Langkah kaki yena semakin cepat, kepala pun terasa sangat pusing. dia ingin pingsan tapi dia menahan itu. dia harus berlari menuju kuda hitam milik lino yang berada dikandang.
kandang kuda itu lumayan jauh, hingga membuat yena kelelahan. yena menoleh kebelakang, bangunan istana yang megah itu semakin menjauh dari pandangannya.
setelah 10 menit berlari, yena sampai dikandang kuda milik lino yang sekarang jadi milik yena. matahari sudah tenggelam. keadaan disekitar yena menjadi semakin gelap. dia takut sebenarnya, tapi dia harus kabur untuk keluar dari neraka bak istana ini.
yena meminum air hujan yang ditampung untuk kuda. dia juga membasuh wajahnya yang penuh darah. yena mengikat rambutnya keatas dan mengikatnya dengan kaos kaki. bahkan yena sudha telanjang kaki sekarang. sangat sulit baginya untuk bergerak menggunakan sepatu pantofel.
yena merasa memasang pelana kuda sendiri dan memakai jas hujan milik lino yang tersedia dikantung pelana. lumayan, mantel itu bisa untuk menyamar dan mengurasi hawa dingin berangin malam ini. yena bersiap, dan menggiring kuda hitam nan gagah itu keluar kandang. yena menggunakan perlengkapan berkuda yang tersedia dikandang itu. dia benar-benar bertekad untuk kabur.
yena menepuk-nepuk leher kuda hitam itu. "anter aku pergi disini ya, aku mau mati rasanya" ucapan yena sepertinya bisa dipahami oleh kuda itu. nyatanya kuda hitam itu langsung menundukka kepalanua seolah patuh pada perkataan yena.
"ayo kita berangkat! haa!!!" teriak yena begitu sudah menaiki kuda hitam itu.
tak butub waktu lama, mereka sudah sampai digerbang utama. para penjaga sekolah itu langsung membukakan gerbang untuk yena begitu lonceng peringatan terdengar.
para penjaga itu sama sekali tidak curiga pada yena. bagaimana bisa curiga? yena menunggangi kuda milik lino, memakai mantel hujan lino dan memakai sepatu boot milik lino juga. ditambah yena membunyikan lonceng milik lino sebagai tanda bahwa yang menunggangi kuda hitam itu adalah lino.
yena langsung memecut kuda hitam itu untuk berlari menjauh dari area sekolah.yena rasanya sangat senang, dihutan yang gelap ini, yena merasa bebas dan sempurna.
kuda yang ditungganginya pun berlari dnegan stabil. hingga tiba-tiba yena terlempar dari kuda itu, karna kuda hitam itu berhenti mendadak.
badan yena rasanya patah semua, bahkan yena bisa merasakan pundak kanannya terlikir."aahhh!!!" teriak yena.
dia terjatuh di genangan air yang ternyata adalah sungai.
"kenapa berentinya nendadak sih??" keluh yena. dan kuda itu hanya diam.
yena langsung bangkit dengan tubuh yang rasanya seperti sudah remuk.
"aisshhh! jembatannya kenapa rusak sih!! sialan!!" umpat yena.
"ah! sakit!" ucapnya ditengah kata umpatan.
yena memutuskan untuk naik lagi kekudanya. dia harus berusaha untuk mencari jalan alternatif lain.
"kita ke hulu sungai, disana pasti ada laut" yena mengarahkan kudanya kearah selatan mengikuti arus sungai.
dia berusaha menahan rasa sakitnya agar bisa bebas dari sekolah terkutuk itu. yena menangis disepanjang jalan, bahkan badannya sepertu mati rasa karna cuaca dingin dan badannya yang berkali-kali jatuh saat gagal mengendilak si hitam itu. yena hanya ingin bebas.
setelah sekian jam berkuda, yena masih tidak menemukan ujung dari pencariannya. hanya kegelapan, dingin dan lolongan srigala saja yang menyambut yena. dia takut sekali, jika pada akhirnya dia mati sia-sia dihutan ini.
hingga yena mendengar suara mirip mesin yang berlalu disekitarnya. secercah harapan mulai menghampiri yena. keputus asaan itu tiba-tiba melebur dari dada yena.
KAMU SEDANG MEMBACA
human school (CHOI YENA) //tamat
Fanfictiontentang hari-hari terakhir yena berada di istana yang mengurungnya. hingga sebuah fakta terungkap. base berdasarkan mimpi writer-nim.