14

3K 265 5
                                    

"kamu yakin cuma sahabat?" Tanya pak Aksa meremehkan.

Nata dibuat bingung dengan perkataan dosennya, kan emang dia sama Aldo sahabatan.

"Iya pak kita cuma sahabatan, gak cuma sama Aldo tapi sama Kana dan Gian juga."

"Gak ada yang namanya benar-benar sahabat diantara laki-laki dan perempuan, pasti di antara kalian ada yang menaruh perasaan."

Nata mendelik tak suka mendengar perkataan dosennya, "Ada kok, ini buktinya saya dan temen-temen saya."

"Kamunya aja yang gak sadar" gumam pak Aksa.

Samar-samar Nata mendengar perkataan dosennya, "Bapak bilang sesuatu?"

"Enggak"

"Jadi hukuman saya apa pak?"

"Kerjakan makalahnya, minimal 40 halaman. Kumpulkan hari Selasa."

"Loh kok 40 halaman? Kan lainnya cuma 23 halaman,"

"Yaudah 50 halaman"

"Loh kok naik lagi sih pak?"

"6-"

"Oke 40 halaman!"

'sabar Nata sabar, cuma 40 halaman kok. Yok bisa yok!' batin Nata menyemangati dirinya sendiri.

Merasa sudah selesai Nata pun segera pamit untuk pulang, "Udah kan pak? Saya pamit undur diri kalau begitu"

"Emang udah saya suruh keluar?"

'apalagi ini yaallah' batin Nata menangis.

"Emang saya mau di suruh apalagi pakk?" Tanya Nata yang diacuhkan pak Aksa, karena ia sibuk menulis sesuatu.

"Nih" ucap pak Aksa sambil menyerahkan kertas kecil berisi alamat rumah.

"Apanih?" Gumam Nata.

"Besok kamu datang ke alamat itu jam setengah 9, kalau telat hukuman kamu akan bertambah!" Perintah Pak Aksa.

"Loh gak bisa gitu dong pak!! Besok itu minggu lo pak"

"Yang bilang besok Senin juga siapa?"

"Huh terus kenapa besok saya harus ke alamat itu?"

"Pokonya dateng aja! saya ada perlu sama kamu"

"Yaudah oke besok saya datang"

"Harus!"

"Kamu ngapain tetep disitu, sana kamu pergi" ucap pak Aksa ketika melihat Nata tetap berdiam diri di depannya.

'lah diusir?'

"Baik pak saya permisi" pamit Nata sopan.

Setelah sampai di rumah Nata mulai mengerjakan tugas dari pak Aksa agar tak kelupaan lagi.

***

Hari ini hari Minggu, seharusnya hari ini Nata akan bangun siang mumpung ayahnya tidak di rumah. Tetapi karena perintah sang dosen yang mengharuskan Nata menemuinya pagi ini, mau tak mau Nata harus bangun pagi.

Setelah selesai bersiap-siap Nata segera memesan ojol untuk menuju ke alamat yang ditulis oleh pak Aksa kemarin. Beberapa menit dilewati Nata untuk menunggu ojol yang dipesannya datang, akhirnya datang.

"Dengan mbak Nata?" Tanya seseorang yang berada di depan Nata yang diduga itu adalah tukang ojol yang telah dipesannya.

"Iya pak saya Nata, bapak ini ojol yang saya pesankan? " Tanya Nata memastikan yang dibalas anggukan oleh bapak-bapak didepannya.

"Ke alamat ini ya pak!" Ucap Nata sambil memberikan kertas berisikan alamat yang diberikan oleh Pak Aksa.

"Baik mbak" jawab bapak ojol.

Setelah memakai helm, Nata pun segera naik dan berangkat menuju ke rumah pak Aksa. Saat di jalan ia menggerutu pelan karena merasa lapar, dia belum sempat sarapan tadi di rumah sebab bangunnya juga sudah mepet.

Tak terasa beberapa menit sudah terlewati dan mereka pun sudah sampai di tempat tujuan, "Mbak sudah sampai" suara bapak Ojol menyadarkan Nata yang masih asik di dunianya sendiri, dengan cepat Nata melepas helm dan menyerahkannya ke bapak ojol itu.

"Ini pak helmnya, dan ini uangnya. Terimakasih ya pak!"

"Iya mbak sama-sama, kalau begitu saya pergi duluan mbak." Pamit nya yang dibalas anggukan oleh Nata.

"Serius ini rumahnya? Tapi alamatnya sih bener," gumam Nata saat melihat rumah didepannya.

Dengan ragu Nata berjalan ke gerbang rumah itu, setelah sampai di depan gerbang ternyata ada penjaga yang menunggu gerbang.

"Maaf mbak, cari siapa ya?"

"Emm nganu pak, ini bener rumahnya pak Aksa?"

Seakan paham siapa yang ada di depannya, penjaga gerbang tersebut menganggukkan kepala, "Mbak Nata ya?"

Sedangkan Nata bingung darimana orang di depannya ini tau namanya, "Loh bapak kok tau nama saya?"

Sambil tersenyum penjaga gerbang itu berujar, "Saya tadi di pesani den Aksa kalau mbaknya datang suruh langsung masuk aja katanya sudah ditunggu,"

"Mari masuk mbak." Lanjutnya.

Setelah sampai di depan pintu Nata segera memencet bel, tak butuh waktu lama pintu besar itu terbuka melibatkan sesosok perempuan cantik.

"Cari siapa dek?" Tanya perempuan itu,

"Emm cari pak Aksa."

"Siapa nya ya?"

Nata dibuat kikuk dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh orang didepannya, apalagi ekspresinya seperti mau menerkam saja.

"N-nganu sa-saya itu p-" gagap Nata yang dipotong perempuan itu.

"Kamu pacar nya si perjaka tua itu?!" Pekik perempuan itu terkejut.

"Heh kamu di apain sama orang itu, kok mau sih? Di pelet yaa? Wah emang dasar tu orang, segitunya sampe ngepelet gadis manis ini huhuhuhu." Lanjut perempuan itu heboh.

Tanpa kata lagi perempuan itu segera menarik tangan Nata untuk masuk sambil berteriak memanggil mamanya, "MA.. MAMA.. LIHAT GADIS INI DI PELET ANAKMU!"

"Eh eh kak tapi-"

Tanggung Jawab Dong Pak!!!!! [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang