringan atau cemilan. disini juga tempat para murid bisa menyeduh mie, tapi minimarket sekolah ini sangat jarang didatangi murid-murid, karena murid disini lebih menyukai makanan sehat, kecuali yena.
minimarket disini juga di desain seperti minimarket pada umumnya. tempat ini seperti sudut modern dalam sebuah istana megah yang kuno. karna sangat jarang murid yang datang ke minimarket ini pun membuat yena heran, bagaimana bisa murid tingkat awal yang pasti masih baru disini bisa tau tempat terpencil seperti ini di sekolah bak istana ini?
"interesting" gumam yena. sudut bibirnya terangkat. "aw!" pekik yena. bibir bawahnya mulai terasa sakit dan kaku akibat mark tadi siang. dan yena baru ingat bahwa lukanya belum diobati.
yena memajamkan matanya, sambil menutup mulutnya dengan tangan. rasanya sakit, perih dan kebas secara bersamaan.
"kak yena kenapa?" tanya wonyoung saat mendengar pekikan yena.
yena tidak menjawab, hanya menggeleng sambil memejamkan mata.
wonyoung meraih tangan yena yang menutupi mulutnya sendiri. bisa wonyoung lihat, luka di bibir yena sangat parah. seperti bekas gigitan yang dilakukan berkali-kali."won, ambil kotak obat, kasian kak yena belum diobatin" titah sunghoon.
wonyoung menatap sunghoon, ntahlah, tatapan itu sangat sulit diartikan.
sunghoon memasang wajah polos, dan wonyoung menyipitkan matanya kearah sunghoon."ngga usah, ngga papa kok. gini doang, biar lino aja yang obatin gue" tolak yena.
"tapi kak..." ucapan sunghoon terpotong oleh yena.
"udah deh! drama lo berdua!" yena berlalu begitu saja melewati sunghoon dan wonyoung yang masih terdiam di tempatnya.yena berjalan ke rak tempat coklat. lalu beralih ke rak tempat permen jeli dan berakhir di peti es krim. yena bergumam pelan, sambil memilih es krim mana yang menarik perhatiannya. cukup lama yena berpikir, karna semuanya tampak enak.
"yang mana ya?" monolog yena.
"yang ini atau yang ini? kenapa semuanya keliatan enak ya, jadi bingung" yena mulai frustasi."dua-duanya juga boleh kak, aku ambilin keranjang belanja dulu ya kak" sahut wonyoung yang sedari tadi hanya memantau kegiatan jajan yena.
"ooo boleh boleh" yena mengangguk-anggukkan kepalanya antusias.
tanpa yena tahu, dia belakang sana, wonyoung memegang akuarium bulat yang menjadi hiasan meja untuk tempat makan diminimarket itu.
wonyoung mengangkat akuarium yang masih berisi ikan itu tinggi-tinggi. dan dengan sekuat tenaga, wonyoung memukulkan akuarium itu ke kepala yena.
"parkk!!!"
suara pecahan akuarium itu menggema ke seluruh ruangan. sudut modern istana itu seketika hening. hanya terdengar nafas wonyoung yang memburu akibat panik dan takut. iya, dia takut jika tidak sengaja membunuh yena.
yena merasa kepalanya sangat pening. bahkan telinganya berdengung untuk sesaat. lalu yena tidak merasakan apapun, hanya perih diawal saja, setelah itu hanya terasa pusing biasa.
yena melihat kelantai, seekor ikan koki menggelepar dilantai dengan tidak berdaya. banyak pecahan kaca akuarium disekitar kaki yena. bahkan air dilantai itu perlahan berubah warna menjadi merah karna darah yang keluar dari kepala yena.
"MATI LO SIALAN!!" teriak wonyoung pada yena yang masih diam mematung. badan wonyoung bergetar kuat menahan takut. yena hanya diam sambil meremas es krim pilihannya.
"LO ITU SETAN! LO NGGAK PANTES HIDUP! DASAR PEMBUNUH!" teriak wonyoung lebih keras lagi.
yena menyentuh bagian kepalanya yang sakit, lalu berbalik kearah wonyoung. tatapan mata mereka bertemu. senyum yena kembali naik, ketika melihat wajah wonyoung yang tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
human school (CHOI YENA) //tamat
Fiksi Penggemartentang hari-hari terakhir yena berada di istana yang mengurungnya. hingga sebuah fakta terungkap. base berdasarkan mimpi writer-nim.