Pada akhirnya Chandra tidak jadi membawa keluarga kecilnya pergi ke Myanmar. Mereka terlalu asik berpetualang di Laos sampai lupa waktu, sehingga terpaksa menghapus Myanmar dari daftar kunjungan selanjutnya.
Dari Luang Prabang setelah berpamitan pada Vincent dan Emma, serta Daniel, Chandra melanjutkan perjalanan ke arah utara, di mana perbatasan Tiongkok dan Laos berada. Perjalanan akan berlanjut menuju Yunnan menjelajahi salah satu provinsi di Tiongkok Selatan. Mereka telah memiliki janji dengan seorang agen travel untuk bisa masuk ke Cina.
Sama seperti Vietnam, untuk masuk ke daratan Cina cukup sulit sehingga menggunakan jasa travel menjadi opsi yang paling tepat meskipun harus merogoh kocek yang lumayan mahal. Pengurusan itu berupa berkas perizinan mobil, plat mobil sementara dan SIM sementara Cina. Untuk daerah Cina ini memang dokumen yang biasanya digunakan secara internasional tidak berlaku. Beberapa dokumen itu telah diurus oleh pihak travel dengan bantuan Benjamin tentunya.
Warga Laos perlu berbangga karena menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki kereta tercepat menuju Cina. Warga Laos bisa pergi ke Cina hanya dengan waktu tempuh empat jam menggunakan kereta cepat.
Perjalanan dari Luang Prabang menuju Dali memakan waktu lebih dari sehari, berangkat pukul setengah tujuh dan baru masuk perbatasan pukul lima sore. Hal ini karena rute yang dilalui tidak seramai jalur biasanya, sepi dengan jalanan off-road dan berbedu, bahkan Chandra hampir membawa keluarga kecilnya kembali ke Hanoi.
Dari Mengla, sebuah kota kecil yang berbatasan dengan Laos tepatnya tempat Mohan Border berada, Chandra sudah ditunggu pihak agen untuk menyerahkan beberapa berkas dan plat mobil sementara agar bisa mengeksplorasi beberapa provinsi di Cina selama satu bulan.
"Welcome to Yunnan," sorak Chandra diikuti gelak tawa Nusa di jok belakang. Chandra membuka pintu mobil dengan sumringah, satu tangannya memegang berkas perizinanan. Memang, menurut para senior yang sudah traveling lebih dulu, Cina menjadi negara yang cukup sulit untuk dilewati. Terlebih kendala terbesar berada di bahasa.
Sang kepala keluarga itu mulai menyalakan mesin mobil untuk segera meninggalkan kantor polisi Mengla.
"Jadi perjalanan menuju Dali masih jauh dari posisi kami saat ini, butuh waktu banyak. Untuk sementara waktu, kami mau mencari penginapan di daerah sini," Chandra bercerita pada kamera yang dipegang oleh Wendy.
"Nah, di video kali ini kami bakal cerita beberapa hal selama perjalanan sebulan di Asia Tenggara. Liat anak-anak, kayaknya capek..." Wendy mengarahkan kamera ke belakang menampilkan Renja yang setengah terlelap dan Rinjani yang sudah menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, sedangkan si kecil duduk gembira di antara kedua kakaknya.
"Adek kayaknya masih semangat tuh, Bun," oceh Chandra, matanya sesekali melirik ke spion.
"Adek udah bobo tadi lama banget di pangkuan Bunda, ya? Sekarang masih seger padahal tadi rewel banget," cerita Wendy masih mengarahkan kamera berpusat pada si bungsu yang memainkan selimut Rinjani seakan sedang bermain cilukba.
Kamera kembali menyorot Chandra yang sedang mengemudi, ayah tiga orang anak itu memamerkan senyum dengan wajah kelelahan.
"Mau minum, Yah?" tawar Wendy, kamera sedikit tergeser posisinya karena Wendy mengambil botol air untuk suaminya. "Nih!" Wendy menyodorkan botol itu pada sang suami.
"Makasih, Bunda." Chandra menerima dengan satu tangan, menempelkan botol yang sudah dibuka tutupnya pada bibir tebal Chandra.
"Perjalanan kali ini kayak dikejar setan ya, gak, Yah?" Wendy kembali mengajak suaminya mengobrol.
"Sebenernya masih betah di Laos ya, Bun? Cuma kita ada janjian sama temen dari Jakarta yang liburan di Dali minggu ini."
"Hu'um, kalo gak diburu waktu kami bakal stay di Luang Prabang sampe dua harian lagi. Emma ngajak keliling Laos utara, sayang banget," suara Wendy terdengar kecewa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of Love
FanfictionThere is no sincerer love than the love of family. Chandra memiliki impian, keliling dunia bersama sang istri dan anak-anak lucu mereka. Hingga suatu hari setelah penantian sepuluh tahun, keluarga mereka mewujudkan mimpi itu. Bersama Wendy dan ketig...