7

4K 308 0
                                    

"Heh malah diem aja, saya lagi ngomong denger enggak kamu?" Tanya pak Aksa dengan teriak supaya kedengaran okeh Nata.

Memang hujan turun lumayan deras, apa lagi atap halte yang terkena air hujan memiliki bunyi yang cukup keras

"Saya denger kok pak." Balas Nata teriak

"Yaudah kalau denger di jawab dong, kamu kira saya ngomong sendiri? Mau bareng gak? Mumpung saya baik hati, Kalo enggak saya tinggal. "

"Bareng gak ya? Kalo gak bareng nanti pulang nya agak lama mana makin dingin lagi, tapi kalo bareng gengsi gue. Ah masa bodo sama gengsi deh daripada gue jalan kaki pulangnya, dingin. Tapi nanti mobil nya kotor lagi" Ucap Nata neminang apakah harus nebeng atau nunggu hujan reda, mau nyuruh jemput kana tapi handphone nya mati kehabisan baterai lagi.

"Malah diem, yaudah kalo gak mau bar-" belum selesai pal Aksa berbicara sudah dipotong duluan oleh Nata.

"Tapi saya basah semua Lo pak! Nanti kotor"

"Gak mau nih?" Tanya pak Aksa sambil Menaik turunkan alisnya.

"Siapa bilang gak mau saya mau kok, tapi nanti kotor"

"Udah cepetan masuk!!"

Setelah itu Nata pun lari untuk masuk ke mobil dosen nya, tapi belum sampai masuk ada sebuah suara yang menghentikan pergerakan nya.

"Kamu pikir saya supir kamu? Duduk di depan." Pungkasnya.

"Baik pak." Jawab Nata nurut.

"Rumah kamu dimana?" Tanya pak Aksa.

"Gak jauh pak, dibelakang kampus. Jalan melati no. 12 pak." Jawab Nata yang hanya dibalas anggukan oleh pak Aksa.

Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya merekapun sampai di depan rumah Nata.

"Mau masuk dulu pak?" Tawar Nata.

"Gak usah saya langsung pulang aja."

"Oh oke, makasih ya pak udah mau nganterin saya."

"Hmmm" Setelah itu Nata keluar dari mobil dan berlari ke rumahnya karena hujan belum reda.

Setelah itu mobil pak Aksa pun pergi dan  Nata segera masuk ke rumah.

Baru saja menutup pintu, Nata sudah dikagetkan dengan ayahnya yang berdiri gak jauh dari jendela yang menghadap ke halaman depan. "Loh ayah udah pulang?" Tanya Nata saat melihat ayahnya.

"Kamu mikir ini siapa, ta? Hantu?" Tanya ayah nya.

"Hehehehe basa-basi yah," cengir Nata.

"Halah basi ta"

Nata berjalan mendekati ayahnya dan menyaliminya. "Ayah katanya pulangnya malem? Kok sore udah pulang?"

"Kamu gak seneng ayah pulang cepet"

"Ishh bukan gitu, yahh.."

"Udah sana cepet mandi nanti masuk angin dan setelah itu makan sama ayah." Ujar sang ayah.

"Iya yah" Setalah itu Nata pun segera mandi sesuai perintah ayahnya.

Skip setelah mandi~

Tok tok tok

"Nata cepat keluar, kita makan dulu." Ucap sang ayah dari luar kamar Nata.

"Iya, Yah. Sebentar," sahutnya

Klek

"Ayo, Yah." Seru Nata sambil menggandeng tangan ayahnya.

"Kamu mandi lama banget, ayah udah lapar." Setelah itu mereka berdua pergi menuju meja makan.

"Tadi pagi belum mandi yah, makanya sekarang lama." Jawab Nata sambil cengengesan.

"Anak perawan jangan di biasain kaya gitu" Nasehat ayahnya yang hanya dibalas dengan tawa Nata saja.

Saat sudah sampai di meja makan, mata Nata menjadi berbinar karena melihat makanan kesukaan nya.

"Wahh.. ayah masak telur balado." Ucap Nata kesenangan karena itu adalah salah satu makanan buatan ayahnya yang menjadi favorit Nata, sederhana memang tapi dibuatnya dengan penuh kasih sayang yang membuat makanan itu menjadi lebih nikmat.

"Iya ayah masak makanan kesukaan kamu, cepet makan gih."

"Siap kapten." Jawab Nata sambil hormat kepada ayahnya.

Sang Ayah yang melihat kelakuan Nata hanya terkekeh. Kadang dia belum terima kalau putri kecilnya cepat dewasa karena ketika dewasa putrinya cepat atau lambat pasti akan mengenal apa itu cinta dan bertemu dengan para buaya. Dia gak akan terima kalau putri kecilnya harus sakit hati hanya karena cinta, jadi sebelum para lelaki itu mendekati putrinya maka mereka harus sanggup menghadapinya dahulu.

"Ayah kenapa bengong, ayo makan." Ucap Nata ketika melihat ayahnya hanya diam saja.

"Ahahaha iya ayo makan."

Suasana di meja makan terlihat sangat hangat, candaan saling terlempar sampailah ayahnya menanyakan sesuatu yang bikin sebal Nata selama satu hari ini.

"Kamu tadi di anter pulang siapa, Ta?" Tanya ayah Nata.

Nata berfikir sebentar, "Dosen nata, yah."

"Tadi pagi kan Nata berangkat ke kampus, jalan kaki kan. Waktu mau sampai kampus tiba-tiba ada mobil yang ngebut waktu ada genangan jadinya Nata kecipratan, terus tu yang paling ngeselin yang punya mobil gak mau berhenti masa. Terus karena waktunya udah mepet Nata gak bisa pulang jadi lanjut ke kampus dengan baju yang kotor tapi untung nya Gian bawa Hoodie jadi Nata pinjem dulu. Itu untuk baju Nata yang kotor," jeda Nata sambil mengatur nafasnya.

"Terus untuk yang pulang basah itu aku ga sengaja kehujanan, Yah. Kan tadi setelah kelas aku harus nemuin dosen dulu, katanya temen-temen aku itu mau nungguin tapi ternyata mereka pulang duluan mungkin karena mau hujan jadinya Nata pulang mau jalan kaki aja, tapi waktu baru keluar area kampus hujannya udah turun. Ternyata dia gak mau nungguin Nata pulang dulu baru turun, malah waktu Nata keluar dari area kampus menuju halte hujan nya udah turun, jadi Nata kehujanan deh." Lanjutnya.

"Terus kenapa yang nganter bisa dosen kamu?"

"Dia itu yang aku ceritain tadi yah, jadi itung-itung buat permintaan maaf katanya"

"Laki-laki atau perempuan dosen kamu?"

"Laki-laki, Yah" jawab Nata, "Tapi masih muda kok,Yah"

Mendengar jawaban anaknya, ayah Nata pun mengangkat sebelah alisnya.

"Maksud kamu?"

"Eumm... Emmm... Emmm.... Apa ya, Yah. Nata juga bingung hehehehe." Ujarnya sambil cengengesan.

" Kamu suka dosen kamu?"

"Eh enak aja. Kata siapa gitu." Jawab Nata

"Dosennya mukanya galak, Nata gak suka"

Tanggung Jawab Dong Pak!!!!! [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang