six

38 10 0
                                    

Saat ini yena sedang mengurung diri dikamarnya, bahkan lino pun tidak diperbolehkan masuk. sepertinya yena sedang membuat tugas yang dari kemarin tidak dia pikirkan sama sekali.

yena akan selalu seperti itu. dia akan mengurung diri dikamar untuk mengerjaka sesuatu, lalu kenapa dia harus repot-repot merebut lab mark jika akhirnya dia mengerjakan semuanya dikamar? biarlah yena menjadi yena. dan apa yang bukan yena nanti tidak akan jadi yena.

lino bergegas meninggalkan kamar yena ketika si empu sudah mengunci pintu. tugas lino kini tinggal menyampaikan pesan yena pada minju dan beristirahat dikantornya karna yena sedang bertugas.

langkah besar lino kini sampai di depan lab kerja yena dan minju.

tok tok tok!

lino mengetuk pintu lab yang tertutup itu.

tak lama, seorang gadis keluar dengan jas lab yang membungkus badannya.

"ada pesan dari yena, katanya jangan khawatir, sebelum jam 5 sore, tugas kalian bakal selesai. dan satu lagi, jangan pergi tinggalin lab" ucap lino dingin lalu pergi meninggalkan minju yang menatap polos kepergian lino.

"lino ya?" tanya chaewon yang berada didalam lab.

minju hanya mengangguk.

"jangan sedih, yena juga pasti nggak mau dapet nilai jelek. pasti tugasmu beres sama dia" ucap chaewon menenangkan.

"iya juga, pokoknya harus positif thinking" minju menenangkan dirinya sendiri.

"btw ju, gue laper deh" keluh chaewon.

"astaga, gue lupa! tadi kak yena nitip makanan buat kak chaewon, maaf ya kak! gue ambil dulu sebentar di kantin!" minju langsung bergegas lari menuju kantin bawah, bisa-bisanya minju kelupaan. efek stres sekelompok dengan yena sepertinya.

____________________________________

Lino menunggangi kudanya menuju bangunan tua yang kemarin yena sebut sebagai 'gudang penyimpanan'.

sepertinya hari ini dia akan sedikit santai, jadi dia memutuskan untuk mengunjungi bangunan tua tempat dia bernaung selama ini. ya, ini adalah rumah Lino.

Lino turun dari kudanya saat dia tiba didepan rumah tua itu. ia langsung bergegas mengetuk pintu tua yang terbuat dari kayu itu.

tok tok tok!

tak lama, suara gemercing kunci dari dalam rumah itupun terdengar. lino memundurkan badannya sedikit. dan pintu tua itu pun terbuka menampakkan sosok lelaki paruh baya yang wajahnya mirip dengan lino.

"lino? sini masuk" ucap lelaki tua itu pada lino.

setelah dipersilahkan, lino pun langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah itu.

"kangen ayah?" tanya lelaki tua itu saat matanya bertemu dengan mata lino.

lino langsung mengangguk dan memeluk lelaki itu tanpa basa-basi.

"ayah..." ucap lino pelan.
"iya nak" sang ayah mengusap rambut anaknya yang kini sudah setinggi dirinya.

lino langsung digiring untuk duduk di kursi ruang tamu. setelah sekian bulan tidak bertemu, padahal jarak rumahnya dengan sekolah tidaklah jauh, tapi lino tidak bisa pulang karna harus menjaga yena 24 jam.

"gimana kabar kamu disana?" tanya sang ayah membuka pembicaraan.

"melelahkan yah, capek. tapi semua baik-baik aja kok, yena selalu kaya gitu kan" jawab lino seadanya.

sang ayah tertawa. lalu menyandarkan punggung tua nya pada kursi yang menopang tubuhnya.

"apa yena masih suka bersepedah didalam sekolah?" tanya ayahnya lagi.

human school (CHOI YENA) //tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang