8. lanjutan

1.5K 218 5
                                    

Entah bagaimana, sekarang Haechan berada di rerumputan hijau yang luas serta bunga bunga yang bermekaran indah di sekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah bagaimana, sekarang Haechan berada di rerumputan hijau yang luas serta bunga bunga yang bermekaran indah di sekitarnya.

"Haechan, sayang bangun nak."

"Anak eomma yang manis harus bangun. Haechan masih di beri kesempatan hidup, jangan di sia siakan ya nak"

"Eomma dan appa yakin Haechan kuat"

"Haechan jangan tertidur terus"

Haechan melihat wajah sang ibu dan ayahnya tersenyum lembut menatap dirinya. Bukankah dirinya sudah bangun sekarang?. Bangun apa yang mereka maksud?.

"Ingat ucapan eomma, jika Haechan sakit?" tanya sang ibu.

Haechan terdiam. Tanpa berpikir ulang dirinya langsung mendapatkan jawaban.

"Sakit akan hilang terbawa sang angin yang berlalu, tapi Haechan tak sadang sakit eomma..." ucap Haechan sangat lirih, namun dapat di dengar oleh kedua orangtuanya.

Sang ibu tersenyum. Kemudian kedua orangtuanya memeluk erat tubuh Haechan. Haechan merasakan kelembutan serta kehangatan dari keduanya. Sayang sekali, ini untuk terakhir kali dirinya merasakan itu.

"Haechan..." namanya kembali di panggil. Namun ia masih nyaman dengan pelukan itu.

"Eomma dan Appa pamit pergi ya,?"

Haechan melepas pelukannya beralih menatap kedua ayah dan ibunya tak percaya.

Tanpa sadar kedua orang yang sangat ia sayangi itu menjauh kemudian melambaikan tangan dan berbalik dan semakin jauh.

Haechan berlari sekuat tenaga mengejar kedua orang tuanya yang berjalan menuju cahaya putih itu. Namun tak berhasil, ia terjatuh di pertengahan dirinya mengejar.

Membuat orang tuanya menghilang dari hadapannya, bersamaan dengan sang angin berhembus tenang di sekelilingnya. Rerumputan hijau pun bergoyang mengikuti gerakan sang angin yang melintas.

"Hiks- iya... Sampai jumpa lagi" ucap Haechan tersenyum menatap sosok yang sudah hilang dari penglihatannya.

Entah dalam dunia itu atau dunia nyata. Haechan menitikan liquit beningnya.

Walau rasanya akan sakit dan sangat membekas. Haechan menguatkan tekad untuk terus berjuang selagi dirinya masih di beri kesempatan.

Tak lama setelah itu, seorang suster yang sedang memeriksa cairan infus Haechan melihat pergerakan tangan dari pasiennya.

"Dokter!"

Sang dokter pun bergegas masuk untuk melihat pasiennya.

Haechan membuka matanya perlahan, mendapati dokter dengan jas putih juga dua suster wanita di sisi lainnya.

Setelah usai mengecek keadaan sang pasien. Dokter pun keluar ruangan, berganti dengan sosok pria dewasa yang berdiri di sebelahnya.

"Sudah bangun, Donghyuck?" tanya sosok manis itu yang juga menggunakan jubah yang hampir sama. Namun Haechan sudah dapat menebak bahwa sosok itu bukanlah dokter yang akan memeriksa dirinya

Will You... (Jihyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang