32

2.4K 184 0
                                    

"Lepasin tangan gue" ucap Nata tak suka.

"Ta dengerin aku dulu." Ucap orang itu dengan tangan yang masih menggenggam tangan nata yang memberontak minta dilepas.

"Apa ngomong apa sih ris? Gue rasa kita udah gak ada urusan."

Ris? Ya orang itu Faris. Masih ingat Faris?
Faris temen SMA Nata. Yang ketemu di cafe itulo, yang bareng Aurel. Jangan bilang juga lupa sama Aurel:)

"Aku minta maaf ta. Tolong maafin aku" ucap Faris memelas.

"Pfffttt masih punya muka Lo? Jangan bercanda. Setelah sekian lama baru sekarang? Gila kali," jawab Nata sarkas

"Ini udah lama banget, udah lupa juga guenya. Dan ya gue gak butuh minta maaf dari Lo, karena apa? Karena Lo gak penting dihidup gue."

Nata mencoba melepaskan tangannya lagi, tetapi semakin ia mencoba semakin kuat pula penganan Faris di tangannya. Bahkan nata bisa merasakan tangannya sedikit sakit yang mungkin nanti nya akan meninggalkan bekas.

"Tapi kamu penting ta." Ucap Faris sendu.

Menghela nafas. Nata akhirnya memilih mengalah dan berbicara sebentar dengan faris. Dia sebenarnya sudah memaafkan Faris dari dulu, tapi gimana ya kalo ngeliat mukanya Faris itu hawanya sepet aja gitu jadinya pen sewot. Lagian nata berfikir seharusnya dia sudah tak perlu menyimpan dendam lagi bukan? Tidak baik untuknya. Ya jadinya sekarang gitu enggak dendam tapi rada sewot.

"Oke kita bicarakan baik-baik, tapi lepasin dulu tangan gue." Faris menurut, dia melepaskan tangan nata. Sedangkan Nata yang tangannya sudah terlepas langsung mengelusnya, dan benar saja pegangan Faris pada tangannya tadi meninggalkan bekas meskipun tidak terlalu terlihat.

"Sorry ta tangan kamu jadi merah, mau di obatin dulu?" Tanya Faris yang sedikit menyesali perbuatannya tadi.

"Gak usah ini gapapa," ucap Nata yang masih melihat tangannya.

"Jadi Lo mau ngomong apa? Cepetan deh keburu temen-temen gue balik. Lo taukan mereka benci banget sama Lo apalagi kalo mereka tau tangan gue merah gara-gara elo, bisa-bisa balik dari sini jadi perkedel lagi." Ucap Nata yang di beri sedikit candaan meskipun garing. Tapi dia gak salah juga, memang Kana,Gian sama Aldo itu benci sama Faris, selain karena menghianati nata dia juga telah merusak persahabatan mereka sama Aurel.

"Aku minta maaf karena kesalahanku dulu. Aku nyesel ta"

What menyesal? Kata dusta dari mana itu wkwkwk~

"Udahlah gak usah dibahas lagi. Udah lama banget, udah gue maafin juga. Jadi Lo bisa tenang sekarang."

"Beneran udah dimaafin ta?"

"Iya"

"Emmm" Faris bergumam tetapi ketara dari wajahnya bahwa dia sedang ingin menanyakan sesuatu

"Apa?" Tanya Nata yang mengerti gelagat Faris

"Perasaan kamu ke aku? Apa masih sama?" Tanya Faris yang lirih di akhir tetapi masih di dengar jelas oleh Nata.

"Yakali masih sama. Ya enggak lah, sejak Lo buat gue kecewa semuanya udah gak sama ris, seharusnya Lo tau itu."

"Tapi perasaanku ke kamu masih sama ta" Nata menatap tak percaya pada Faris. Apa katanya tadi? Masih punya perasaan? Ngelawak kali ya. Orang terakhir ketemu itu masih pacaran sama Aurel, terus dia anggap apa Aurel itu?

"Jangan jadi lebih brengsek lagi ris. Selama ini Lo anggap apa Aurel hah? Pemuas nafsu Lo aja? Jangan gila. Aurel juga punya perasaan kali, jangan sampai Lo nyesel lagi kemudian hari karena ketololan Lo itu."

"Aku gak pernah minta dia melakukan itu, dia sendiri yang sukarela menyerahkannya-"

"Dan Lo terima semua itu" potong nata

"Gue gak mau ikut campur sama urusan kalian. Tapi tolong hargai Aurel, dia udah berkorban banyak untuk Lo. Gue yakin dia juga cuma ngelakuin itu sama Lo doang."

"Tapi-"

"Belajar terima Aurel dan lupain gue ris. Karena sampai kapanpun gue gak akan pernah kembali sama Lo lagi. Perbaiki semuanya sebelum terlambat." Nasehat nata yang kesekian kali.

Faris hanya menunduk mencerna baik-baik ucapan nata. Benar apa katanya, kesalahannya sangatlah fatal. Berharap nata kembali padanya lagi adalah pemikiran gila. Dia harus benar-benar mengikhlaskan nata agar bisa menata hidupnya lagi.

Keterdiaman Faris membuat suasana menjadi canggung. Nata yang tak tahan pun berusaha mencairkan suasana, "Capek juga bicara panjang lebar ya, untung tadi udah isi tenaga"

Faris hanya tersenyum mendengar ucapan Nata, "Maaf karena aku, kamu jadi bicara panjang lebar. Dan bener apa kata kamu tadi. Mulai sekarang aku akan menata hidupku lagi menjadi lebih baik supaya gak mengulangi kesalahan yang sama lagi."

"Gue doain deh semoga lancar."

"Maaf ya buat kamu gak nyaman sama kemunculan aku lagi."

"Kayanya malam ini Lo kebanyakan minta maaf deh, tapi jujur aja gue cukup tenang 3 tahun ini gak ada Lo hahaha."

Faris tersenyum. "Ya gimana salah aku banyak ke kamu. Rasanya minta maaf aja gak cukup"

"Emm aku pergi dulu deh, kayanya kita udah lama. Nanti temen-temen kamu pada balik lagi, bisa jadi perkedel aku nanti."

"Hahaha ngikutin gue Lo"

"Tapi gak salah juga. Temen-temen kamu kan memang benci semua sama aku"

"Lah itu sih salah Lo siapa suruh nyakitin gue, pasukan gue jadi benci semua kan sama Lo hahahhaha"

Mereka tertawa bersama. Faris tau dia dulu memanglah sangat brengsek dan sekarang dia sedang menertawai dirinya sendiri mengingat akibat dari perbuatannya dulu.

"Yaudah sekarang temanan kan?" Faris mengulurkan tangannya seolah menyambut pertemanan mereka.

"Tentu" jawab Nata sambil menerima uluran tangan faris.

"Satu pelukan boleh kali ta-

Tanggung Jawab Dong Pak!!!!! [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang