2.

7 5 2
                                    

"Sangat payah, ketika aku tidak bisa untuk tidak mengagumi mu."

.......

Malam ini langit begitu cerah, Ana duduk di kursi balkon kamarnya menatap langit dengan taburan bintang yang begitu mempesona malam ini.

Ana meraih ponselnya, beberapa pesan masuk dari nomor bundanya yang memberitahukan bahwa ayah dan bunda sedang perjalanan bisnis ke Makassar.

Beralih ke galeri, ia memandang foto remaja yang ia kagumi 3 tahun ini. Remaja tampan yang baik hati. Ana tersenyum saat melihat koleksi foto Gerard.

"Orang-orang pada manggil lo Gerard, gue panggil lo Satria gapapa kan?" monolognya lalu terkikik kecil.

"Sehat lo dek?"

"WOI ANJ- eh, Kak Alva, ngapain kak?" ucap Ana cengengesan karena hampir aja dia ngumpat, kaget karena Alvaro tiba-tiba datang.

Alvaro Bryan Joseph, kakak tertua Ana yang merupakan mahasiswa semester 4 fakultas teknik sipil.

"Nih, martabak dari Vidy. Makan ya, tadi Salsa udah kakak kasih juga dari David." ucap Alvaro dan meletakkan sekotak martabak di pangkuan Ana.

Ana mengangguk, "Temen kakak pada kesini?"

"Iya. Sebaiknya lo temenin Salsa deh, kayaknya stress banget dia." ucap Alvaro dan keluar dari kamar Ana.

Ana terperanjat, dengan segera ia menutup pintu balkonnya dan berlari ke kamar Salsa.

Tok! tok!

"Kak Salsa?"

Tidak ada sahutan, Ana mengernyit, tidak biasanya kakak keduanya itu seperti ini.

"Kak? Ana masuk ya?"

Tapi pintu kamar Salsa dikunci, "Kak, bukain dong. Cerita ada apa."

Ceklek.

''Masuk."

Ana masuk ke kamar Salsa yang serba ungu itu dan duduk di kasur kakaknya.

"Kakak kenapa?"

"Kenapa apanya?" ucap Salsa bingung.

"Kata Kak Alva, kakak stres."

Salsa menatap datar Ana, "Lo kaya ga tau aja model kakak lo. Yaudah sini masuk!"

Edwina Salsa Rosie, kakak kedua Ana yang seorang mahasiswi semester 2 Sastra Inggris. Mereka berdua duduk di karpet bulu di kamar Salsa yang serba warna ungu.

"Kenapa bawa martabak kesini?"

"Panik lah kak, kirain kakak kenapa-napa, ya kebawa deh martabak dari Kak Vidy."

"Kakak juga dapet tadi, engga, ga ada apa-apa dan kakak ga kenapa-napa. Tidur sini aja lo dek, kayaknya bakal ujan gede." ucap Salsa.

"Iya."

...

"Ayo berangkat My Princess sekalian, udah jam 7 yuk yuk!" ucap Alvaro pagi ini kepada dua saudarinya yang tengah sarapan roti.

Salsa menatap kakaknya itu, "Baru jam 6 lewat 20 menit ya Kak!"

Alvaro lantas menoleh ke jam dinding, "Lah iya, kenapa jam di kamar gue udah jam 7?"

"Mending kakak sarapan dulu ya, biar ga bego." ucap Ana dan memberikan selembar roti dengan selai matcha.

Alvaro menerimanya, "Udah yuk, berangkat. Keburu macet."

Alvaro dapat dibilang over protektif kepada kedua adiknya tanpa pilih kasih. Entah itu pada Salsa atau Ana, sikapnya sama. Ia tidak ingin ada yang melukai dua adiknya itu.

3101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang