7. kenapa hanya Haechan?

1.7K 209 5
                                    

cklek~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


cklek~

Mendengar pintu terbuka, Jisung mengarahkan pandangannya. Dilihatnya Haechan kembali menutup pintu kamar berjalan menuruni anak tangga kemudian duduk di samping dirinya.

Jisung ingin bertanya namun ia hanya orang luar. Ia takut dan tak ingin ikut campur. Namun ia sudah di puncak akan sifat penasarannya.

Jisung pun memberanikan dirinya bertanya. Walau sedikit tak sopan menanyakan privasi seseorang.

"Haechan hyung" Mendapati namanya di panggil Haechan bergumam membalas panggilan itu.

"Aku ingin bertanya, tapi apa hyung akan marah?" tanya Jisung masih sedikit ragu.

"Tanyakan saja. Aku tak akan marah" jawab Haechan yang masih terfokus pada cemilan juga film yang ia tonton.

Jisung menelan ludahnya kasar. Ia sungguh sebenarnya menanyakan seperti ini mungkin bisa membuat hubungan mereka merenggang. Jisung takut Haechan menjauhi dirinya.

"Emm itu hyung." Jisung menyatukan kedua tangannya. Saling meremat perlahan tangan yang ia genggam.

"Kau ingin bertanya dimana orang tuaku?" Jisung terkejut dengan pernyataan Haechan. Haechan seperti sudah membaca pikirannya. Jisung pun menundukkan pandangannya, mengangguk perlahan.

"Jika hyung tak ingin bilang tak apa." jawab Jisung masih dengan pandangnya yang melihat karpet abu abu dibawah kakinya.

"Tidak. Aku akan ceritakan semuanya. Aku juga sudah lelah menyimpan ini sendirian"

Kalimat itu berhasil membuat Jisung menatap kembali orang di sampingnya ini.

Haechan masih menatap ke depan. Walau manik mata coklat gelapnya menatap televisi yang tengah menyala, Jisung tahu pikiran Haechan tak tertuju kesana.

"Aku harus mengatakan dari mana ya..." Kemudian Haechan meletakkan toples camilannya di atas meja.




flashback on

Sosok kecil berwajah manis kini tengah berlari lari  di sepanjang rumput hijau yang luas. Ia sangat semangat berlari hingga membuat dirinya terjatuh tanpa sadar.

"Haechan!!" mendapati sang anak terjatuh, wanita cantik itu mendekat. Mengangkat sang anak perlahan. Memeluknya memberi kenyamanan pada sang anak.

"Sudah sudah. Haechan eomma kan kuat" ibu Haechan mendudukkan Haechan kecil di atas ayunan di lahan itu.

"Hiks... hiks... eomma..." Haechan kecil terisak.

Ibunya tersenyum, kemudian berjongkok di depan Haechan menyamakan tinggi dengan buah hatinya.

"Haechan merasakannya?" tanya wanita itu.

Haechan menatap sang ibu tak paham. Lantas ia hanya berdiam masih tangannya dengan meremas sekitar celana yang robek karena ia terjatuh tadi.

Will You... (Jihyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang