seven

38 9 0
                                    


Yena duduk dikursinya, dia berputar-putar diatas kuris kerjanya sambil memperhatikan minju yang belum bergerak sedikit pun dari tempatnya.

sudah setengah jam minju berdiri sambil melamin didepan projek buatan yena. senyuman licik tergambar diwajah yena. jelas saja yena tahu bahwa minju ketakutan.

"lama!" teriak yena.
"lo tinggal kasih aer doang minju ke akuariumnya, kasih aernya dikit-dikit. gitu aja nggak paham-paham!" yena berjalan meninggalkan ruangan labnya untuk mengambil pipet kecil diruang lab sebelah.

yena berceloteh pelan mengumpati kelemotan minju dalam mengambil keputusan. hingga yena memutuskan untuk mengambilkan pipet air kecil untuk minju agar minju tidak merasa khawatir karna takut merusak projek milik mereka.

setelah mendapatkan pipet yang dia inginkan, yena pun segera kembali ke ruang lab nya.

begitu pintu kayu jati itu terbuka, pandangan yena langsung tertuju pada projeknya yang kini sudah hancur berantakan dilantai bersama minju yang tiduran diatasnya.

badan minju langsung dipenuhi luka, jas labnya juga berubah menjadi warna merah akibat lukanya itu.

minju terjatuh karna tidak fokus pada langkahnya, minju terpeleset akibat menginjak pipet yang sedari tadi yena cari hingga dia harus meminjam pipet milik ruang lab sebelah. badannya menabrak meja tempat 4 kotak kaca itu diletakkan ditengah ruangan. meja itu terjatuh, membuat 4 kaca itu pecah dan melukai minju yang berada didekatnya.

"TOLOL!!!!" teriak yena frustasi.
"aaaaaa!!!! kok bisa sih jadi kaya gini? apa sesusah itu tugas yang gue kasih ke elo? hah!" teriak yena menggebu-gebu.

yena menjambak rambutnya kuat-kuat. dan berteriak sekuat tenaga.

"aaaaaakkhhh!!!" yena mulai memukul-mukul kepalanya.

minju menangis merasakan perih dibadannya, sedangkan chaewon hanya bisa diam. dia juga was-was jika setelah ini yena akan menghabisi minju.

"huwaaa!!!!! linoo!!" teriak yena.

"linooo!!!!"
"linoo!! huwaa!!!"
"choi lino!!!!!!"

yena menangis didepan pintu lab nya sambil memanggil lino. tapi ntah kenapa kali ini lino tak kunjung datang memenuhi panggilannya.

emosi yena semakin memuncak, tugasnya hancur dan lino nya tidak datang disaat dia memanggilnya. ini sangat menyebalkan bagi yena.

yena berdiri dari duduknya, nafasnya masih memburu, matanya menatap nyalang minju yang yang menangis kesakitan. rambut yena yang acak-acakan semakin membangun image menyeramkan dirinya.

"jangan harap kalian bisa keluar dari sini!" yena langsung menutup pintu lab nya dan mengunci minju bersama chaewon didalam.

yena menatap kosong kedepan. lalu tangannya menekan sebuah tombol pada remot kecil yang berada dalam genggamannya. tak lama, wajah lusuh yena kini dihiasi senyuman licik khas yena.

senyuman itu semakin lebar, saat teriakan kesakitan minju dan chaewon terdengar bersautan dari dalam lab. yena mengeluarkan sebuah catatan kecil dari saku seragamnya.

"senjata perang, semprotan bahan kimia yang mampu melenyapkan menusia tanpa sisa" yena menuliskan hal itu dibuku kecilnya.

yena mengintip sedikit dari kaca yang buram yang berada di pintu lab.
penglihatannya jelas menangkap penampakan tubuh minju dan chaewon yang mulai meleleh seperti lilin yang terbakar.

percikan api kecil terlihat keluar dari dari badan minju. wajar saja, itu pasti chip yang ditanamkan brainy pada minju. chip itu juga hancur bersama dengan tubuh minju yang semakin tak berbentuk.

human school (CHOI YENA) //tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang