Yena bersenandung pelan sambil memejamkan matanya. kepalanya pun ikut bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti irama yang keluar dari bibirnya."hemm... hemm... hem...." yena tersenyum ditengah senandungnya.
"mau makan apa?" tanya lino datar.
"hemm.... steak... hemm...." yena masih bersenandung sambil tersenyum. matanya tetap memejam sedari tadi.
"udah?" tanya lino lagi.
"terserah lino mau makan apa, aku bakal makan kok" yena membuka matanya yang bulat, lalu menatap lino penuh kegemoyan.
lagi-lagi lino tidak merespon, dia berbalik dan menyampaikan menu yang diinginkan yena pada maid khusus milik yena.
ya, yena punya maid khusus. nametag abu-abu menunjukkan bahwa orang itu dibawah kuasa yena, dan yena sendiri yang menulis peraturan itu dibuku besar milik sekolah. saat itu yena berharap agar di D.O, eh ternyata tidak ngaruh. yena tetap disekolah ini, meskipun sekarang dia punya maid sendiri.
lino kembali berjalan kearah yena.
mata mereka bertemu, tatapan dingin lino terjun bebas menemui tatapan hangat yena.
"abis makan, ajarin aku naik kuda ya" ujar yena sambil tersenyum.
lino diam.
"kamu janji, bakal ajarin aku naik kuda hari ini. kalo engga, kuda kamu bakal aku jadiin objek percobaan" ancam yena.
lino tersenyum tipis, lalu berjalan keluar ruangan meninggalkan yena yang masih memasang senyum diwajahnya.
setelah kepergian lino, yena jadi merasa kesepian. dia harus melakukan sesuatu agar harinya tidak berlalu sia-sia.
"steaknya masih lama, alangkah baiknya kalo gue nyamperin mark dulu" yena pun langsung berlari menuju pintu, lalu meninggalkan ruang makan yang kosong itu.
pertama-tama, yena berlari kearah lab yang dia rebut dari mark. yena ingin memastikan apakah minju sudah ada disana atau belum.
langkah yena berhenti dikala sampai didepan lab tempat dia mengamuk tadi.
yena memutar knop pintu, dan disaat pintu itu terbuka, yena melihat ada minju yang sedang membuat sketsa dimeja kerja."ju!" panggil yena.
si pemilik nama pun menoleh. mata mereka bertemu.
"bagus deh! lo bisa makan dulu ju kalo laper, tugas mah gampang, bisa nanti lagi" ucap yena yang masih berdiri di depan pintu.
minju mengangguk pelan.
melihat respon tidak menyenangkan minju membuat yena kecewa. yang yena inginkan adalah ekspresi senang dari minju karna sudah mencarikan ruang lab yang bagus. tapi malah minju biasa-biasa aja, kecewa hati yena jadinya.
"tau deh, serah lo aja!" yena membanting pintu setengah ngambek.
minju terdiam kaget mendengar bantingan pintu dari yena.
sedangkan yena mengomel tidak karuan sambil berjalan ke lantai satu untuk menemui mark.
"udah gue bela-belain ngamuk didepan lab, eh reaksi dia cuma begitu doang? dia pikir nggak capek apa memperebutkan lab terbaik? dasar nggak tau diri!" omel yena disepanjang anak tangga.
padahal jika dipikir lagi, yena bisa saja meminta tukar lab dengan cara baik-baik. tapi ntah kenapa yena lebih memilih cara ngamuk daripada cara baik-baik untuk mendapatkan apa yang dia mau. biarlah, biar itu menjadi ciri khas yena.
yena berlari kecil menuju lab tempat mark mengerjakan tugas.
sesampainya didepan pintu lab mark, yena terlebih dahulu merapikan rambutnya dan sedikit cek sound apakah suaranya sudah pas atau belum.
KAMU SEDANG MEMBACA
human school (CHOI YENA) //tamat
Fanfictiontentang hari-hari terakhir yena berada di istana yang mengurungnya. hingga sebuah fakta terungkap. base berdasarkan mimpi writer-nim.