3. -1-2-3- mulai!!

2K 244 1
                                    

ting ting ting!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ting ting ting!

Usai sudah waktu sekolah hari ini. Kini seluruh kelas sudah sepi, menyisakan beberapa anggota yang mengikuti klub. Haechan masih memandang jendela terbuka di sebelahnya persis. Menumpukan dagunya di tangan atas meja. Menatap anggota klub basket yang sedang berlatih.

Jika tubuhnya kuat, mungkin ia akan mengikuti klub basket dari dulu. Atau mungkin sepakbola dan taekwondo?.

Sinar senja menerpa wajahnya, memang sedikit terasa berdenyut karena luka itu. Namun hangat.

Menikmati setiap daun yang gugur dari ranting pohon kemudian diterbangkan sang angin untuk di ajak menari. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas dengan mata yang sedikit menyipit.

Teringat ada seorang bocah yang sekarang tinggal di rumahnya Haechan bergegas menggendong tas lalu berjalan keluar kelas. Setiap langkahnya membuat daun yang berguguran disekitar sedikit bergetar di atas tanah.

Ia berjalan menuju toko baju.

kling kling!

"Selamat datang" sapa orang yang bekerja di tempat tersebut. Haechan membalas dengan senyum. Ia pun berjalan menuju baju yang terpajang di dalam toko itu. Memilih asal sepasang pakaian yang menurutnya pas untuk Jisung. Kemudian Haechan mengeluarkan card-nya, tak mungkin bukan ia membawa segepok uang kemana mana, yang ada malah mendapati pencurian.

Usai membayar, ia pun melangkahkan kakinya keluar dari toko baju usai berbelanja.

Mendapati kedai makanan ia mampir membeli beberapa untuknya dan Jisung. Usai menyerahkan beberapa lembar uang, ia pun kembali berjalan menuju pulang.

Hingga sampai di depan rumahnya Haechan membuka pintu perlahan.

Mendapati Jisung duduk di sofa depan televisi yang tak menyala. Pandangan mata Jisung menatap keresek putih bening yang Haechan bawa dengan binar. Dapat di lihat bahwa itu adalah makanan.

"Jisung?"

Haechan terkekeh melihat kilauan mata dari Jisung. Membawa plastik itu masuk lalu ia letakan di atas meja di depan Jisung duduk.

"Sebentar aku ambilkan piring dan sumpit" Haechan berjalan ke dapur mengambil benda yang ia katakan. kemudian duduk di samping Jisung.

Haechan mengeluarkan makanan yang tadi ia beli, hanya satu porsi ukuran besar tteokbokki dengan mozarella di atasnya dan dua bungkus makanan sampingan.

Jisung menatap orang di sampingnya, sedangkan yang di tatap pun mengerti lalu menganggukkan kepalanya.

Akhirnya Haechan dan Jisung memakan makanan itu sembari menonton film di televisi.

Nyam~

Haechan membereskan alat makan yang mereka pakai. Menaruh sekalian mencucinya di wastafel.

"Jisung, bukalah tas yang ku taruh di atas sofa" ujar Haechan yang tengah mengelap tangannya dengan tisu.

Jisung membuka tas itu, mendapati banyak baju berbagai macam warna. Itu sangat bagus dan sangat mahal. Jisung mendongak menatap Haechan bertanya tanya.

"Itu untukmu" Haechan tersenyum kepada Jisung.

Jisung nampak terdiam.

"Hyung tak perlu repot-repot seperti ini, aku hanya orang asing yang merepotkan hidupmu saja." ujarnya kemudian.

Jisung masih menatap Haechan.

Haechan berjalan mendekat, mengusak rambut Jisung.

"Bukankah sekarang kita keluarga,? kau ku anggap adikku sendiri. Dan anggap aku pula sebagai hyung mu. Jangan sungkan, Jisung-ie" balas Haechan tenang.

Jisung langsung memeluk Haechan dengan erat.

Merasakan seragam bagian perutnya yang basah, Jisung menangis. Haechan menepuk puncak kepala Jisung, guna menenagkan anak itu.

Tak lama pelukan Jisung melonggar. Jisung baru sadar saat tutup kepala hoodie milik Haechan terbuka. Mendapati lebam di daerah wajah manis Haechan dan beberapa plester luka yang tertempel di pipi kanannya.

"Hyung terluka?" Jisung menatap lamat Haechan.

"Yahh kau tahu? kenakalan anak remaja seperti ku." Haechan mencoba mengalihkan pandangannya.

Jisung mengangguk, walau dirinya tak paham betul apa yang dikatakan yang lebih tua. Anak itu kembali merebahkan diri di sofa empuk ruang tamu.

05.00pm

"Jisung, kau mandi duluan." ujar Haechan.

"Oh ya, baju baju itu nanti kau masukan saja dalam mesin cuci besok akan aku bersihkan. Nanti ganti menggunakan bajuku saja sementara" lanjutnya.

Tanpa menjawab, Jisung sudah membawa baju bajunya menuju kamar. Memasukan baju barunya di dalam mesin cuci. Ia lalu berjalan menuju lemari, mengambil pakai Haechan yang sekiranya cocok di tubuhnya.

Memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

Usai Jisung mandi ia keluar mendapati Haechan yang tengah duduk di kursi belajar dengan menyender ke belakang. Satu buku tebal yang pemuda itu baca. Namun Jisung tahu itu bukan buku pelajaran, sudah bisa di lihat dari cover buku dengan gambar kupu-kupu dan bulan.

Mendapati Jisung sudah selesai mandi, Haechan pun menutup buku bacaannya. Beranjak dari kursi belajar berpindah duduk di pinggiran kasur.

"Sini hyung bantu keringkan." Menggerakkan tangannya agar Jisung mendekat.

Kini posisi mereka. Haechan yang berada di pinggir ranjang. Sedangkan Jisung berdiri menghadap Haechan. Jisung memang pada dasarnya tak terlalu tinggi.

Jemari Haechan yang lentik mengusak perlahan rambut basah itu menggunakan handuk. Merasa rambut hitam itu sudah tak basah seperti tadi, sekarang giliran Haechan yang menuju kamar mandi membersihkan diri.

Jisung menatap jendela di kamar dan berjalan mendekat. Ternyata di balik kaca bening berlapis gorden abu abu itu terdapat lahan hijau yang lumayan luas. Ada pula kolam renang disana. Kamar Haechan berada di lantai dua sehingga Jisung dapat melihat sekelilingnya.

Ia sangat kagum. Betapa rapi dan teraturnya rumah ini. Padahal yang ia tahu hanya Haechan yang tinggal di rumah yang cukup besar ini.

 Padahal yang ia tahu hanya Haechan yang tinggal di rumah yang cukup besar ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc.

Will You... (Jihyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang