21. farewell

1.1K 124 5
                                    

Sesampainya di taman festival musim semi. Ternyata benar seperti perkiraan mereka, tempat itu sangat ramai dengan orang orang yang saling bergandengan tangan. Entah anak dan orang tuanya, atau dengan sahabatnya serta pasangan sekalipun.

Memang, festival ini sangat indah untuk di lewatkan. Dan juga ini terakhir kalinya Haechan akan berada di Cina bersama Renjun...

Mereka membeli makanan yang terlihat menarik juga mencoba beberapa wahana permainan di sana. Sangat menyenangkan bisa seperti ini. Renjun serta Haechan berlarian tak tentu arah di sertai senyuman lebar terpampang di keduanya.

Orang orang yang melihat kedua bocah itu juga ikut tersenyum. Dunia serasa milik mereka.

Lalu di waktu terakhir, mereka memilih duduk di atas tempat yang lumayan tinggi sebelum pulang. Di sana mereka bisa melihat seluruh wahana festival serta kedai kedai yang bersinar seperti bintang. Memenuhi setiap sisi kegelapan dengan cahaya lampu yang menyala warna warni.

"Hahaha Renjun lucu sekali wajahmu tadi saat kita menaiki kora kora, sampai sakit perutku ahahah Akh-" Merasa pipinya di cubit sangat keras. Haechan mengaduh kesakitan dan berusaha melepaskan tangan Renjun yang masih setia membuat pipinya memerah.

"Rasakan ini!! sudahlah Donghyuck, lupakan saja! Aku malu mengingatnya!!" ujar Renjun gemas.

"Dan kau, tadi sempat muntah sehabis itu kan... AHAHHAHAHA Rasakan itu!!!" ejek Renjun balik. Pasalnya sebelum mereka menaiki wahana itu, Haechan memakan banyak Gelato rasa coklat di salah satu kedai di sana.

Haechan kecil mendengus "Ish, yasudah berarti seri"

Renjun akhirnya melepaskan cubitan itu. Ternyata benar benar membuat pipi Haechan memerah seperti tomat. Jika saja Jisung berada di sana waktu itu mungkin sudah di terkam habis Haechan ini.

Setelah itu mereka terdiam, merasakan angin malam yang dingin yang melewati tubuh mereka seolah membiarkan rasa lelah ikut terbawa sang angin.

'Donghyuck membuka matanya perlahan sembari menegakkan kembali tubuhnya, menatap ke depan. Aku tahu karena mataku saat itu sedikit terbuka. Hanya saja sepertinya Donghyuck tak menyadarinya.

Ia menatap kosong entah ke arah mana. Terlihat sedikit sirat kesedihan di raut wajahnya. Waktu itu aku yang masih kecil tak faham arti tatapannya dan aku hanya menganggap mungkin Donghyuck sedang fokus melihat sesuatu di antara festival itu yang berhasil membuatnya tertarik.

Aku pun perlahan membuka mataku, namun punggungku masih bersender pada tubuh bangku di sana.

Aku menanyakan apa yang Donghyuck lihat. Dia hanya menjawab bukan apa apa. Lalu dia mengajakku untuk pulang. Dan menarikku untuk kembali masuk ke dalam mobil

Raut wajahnya sejak dari festival hari itu sedikit berubah. Dalam perjalanan Donghyuck hanya menatap keluar jendela mobil saja. Aku memberanikan diri mengajukan pertanyaan lagi 'ada apa denganmu apakah aku melakukan kesalahan?' begitu ujarku. Hanya saja kembali lagi Donghyuck hanya menggeleng dan tersenyum kepadaku.

Sesampainya di rumah, aku baru mengetahui apa sebab Donghyuck seperti itu'

Saat ini keluarga Lee, Renjun serta Ten Seo tengah berkumpul di ruang keluarga. Mereka membahas tentang perusahaan Lee di negara lain yang mengalami masalah. Tuan Lee atau bisa di sebut ayah dari Lee Donghyuck dan Huang Renjun sekarang memecah keheningan setelah cukup lama.

"Kami akan berangkat besok" ujar si kepala rumah tangga.

Secara singkat, sosok ayah dari kedua bocah itu akan pergi ke negara Amerika bersama istri dan anak mereka, Donghyuck. Renjun memang di ajak oleh tuan Lee, namun ia lebih memilih tinggal bersama Ten di negara ini.

Will You... (Jihyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang