Hujan deras disertai petir menyambar silih berganti, suara gemuruh langit gelap menggelegar, langkah memburu terdengar dari lorong barat Istana Pangeran Mahkota
"anakku!!! Anakku!!!" teriakan histeris terdengar Ratu Han memecah derasnya Hujan yang turun
Langkahnya terhenti didepan Istana Pangeran Mahkota, nafasnya memburu, ia terduduk ditanah yang basah
"anakku...Pangeran Mahkota,"
Pandangannya nanar kedepan, beberapa Dayang terisak sambil berlutut didepan kediaman Pangeran Mahkota
Ratu menyeka kasar airmatanya, ia berdiri dan menghampiri seorang pengawal Istana, di tariknya pedang milik pengawal tersebut dari sarungnya, Ratu berbalik tatapannya tajam kilatan maniknya menyiratkan kemarahan
"Mama...."Dayang Song, Dayang kepala Istananya terlihat mencegah bergerakannya
"menyingkir dari hadapanku Song Sanggong!!!" ujarnya
"saya mohon Yang Mulia," Dayang Song berlutut didepan Ratu "turunkan pedang anda Yang Mulia,"
"Dayang Song!! Menyingkir perintahku!!!" Ratu mendorong wanita paruh baya tersebut kemudian berjalan tergesa
Tujuannya hanya satu, Raja
"YANG MULIA!!! KELUARLAH!!!!" teriaknya didepan Istana kediaman Raja
Lelaki tinggi besar dengan jubbah merah berhiaskan naga keluar dengan wajah terkejut, ia tak mengira wanita yang begitu di cintainya mengayunkan pedang kearahnya
"Jungjeon..."
DUUAAARRR!!! Petir menyambar memecah langit gelap Joseon
"dimana keadilan yang anda denggungkan?! Dimana keadilan?!! Bagaimana bisa anda membunuh putra anda sendiri!!! BAGAIMANA BISA ANDA TIDAK BISA MELINDUNGI PANGERAN MAHKOTA!!!!!"
"Jungjeon.." tatapan Raja sendu
Raja melangkahkan kainya, menembus derasnya hujan mendekati Ratu
"JANGAN MENDEKAT!!!!"
Raja terhenti sejenak "jika anda mendekat, pedang ini akan menembus dada anda,"
Raja bergerak kembali mendekati Ratu yang mengacungkan pedang padanya, dibelakang Raja para pengawal Istana bersiaga jika sesuatu terjadi pada Raja nantinya
"Jungjeon..." Raja mendekat, menatap Ratu nanar
"BERHENTI!!!!" Ratu memejamkan matanya dan mengayunkan pedangnya acak, pedangnya terasa berat kini, Ratu membuka matanya dan Raja terlihat menangkap ujung pedang dengn tangannya
Ratu terkejut, dilepaskannya pedangnya ketika melihat darah mengucur dari tangan Raja
Raja membuang jatuh pedang tersebut, dan memeluk Ratu, mendekap gadis itu erat
"maafkan aku...Han Bokyung.."
Tangis Ratu pecah, tangisan memilukan dari seorang wanita yang baru saja kehilangan masa depannya, begitu menyedihkan...
*******
10 tahun berlalu
Pagi yang cerah, setelah semalaman hujan menguyur tanah Hanyang, pagi ini Dewa menampaknya senyumnya dilangit
Sebuah tandu indah berhenti didepan toko kain Sutra terbaik di Hanyang
Dari sudut pasar seorang gadis terlihat berlarian menghindari genangan-genangan air coklat pekat, ayunannya begitu lincah Chima yang dikenakannya tak menghalanginy
Langkahnya terhenti di ujung lorong, hh.hh...hh.. diaturnya sejenak nafasnya yang memburu dengan satu tarikan dalam, dilangkahkannya kakinya mendekati tandu tadi
"Dayang Song," sapanya
Wanita paruh baya tersebut menoleh dan menunduk segera "nona...."
Gadis itu mengangguk kecil, kemudian berjongkok didepan kain penutup pintu tandu, diaturnya nafasnya sebelum tangannya menyingkap kain tersebut, kain dibuka perlahan dan dilihantnya seorang wanita paruh baya melamun didalam tandu, wajahnya begitu anggun nan cantik
"ibu.." sapanya lembut
Tak ada respon dari wanita tersebut
"ibu...."sapanya sekali lagi dengan intonasi yang agak tinggi
Wanita tersebut menoleh, melihat wajah bersinar putrinya senyumnya pun mengembang
"Byul."
Gadis itu mengulurkan tangannya dan di sambut oleh tangan lembut sang ibu
Wanita itu adalah wanita nomer satu di Joseon, wanita itu terlihat begitu lembut dan anggu, namun menyimpan luka yang mengangga didalam hatinya setelah kematian tragis putra semata wayangnya 10 tahun lalu
Kemudian gadis itu, Han Byul adalah putrinya, putrinya? Iya putrinya, lebih tepatnya putri angkatnya
Byul adalah gadis yang dingin dan kaku, dengan ekspresi wajah yang datar, selama ini Byul tinggal di luar Istana di kediaman keluarga Ratu
Tak banyak yang tahu jika Byul kecil adalah mantan budak yang tak sengaja ditemui Ratu di pinggiran kota Hanyang, gadis itu sangat beruntun karena Ratu membawanya dan menjadikannya Putrinya, Byul tumbuh menjadi gadis remaja yang jelita dengan tatapan yang dingin dan tajam, Byul mendapatkan kehidupan yang baik, ia mendapatkan pengajaran layaknya putri Bangsawan lainnya, namun gadis itu lebih memilih untuk belajar ilmu pedang dan beladiri
"ada apa ibu memanggilku kesini?" Tanya Byul, gadis itu terlihat begitu kaku padahal berada didepan ibunya
"eemm..."Ratu terlihat memilih-milih kain "kau akan masuk Istana jadi.. ibu akan membuatkanmu baju baru...emm...warna apa yang cocok untukmu?" ucapan sang ibu seperti bergumam
"ibu..."
Sang ibu menghadapnya seraya memantaskan sebuah kain dengan warna hijau tosca dibadannya
"ini sepertinya akan indah kau kenakan, masuk ke Istana dan bertemu dengan Raja,"
"Yee????"
"putri ibu sangat cantik, semua warna terlihat cocok dikulitmu," sang ibu tersenyum dan mengembalika kain tersebut seraya memilih kembali
"ibu..."
"minggu depan-----" Sang ibu tak mengalihkan pandangannya dari kain-kain yang terhampar didepannya "---Ibu akan membawamu memasuki Istana."
Byul diam, setelah sekian lama hidup sebagai "putri" Ratu kenapa baru ini sang ibu mengajaknya ke dalam Istana, apa yang tengah Ratu rencanakan?
MAAF YA... YANG INI SLOW UPDATE< BENER-BENER SLOW UPDATE...!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Evening Sky (TAMAT)
Ficção HistóricaHan Byul memasuki Istana setelah Ibunya--Ratu Joseon memberinya titah. masuknya Byul bukan untuk membuatnya hidup bak cinderella namun Ratu punya misi tersendiri bagi putrinya tersebut. masuknya Byul juga menjadi kecurigaan tersendiri bagi Putera Ma...