Story 23

44 13 1
                                    

Byul kini tidak bisa meminta bantuan siapapun atas apa yang akan terjadi pada Bo-min, jadi ia memutuskan untuk membuat rencana seorang diri. Malam ini Byul pergi ke camp untuk memindahkan bola-bola mesiu tersebut tanpa sepengetahuan siapapun. Ia berpikir jikalau nanti ia tertangkap dan terbunuh ia tidak akan menyesali semuanya.

Namun ternyata camp benar-benar dalam pengawasan dan di jaga ketat, Byul menyusup kedalam terowongan dan melihat beberapa orang memindahkan bola-bola mesiu.

Byul mundur namun langkahnya terhenti ketika aksinya mulai ketahuan, gadis itu segera berlari keluar dan di luar ia sudah di tunggu beberapa pasukan yang mengepungnya serta Kakak sepupu-nya—anak dari Tuan Kim—pamannya.

"Kau?? Siapa kau!!!! Habisi dia!!!"

Byul mengeluarkan dua pedangnya dan mulai menghadapi para prajurit yang menyerangnya tentu bukan masalah yang berat bagi Byul untuk menghadapi mereka walaupun ia hanya seorang diri jangan meremehkan kemampuan bela diri Byul.

Melihat posisi yang terdesar, Sepupu Byul kesal. Ia meminta anak panahnya pada seorang pengawalnya dan mulai membidik Byul.

SPLAAAASSSSHHH!!!! Anak panah di lepaskan dan tepat kearah Byul namun tiba-tiba, SRIINNGGG!! Sebuah pedang menepisnya. Seseorang datang dan menarik tangan Byul dari sana.

"SIALLLLL!!!!" teriak sepupu Byul.

Sepupu Byul turun dari kudanya dan mengambil pedang yang Byul gunakan, satu pedang Byul terlepas dari genggamannya.

"Pedang ini—" pemuda itu melihat tanda di ujung pedang "—Paman Geum, Han Byul?!!!" ia tak percaya jika yang menyusup kedalam camp adalah Byul. HAHAHAHAHAHA—tawanya terdengar menggelegar.

"Bocah sialan itu!! Kali ini habis riwayatmu!!!"

Gawat!! Sepertinya Byul ketahuan, bagaimana nasib Byul selanjutnya?? Apakah ia tewas sebelum menyelamatkan Bo-min dan keluarganya??

****

Lelaki bercadar itu terus membawa Byul berlari hingga jauh kedalam hutan.

"Lepaskan aku!! Siapa kau!!!" Byul menarik tangannya dan membuat langkah mereka terhenti.

Byul mundur beberapa langkah dan mulai waspada, ia mengacungkan pedangnya dan siap untuk melawan.

Sosok bercadar didepannya akhirnya membuka cadarnya dan menampakkan wajah tampan Putera Mahkota.

"Jeoha.." Byul terkejut.

Pemuda itu kemudian berjalan mendekati Byul namun Byul mundur sambil tetap mengacungkan pedangnya, Putera Mahkota berhenti dan menatap Byul.

"Apa yang kau lakukan Byul?! Aku tidak akan melukaimu."

Jantung Byul berdegup kencang, ia sudah mengira mungkin Putera Mahkota sudah bisa mengetahui siapa dirinya namun entah mengapa saat Pemuda itu menatapnya dalam keadaan seperti ini ia merasa tidak percaya diri.

Byul menurunkan pedangnya "Apa yang anda lakukan disini, Yang Mulia??"

"Apalagi, menyelamatkan gadis bodoh yang bertindak gegabah!" jawab Putera Mahkota kesal.

"Kau!!—" Byul tersinggung namun ia cepat-cepat menutup mulutnya kini.

"Apa kau tahu jika tindakanmu sangat bodoh dan gegabah! Kau bisa membahayakan dirimu!!!"

"Lalu... apa saya harus mengorbankan mereka semua?? Ini hanya nyawa saya di bandingnya dengan puluhan nyawa para pengungsi itu!!" intonasi suara Byul meninggi, ia benar-benar tak bisa mengontrol emosinya lagi.

"Lalu... bagaimana denganku? Apa kau pikir aku juga tidak berharga bagimu!!! Apa kau tidak peduli bagaimana perasaanku jika kau terluka!!!!" Putera Mahkota berteriak karena sikap keras kepala Byul.

"Hee??!!" Byul tak bisa berkata-kata lagi, ia terkejut mendengar penuturan Putera Mahkota barusan.

"Ahh—sial!!!!" Putera mahkota kemudian berjalan menghampiri Byul dan memeluknya "—Bukankah sudah kukatakan padamu agar kau mengandalkanku, jika kau bertindak bodoh seperti ini lagi maka semua rencanaku akan berantakan karena mencemaskanmu, Byul."

Heee?? Apa yang—apa yang Putera Mahkota katakan? Men-mencemaskanku?

Putera Mahkota memperat pelukannya "Bagaimana kau bisa begitu keras kepala!!!!!" serunya kemudian.

"Jeo-jeoha..."

Putera Mahkota kemudian melepaskan pelukannya, ia menatap Byul yang berdiri didepannya kemudian mengecup bibir gadis itu tiba-tiba, Byul terkejut untuk yang kedua kalinya namun seperti yang pertama ia tak menolaknya tidak pula membenci tindakan tiba-tiba tersebut.Aneh.

******

Sepupu Byul langsung melapor pada sang ayah tentang apa yang ditemukannya di camp Daejon.

"Mwo!! Byul?? Menyusup??" Tuan Kim terkejut.

"Benar ayah, bukankah itu pedang yang dibuat oleh si gila Geum, hanya Byul yang mengenakan pedang dengan tanda seperti ini," pemuda itu menunjukkan ujung pedang yang dipegangnya pada sang ayah.

Melihat itu Tuan Kim kesal "Pengkhianat!!! Apa yang coba ia lakukan!!!"

"Benar ayah, Byul menyusup dan menyerang para penjaga bukankah kita harus melaporkan ini pada Tuan Besar Han??" Pemuda itu seperti memprovokasi sang ayah.

Kim Ji-hoon sejak awal memang tidak menyukai Byul, saat kecil beberapa kali Ji-hoon hendak memperkosa gadis itu namun Byul berhasil selamat. Beranjak remaja Byul semakin cantik namun begitu dingin nan angkuh, Ji-hoon tidak bisa lagi mendekatinya karena jika ia menyentuh Byul maka gadis itu akan menebas kepalanya dengan pedangnya. Namun bukan itu yang Ji-hoon tak sukai dari Byul—Ketenaran Byul—ia tak menyukai itu, semua misi dan semua tindakan selalu Byul.. Byul dan Byul bahkan Byul-lah yang di cari paling pertama daripada dirinya yang seorang lelaki perkasa.

"Ayah, aku yakin.. kali ini Tuan Besar Han akan langsung membunuh gadis itu, aku benar-benar tidak sabar untuk menantikan hal itu!!"

Tuan Kim menatap putranya, melaporkan Byul di tengah rencana yang tengah berlangsung mungkinkah akan baik-baik saja, namun jika di biarkan bisa saja Byul akan mengacaukan rencana mereka.

"Apa Ratu tahu semua ini," gumamnya kemudian seraya memandang kearah pedang yang tergeletak didepannya.

Evening Sky (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang