15. kantor 2

1.5K 177 41
                                    

Akhirnya setelah acaranya sedikit menggoda Jisung, Jeno pun meminta ijin kembali bekerja kepada sang presedir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Akhirnya setelah acaranya sedikit menggoda Jisung, Jeno pun meminta ijin kembali bekerja kepada sang presedir. Membungkuk sopan melangkahkan kakinya keluar ruangan.

Haechan tersenyum hingga Jeno menutup pintu ruangan kembali.

Beralih Haechan menatap Jisung dengan lembut. Sungguh kesabaran Haechan yang amat luar biasa menghadapi bocah satu ini.

Di meja, makanan Jisung masih utuh, dan Haechan juga masih memaksa Jisung untuk makan siang, namun bocah itu tetap menolaknya. Haechan khawatir dengan Jisung yang tidak segera memakan makan siangnya. Dan cara terakhir yang Haechan punya, yaitu menawari Jisung untuk ia suapi.

Benar saja! bocah itu langsung makan dengan lahap. Menghabiskan semua makan yang berada di piring dan mangkuknya. Haechan
menghembuskan nafas lega.

Usai menyuapi Jisung, Haechan kembali lagi mengerjakan pekerjaannya yang masih saja menumpuk. Tak habis habis rasanya jika di hitung.

Jisung menunggu di sofa ruangan itu, memandangi Haechan dengan lekat. Nampak jelas sekali wajah lelah kekasihnya. Jisung pun beranjak dari duduk mendekat ke meja Haechan.

Jisung mengangkat tubuh Haechan ala koala yang masih fokus membaca lembaran kertas kertas itu. Haechan sendiri tak ambil pusing Jisung ingin melakukan apapun, dirinya tetap fokus membaca berkas berkas di tangannya. Kemudian Jisung duduk di kursi Haechan, sedangkan tubuh Haechan ia dudukkan di atas pahanya.

Tangan Jisung mengambil beberapa berkas dan mulai ikut membacanya. Ia pun memberi tahu kepada Haechan kelebihan dan kekurangan dari laporan itu, dan Haechan hanya perlu menandatanganinya.

Lalu mengambil lembaran map lainnya. Dan begitu seterusnya.

Awalnya Haechan sedikit ragu. Tapi setiap ia membaca ulang yang di beritahukan Jisung. Entah kenapa ia setuju dengan pendapat bocah remaja itu.

Jisung memberikan saran juga kritik yang tepat kepada dirinya.

"Haechan"

Merasa namanya di panggil, ia pun menoleh ke belakang. Melihat Jisung yang sedang bersender ke belakang, memegang map berwarna biru.

"Bukankah ini akan merugikan perusahaan?" Jisung mengarahkan mapnya ke depan tubuh Haechan. Dada bidang Jisung menempel di punggung Haechan sedangkan dagu Jisung bersender di pundaknya.

"Jika di lihat dari sini lebih teliti, walaupun kesalahan itu hanya sejumput alat elektronik. itu sedikit demi sedikit akan menggerogoti pemasukan. Lalu menghancurkan posisi perusahaanmu cepat atau lambat"

Haechan mulai fokus dengan ucapan Jisung, dan meneliti kembali map biru di hadapannya.

"Tapi kan itu hanya sedikit, aku yakin mereka akan memperbaikinya. Paling tidak 1:1000 tidak akan mempengaruhi hasil"

"Iya itu memang sangaaat sedikit, tapi jika berulang kali kau seperti ini lama lama akan menghancurkan perusahaan mu sendiri, Haechan..." Jisung berbicara panjang lebar sembari mendusal kan rambut pada tengkuk Haechan. Menciumi aroma melati dan madu yang menguar dari sana.

Will You... (Jihyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang