Story 16

60 8 0
                                    

Malam harinya Byul tidak bisa bergerak, ia dengan cemas menunggu kabar dari Bo-Min tentang rencana mereka selanjutnya. Melihat Byul yang duduk di dipan depan kamarnya Putera Mahkota mendekatinya.

"Udara sangat dingin, bukan?!" kata Putera Mahkota seraya menggosok-gosok kedua telapak tangannya.

Byul menolehkan kepalanya melihat sang kakak berdiri disana ia segera berdiri dan memberi hormat.

"Yaa!! Jangan sungkan, bukankah aku kakakmu!"

"Silahkan anda masuk Yang Mulia, udara disini memang sangat dingin jika malam hari," terang Byul.

Putera Mahkota mengabaikan ucapan Byul, ia kemudian duduk diatas dipan seraya memandang langit "Disini—bintangnya terlihat berbeda," kata Putera Mahkota kemudian.

Byul kemudian menatap langit, baginya bintang dilangit manapun sama saja.

Tiba-tiba Putera Mahkota menarik lengan Byul membuat gadis itu terduduk seketika, ditolehkannya kepalanya kearah Putera Mahkota—pemuda itu juga menoleh kearahnya sambil tersenyum kemudian memandang kembali kearah langit "Mari nikmati bintang bersama."

"Yee," Byul terlihat menghela nafas pelan, entah mengapa jantungnya berdegup kencang ketika melihat senyum Putera Mahkota didepannya.

"Orabeoni—"

"Yee??—" Byul menoleh kembali kearah Putera Mahkota.

Putera Mahkota juga menoleh kearah Byul menatap gadis itu hikmat "—Panggil aku kakak agar aku tahu—bahwa kau adikku."

Mereka saling menatap dalam diam. Dalam diamnya suasana ada dua jantung yang saling berdegup kencang dan udara yang dingin terasa menghangat seketika.

GRRUUKKKKK!!!! Suara perut Putera Mahkota mencairkan suasana sunyi tersebut.

Byul segera berdiri "Saya akan menyiapkan makanan untuk anda."

"Tunggu—" Putera Mahkota memegang lengan Byul untuk mencegah gadis itu pergi "—Aku ingin berjalan-jalan disini, apa ada—gibang yang bagus disini??"

"Yee??!!"

Beberapa saat kemudian mereka sudah berada di pasar. Putera Mahkota melihat-lihat keadaan pasar malam itu.

"Disini memang tidak terlalu ramai seperti Ibukota," kata Byul.

"Tidak masalah, aku bahkan tidak terlalu suka keramaian, wuaahh lihat—" Putera Mahkota kemudian menghampiri pedagang manisan buah "—Puteri Mahkota sangat menyukainya," pemuda itu menunjukkan manisan buah tersebut pada Byul.

Mereka kemudian membeli banyak makanan lebih tepatnya Putera Mahkota dan semuanya adalah makanan kesukaan Puteri Mahkota dan Byul—gadis itu hanya membeli sepotong ubi manis hangat. Byul memang menyukai ubi manis hangat lebih tepatnya terbiasa memakan-makanan tersebut karena saat pengintaian gadis itu hanya bisa menemukan ubi manis dan ubi-ubian lainnya di hutan.

"Apa kau menyukai ubi manis?" tanya Putera Mahkota.

Byul menatap ubi manis ditangannya, ia binggung mau menjawab apa ia tidak mungkin menjelaskan bahwa ia lebih terbiasa dengan ubi daripada benda-benda yang dipegang Putera Mahkota "Ahh—Yee."

"Og—pertunjukan boneka, Puteri Mahkota suka menontonnya ayo duduk!!" Putera Mahkota kemudian duduk dan Byul mengikutinya. Sejak tadi Putera Mahkota terus saja menyebut Puteri Mahkota ini dan Puteri Mahkota itu, Byul benar-benar muak mendengarnya.

Mereka kemudian duduk, Putera Mahkota mulai tertawa sembari memakan makanan didekapannya. Byul juga mulai mengupas ubi manisnya dan menonton pertunjukan. Byul mengigit ubi manisnya sedikit demi sedikit—ia sebelumnya tidak pernah menonton pertunjukan boneka dan ternyata tidak buruk juga.

Evening Sky (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang