Don't copast
Don't siders
Vomment juseyoJENO mengerjapkan matanya berulang kali. Menutupi sebagian wajahnya dari sinar matahari yang lumayan silau mengenai matanya. Suara kicauan burung diluar sana cukup jelas terdengar di telinga.
Didapatinya sebuah tembok dengan jendela yang terbuka di depan Jeno. Ornament kapal pada dinding begitu familiar di mata Jeno. Dan dugaannya benar, jarum infus menancap apik di tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya terbalut kain kasa.
Jeno tersenyum setelah sadar kalau dirinya sedang berada di rumah sakit. Jeno ingat dan tahu betul konsekuensinya jika dia berkelahi dengan Eric. Tapi, mau bagaimana lagi. 'Adik kecilnya' itu selalu membuatnya emosi.
Sedikit aneh ketika Jeno sadar dengan posisinya yang tertelungkup dengan wajah menghadap jendela. Jeno mulai menggerakkan badannya berpindah posisi menjadi terlentang. Namun, rasa perih dan linu di punggungnya segera mendominasi. Membuat Jeno kembali pada posisi awal.
"Cuih, lemah." sebuah suara terdengar dari samping kanannya. Jeno menatap datar adiknya yang sedang bermain gadget.
"Baru gue lempar meja aja lo pingsan 2 hari,"
"Gue yang luka-luka kayak gini sehat-sehat aja, cih lemah!"Eric berdecih pada kondisi Jeno. Di sini Eric yang penuh dengan perban di kepala dan beberapa plester di wajahnya, tapi kenapa malah Jeno yang terlihat lebih mengenaskan.
Jeno masih diam mendengarkan Eric yang mencemoohnya dari bangsal sampingnya. Kamar inap yang ditempati Jeno dan Eric sebenarnya kamar kelas 1 yang hanya memiliki fasilitas satu bangsal di setiap kamarnya. Tapi, entah bagaimana Eric bisa satu kamar dengannya.
Jeno kembali memaksa tubuhnya untuk duduk. Perih yang sempat memudar kembali menusuk tubuhnya lagi. Bahkan membuat sakit pada dadanya muncul.
"Cih, sok kuat!"
Jeno menghiraukan suara cemooh Eric. Geram dengan linu di punggungnya, dengan gerakan cepat Jeno mendudukkan tubuhnya. Jeno lagi-lagi meringis merasakan sakit seperti kulitnya dirobek sacara paksa.
Jeno menyingkirkan selimutnya ke lantai. Ternyata dia tidak menggunakan atasan sama sekali. Hanya ada kain kasa yang membelit punggung dan perut berototnya.
Anak sulung di keluarga Atmajaya itu mencoba meraba punggungnya yang terbalut kasa. Tangannya merasakan dingin dan basah ketika tidak sengaja menyentuh sesuatu di punggungnya.
Eric terkejut melihat warna merah merembes keluar dan mengenai tangan saudaranya. Apa separah itu luka kakaknya dibanding luka yang hampir merata di wajahnya?
Eric mengalihkan wajahnya. Memilih tak acuh dengan kondisi kakaknya. Untuk apa peduli dengan orang egois seperti manusia di sampingnya ini. Bahkan mengategorikan sebagai manusia saja Eric tidak sudi.
"Selamat pagi ponakan tante yang caem-caem!!!"
Seorang wanita cantik lengkap dengan jas putihnya masuk ke dalam kamar inap mereka. Name tag bertuliskan 'Dr. Gishella Roselyn' melekat pada jas putihnya.
Wanita yang berprofesi menjadi dokter ini menatap jengah kedua keponakannya yang saling diam, bahkan tidak ada yang menjawab sapaannya.
Eric sibuk bermain game online di ponselnya. Sedangkan Jeno sibuk membelit tubuhnya menggunakan selimut. Menutupi darah yang merembes dari lukanya.
"Kenapa kalian diem-dieman? Ahh tante tahu, kalian habis berantem lagi ya?!" Seulgi menatap nyalang satu-persatu keponakannya.
"Dia yang duluan, tan! Sok bisu, tuli!"

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] HUJAN || Jeno x Eric
Teen Fiction꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷ #Brothership [END] ❝Hubungan kakak-adik yang sebenarnya.❞ Cast: ➭Lee Jeno from NCT ➭Eric Sohn from THE BOYZ ⚠ harsh words / umpatan / kata kasar #1 in sohneric [2021.02.08] #1 in eric...