28-HUJAN

3.8K 395 25
                                    

don't copast
don't be sider
voment juseyo









PENGANGGURAN banyak gaya. Julukan yang Eric berikan khusus untuk Jeno. Untuk kakaknya yang saat ini tidak berhenti mengikutinya ke mana saja.

Meskipun awalnya Eric mengeluh tentang jadwal Jeno yang padat setelah berkuliah dan berkerja paruh waktu. Kini Eric jengah sendiri dibuntuti yang lebih tua.

Entah ke mana perginya agenda Jeno saat ini. Si sulung itu beberapa hari terakhir terlihat amat sangat menikmati harinya dengan santai. Tak melakukan apapun selain menempel pada Eric dengan novel kategori sci-fi di tangannya.

Jeno lebih memilih memperhatikan adiknya yang sedang bekerja di depan layar laptop. Meskipun hari libur seperti ini Eric tetap membawa pekerjaannya ke mana saja, mirip seperti Papa dulu. Bedanya Papa tetap masih bisa meluangkan waktu jika di rumah.

"Lo gak ada kerjaan lain apa selain natap gue terus?" tanya Eric tanpa menoleh sedikit pun. Faktanya mereka sedang duduk berdampingan di atas kasur Eric.

"Blushing ya?"

"Ck, terserah." Eric fokus memeriksa beberapa laporan kertas kerja. Mencoba abai pada Jeno yang mulai kumat capernya.

"Kuliah gue di sini biasa aja gak sesibuk di Kanada dan lagi gue dapet bonus cuti dari profesor. Gue free buat beberapa hari ke depan."

"Gak ada yang nanya." saut Eric.

"Lucu ya? Padahal kemarin-kemarin lo ketara banget marah waktu gue sering nginep di lab, tapi sekarang justru lo yang sibuk sendiri."

Eric berhenti mengetik. Benar juga apa kata Jeno. Seharusnya ia memanfaatkan waktu Jeno yang langka sekali ini. Tapi mau bagaimana lagi sekarang sudah memasuki akhir tahun. Eric sibuk mengecek buku besar dan kertas kerja masing-masing perusahaan cabang. Tidak ada waktu untuk sekadar mengobrol santai.

"Ayo ngedate!"

"Huh?"

Eric sepenuhnya menoleh pada Jeno. Apa lagi rencana kakaknya kali ini?

"Ngedate, piknik" tawar Jeno sekali lagi.

"Sorry, gue sibuk dan gue gak sejones diri lo." tolak Eric.

"Hahh... emang ngedate harus sama pasangan?"

"Namanya juga dating!"

Jeno menghela napas, Eric memang gengsinya besar. Giliran ditinggal sendiri uring-uringan. Padahal dilihat kantung mata Eric yang menghitam jelas sekali adiknya itu butuh istirahat dan refreshing.

"Kerjaan lo sebanyak apa sih, Ric? Perasaan dari pagi sampai tengah malam gak kelar-kelar."

Jeno melongok ke depan laptop sampai menutupi pandangan Eric. Persis seperti bocah yang penasaran dengan game apa yang orang lain mainkan.

Eric mendorong kepala Jeno menjauh. Ada saja yang dilakukan Jeno untuk mengganggunya. Padahal dia sudah sangat mengantuk, ingin segera menyelesaikan pekerjaan lalu tidur.

"Banyak. Gue mesti cek laporan perusahaan dari masing-masing cabang. Dan lo tau sendiri cabangnya Papa ada berapa. Mana pasar saham gak bisa diprediksi naik turunnya lagi."

[✔] HUJAN || Jeno x EricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang