4. kehidupan baru

1.8K 230 3
                                    

"Jisung... kau sedang apa?"

Jisung memutar tubuhnya ke arah sumber suara. Mendapati Haechan yang tengah mengerikan rambut coklatnya yang basah.

Sembari mengerikan rambutnya, Haechan berjalan mendekat ke arah Jisung berada. Hingga tepat berada di samping Jisung.

Jisung pun berbalik kembali menatap keluar jendela.

"Kau sangat baik hyung. Memungut bocah terlantar yang tak tahu darimana asal usulnya." suara Jisung melemah. Ada sirat kesedihan di setiap kata katanya.

Beberapa kemudian menit terasa senyap.

"Oh ya, aku tak tahu berapa umurmu."

Haechan mencoba mengalihkan pembicaraan. Ia tak ingin bocah di hadapannya kembali bersedih. Haechan seperti kembali ke masa lampau jika terus terusan melihat Jisung yang seperti ini.

Jisung mendongak menatap Haechan. Terdiam sebentar lalu menjawab pertanyaan yang di lontarkan.

"Sepuluh"

"Ternyata sudah besar ya." gumam Haechan kemudian terkekeh, bagaimana tubuh Jisung yang tak sesuai dengan umurnya. Haechan kira umur Jisung jauh lebih muda lagi.

"Sekolah di mana?" tanyanya lagi.

"Aku tidak sekolah hyung"

"Em... kau ingin ber-sekolah Jisung?" tanya Haechan memecah suasana yang menurut dirinya canggung.

Dapat Haechan lihat mata Jisung berbinar, mengeluarkan kilatan cahaya di manik coklat gelap itu. Namun tak lama senyumnya pudar.

"Tidak, aku sudah terlalu menyusahkan hyung"

"Hey, bukankah sekarang kita keluarga?"

"Tak ada alasan. Aku besok akan mengurus perpindahan mu" lanjutnya Haechan kembali.

Bruk!

Jisung menundukkan tubuhnya kepada yang lebih tua, memeluk erat tubuh Haechan. Jisung sangat menyukai aroma yang tercium dari tubuh Haechan. Rasa harum melati dan madu yang samar-samar, juga terasa nyaman dan hangat secara bersamaan.

Mengingat dirinya dan Jisung masih sama2 terluka. Haechan melonggarkan pelukan yang mana membuat sebuah tanda tanya untuk Jisung. Haechan berjalan keluar kamar menuju lantai bawah. Mengambil kotak P3K di dalam lemari dekat ruang tamu.

Kembali melangkahkan kakinya menaiki anak tangga satu persatu. Hingga sampai di kamarnya lagi. Meminta Jisung untuk duduk di kursi belajarnya, sedangkan Haechan duduk di pinggir ranjang. Mengambil beberapa kapas yang sudah ia beri alkohol. Kemudian menempel plester pada beberapa luka yang terlihat seperti sayatan di wajah Jisung.

Mengoleskan salep di beberapa luka yang masih terlihat. Kemudian meminta Jisung untuk sedikit mengangkat bajunya agar luka dalam tubuh Jisung dapat ia obati secara menyeluruh.

Ada rasa perih dalam diri Haechan melihat Jisung yang memiliki banyak luka memar di area tubuhnya. Luka itu sepertinya sudah lama. Haechan tak tahu apa yang selama ini bocah itu alami hingga seperti ini.

Usai mengobati Jisung ia meminta bocah itu untuk turun terlebih dahulu ke bawah.

Kini beralih Haechan mengobati dirinya sendiri.







Jisung melihat Haechan yang tengah menuruni tangga satu persatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung melihat Haechan yang tengah menuruni tangga satu persatu. Berjalan menuju dapur membuat beberapa makanan untuk makan malam. Jisung menghampiri Haechan, berdiri di sebelah sosok yang lebih tua darinya.

"Hyung, aku harus bantu apa?" tanyanya.

"Kau ingin memakan apa untuk makan malam?" bukan Haechan menjawab, namun memberi pertanyaan lagi.

"Terserah hyung. Aku pemakan segala, tenang saja" Haechan terkekeh mendengarnya.

"Em,, cuci sayur-sayur dan isi wadah ini bisa??." ujar Haechan sambil memberi perkiraan air yang harus diisi.

"Dengan air keran?"

Haechan mengangguk.

Secara singkat Haechan hanya membuat sundubu jjigae dan memanaskan dua porsi nasi dalam microwave.

Setelah semuanya matang, Haechan memindahkannya kedalam mangkuk lalu di letakkan di atas meja makan. Sembari Haechan meletakkan semua makanan Jisung di minta menyiapkan pasangan alat makannya.

Mereka pun duduk lalu menyantap makanan mereka yang masih mengepulkan uap panas.

"Apa masakanku enak?" Haechan menatap Jisung bertanya tanya. Dibalas anggukan semangat oleh Jisung.

Usai makan mereka duduk menonton televisi bersama sama.

Karena kamar yang lain Haechan masih belum sempat memanggil cleaning servis, Jisung masih tidur di kamar yang sama dengan Haechan.













Karena kamar yang lain Haechan masih belum sempat memanggil cleaning servis, Jisung masih tidur di kamar yang sama dengan Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyung, aku akan bersihkan sendiri kamar yang akan ku pakai"

"Kau yakin?" mereka sama sama berbicara lirih dalam sunyi nya ruangan itu.

"Iya, tak perlu memanggil tukang bersih-bersih"

"Bagaimana dengan luka luka mu?"

"Sepertinya membaik, hyung tak perlu khawatir"

Haechan yang memeluk Jisung menyalurkan kehangatan sembari menepuk pelan punggung kepala si bocah. Hingga kini mereka terlelap, melupakan kejadian yang mungkin buruk hari ini.

 Hingga kini mereka terlelap, melupakan kejadian yang mungkin buruk hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


tbc.

Will You... (Jihyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang