Happy reading, semoga next part bisa 2-3 hari lagi ya, jangan bosan menanti.
Ada update story baru di karyakarsa ya, sudah lama ada di google Play, yang punya jgn beli lagi ya.
Format pdf ya seperti ebook.
Luv,
Carmen___________________________________________
"Kau yakin ini yang kau inginkan?" tanya Kimberly yang tengah memulaskan pewarna pipi ke kedua tulang pipi Josephine.
Josephine menatap dirinya lewat cermin. Di sana, di pantulan cermin itu menatap balik seorang wanita yang mirip Josephine, tapi juga tidak benar-benar menyerupai dirinya. Seperti versi dirinya yang baru diupgrade.
"Iya," jawabnya berusaha memantapkan diri.
Josephine sudah mengambil keputusan. Jadi inilah yang akan dilakukannya. Ia akan hadir di pesta topeng tahunan Maxwell's Department Store tapi kali ini Josephine akan datang dengan penampilan berbeda. Ia sadar kalau selama ini ia tak berusaha cukup keras, hanya duduk diam di sudut mengharapkan pria itu memperhatikan dirinya yang biasa-biasa saja. Jadi Josephine berpikir apa yang akan terjadi jika ia tampil berbeda? Akankah pria itu menatapnya?
"Kau tampak cantik, Josie. Walaupun sebenarnya kau cantik, hanya saja pria kadang terlalu buta. Mereka selalu melirik bungkusan yang meriah," sambung Kimberly lagi sambil memulaskan pewarna bibir ke bibir penuh Josephine. Entah apa yang dilakukan Kimberly, bibir Josephine tampak jauh lebih penuh dari biasanya.
"Aku... I look different,"ujar Josephine setengah kagum.
" Keajaiban make-up."
Josephine melirik ke atas lewat pantulan cermin dan bertanya skeptis. "Menurutmu, apa dia akan melirukku? Apa dia akan mengenaliku, Kim?"
Apa Russell akan menatap Josephine? Yang sekarang tampak berbeda?
"Itu terserah padamu, Josie."
Sambil berbicara, tangan Kimberly bekerja tanpa henti. Dia kini berusaha menaklukkan rambut Josephine. Dan di tangan Kimberly, rambut Josephine disulap menjadi helaian-helaian cokelat berkilau, dengan gelombang besar yang rapi dan teratur, jatuh tertata dengan rapi di belakang punggungnya.
"There... Bukankah kau tampak memukau, Josie?"
Kimberly benar. Wanita dalam pantulan cermin itu tampak memukau. Tapi apakah ini dirinya? Atau hanya tipuan riasan?
"Tapi ini bukan aku yang sebenarnya," bisiknya tanpa sadar.
"Jangan tolol," hardik Kimberly pelan. "Ini jelas-jelas dirimu. Aku tak melakukan apapun selain merias dan menata rambutmu. Kau memiliki kulit yang indah dan mulus, mata, hidung, mulut, tulang pipipipi yang bagus, dan aku hanya menggunakan make up untuk mempertajam semua itu. Begitu juga rambutmu, kau hanya perlu menatanya, Josie. Kau memiliki rambut indah bervolume yang membuat banyak wanita iri. Kau hanya terlalu polos."
Apapun yang Kimberly katakan, Josephine masih tercengang. Baginya, pantulan dirinya di cermin masih terlihat seperti orang lain.