Wassalamualaikum wr. wb.

2.3K 294 49
                                    

SETIAP awal pasti memiliki akhir. Dilihat bagaimana Jeno yang awalnya hanya iseng berkuliah di luar negeri dan berakhir ketagihan menuntut ilmu hingga sapaan 'prof' tersemat di depan namanya.

Baru tahun lalu Jeno mendapatkan gelar tersebut. Namun, orang-orang sangat antusias dan kagum mengingat usia Jeno 29 tahun ini.

Tentu saja orang yang paling antusias adalah Sherlin. Orang yang paling mengidamkannya serta salah satu faktor yang membuat Jeno semakin berambisi untuk mendapatkan gelar profesor riset seperti saat ini.

Ah, bahkan Jeno masih ingat bagaimana ia dulu harus menghabiskan beberapa minggu menjelajahi pedalaman hutan Kalimantan untuk mendalami penelitiannya.

"Hm... ini tinggal diuji satu perlakuan lagi. Kita harus tau bisa tahan di segala kondisi atau tidak, terutama intensitas cahaya dan air. Anggap aja mau kita tanam di dalam banker, paham?"

"Paham, Prof!!"

"Baiklah, silakan dilanjut..."

Lihatlah binar mata para anak magang didikannya. Mereka begitu rajin datang ke laboratorium meskipun sebenarnya hari ini libur.

Cukup beruntung mereka bisa bertemu profesor muda yang awalnya mereka kira tak akan datang karena memang pembimbing mereka ini terkenal sibuk.

Memang sih, awalnya Jeno pun datang ke laboratorium hanya untuk mengecek lokernya yang lupa ia kunci. Berhubung anak magang menghampirinya dengan dalih konsultasi penelitian, Jeno dengan senang hati berkerja tambahan. Hitung-hitung bisa mengembangkan ilmu pengetahuan.

Jeno dengan sigap membantu para juniornya. Apapun yang belum mereka pahami akan ia jelaskan dengan sabar.

Hingga getaran di saku jas lab mengalihkan perhatiannya. Mata sipitnya sedikit melebar mendapati banyak missed call dari keluarga.

Tepat hitungan ketiga nama Mama terpampang di layar ponselnya. Jeno segera keluar ruangan dan mengangkat panggilan.

"Halo, Mah-"

"Kamu di mana Jeno?!"

"Di lab, Mah. Bimbing anak magang."

"Malam-malam gini?! Mama gak mau tau kamu ke rumah sakit sekarang. Istri kamu mau melahirkan Jeno!"

Semua aneka suara alam seakan senyap. Panggilan Mama sampai diabaikan hingga panggilan tersebut terputus. Jeno seakan terpaku dalam lingkaran waktunya sendiri.

Salah satu anak magang yang menghampirinya pun bingung dengan Jeno. Melihat garis senyum melintang pada wajah seniornya.

"Mmm, Prof?"

Jeno tersentak, lalu merogoh sakunya dan memberikan sekumpulan kunci pada gadis di depannya.

"Maaf, saya gak bisa dampingi kalian lagi. Saya ada urusan mendadak. Tolong kalo sudah selesai kunci semua ruangan, ya. Nanti taruh aja di loker saya, ini kuncinya."

Gadis itu hanya terdiam menerima kunci. Masih mencerna titah Jeno yang disampaikan dengan mimik cepat. Sampai tak sadar profesor muda itu telah hilang menaiki motornya.












[✔] HUJAN || Jeno x EricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang