"Benar-benar opsi kedua. Aku bisa apa?"
..........
Ana melempar tas ke kursinya dengan kasar juga raut wajahnya yang engg... Suram.
"Kenapa lo?"
"Ga usah nanya lo Meg!" sarkas Ana.
Niken dan Krissy menatap Mega menuntut penjelasan.
"Biarin aja, emang gitu modelnya." ucap Mega.
Damn!
Gerard dan Kinan lagi-lagi berangkat bersama dan bercanda di depan kelas, Ana menatap datar dan meminum susu kotaknya tanpa minat.
Tanpa Ana sadari, Gerard menatapnya juga.
"Lo kenapa?" tanya Mega hati-hati.
Ana tak menjawab, hanya menyerahkan ponselnya dimana menunjukkan roomchatnya dengan Gerard.
"EDAN LO!"
Ana menahan Mega yang hampir kalap mau nyerang Kinan.
"Mega kenapa sih teriak?"
"DIEM LO SETAN!"
"Gerard, aku dibentak Mega!" adu Kinan pada Gerard.
"Me-"
"APA?!"
"Ngga. Udahlah, lo duduk sana Nan." suruh Gerard dan dia duduk si bangkunya.
Ana menarik nafas dalam dan menghembuskannya kasar. Nata menatapnya begitu berbeda, seolah mengamati dirinya dan Gerard.
"Apa dia yang dimaksud Gerard?"
..........
Pelajaran kali ini sungguh membosankan dan suasana kelas yang begitu ceria tadi seolah mengejek Ana membuat gadis itu tampak dua kali lebih bosan.
"Lo mau langsung pulang apa kemana?"
Ana yang sudah mengemasi barangnya hanya terduduk di bangkunya, kelas sudah mulai kosong karena bel pulang berbunyi. Ana yang menyadari sesuatu langsung menengok ke arah jendela dan... Di parkiran ada Gerard dan Kinan.
"Gue tanya ya bangsat." geram Mega.
"Gatau Meg, langsung pulang."
Ana mengendarai motornya cukup kencang hari itu, galau banget soalnya. Ia tidak langsung pulang, melainkan ke tempat kakaknya di sirkuit motor trail.
"KAK ALVAAAAAAA!!!!"
Yang disebut namanya langsung berbalik tidak jadi menaiki motornya.
"Ana?"
Setelah melepas helm dan men-standard motornya, Ana turun dari motornya setelah mematikan mesinnya, ia berlari merentangkan tangannya dan memeluk Alva begitu erat.
Alva balas memeluk adiknya itu tak lupa mengusap surai pendek Ana, "Kenapa?"
"Hiks, aku kangen kakak."
Alva mengernyit, ini bukan pertama kalinya untuk Alva, jika seperti ini ia tahu kalau adiknya sedang sedih-sedihnya.
"Duduk?"
"Gak mau kak!"
Dengan sedikit menyeret Ana, akhirnya Alva berhasil membuat dia dan adiknya itu duduk di bangku paddock.
"Kenapa?" tanya Alva hati-hati.
Tidak ada jawaban dari Ana, hanya isakan kecil yang masih terdengar, Alva bingung ini adiknya yang biasanya 11 12 sama reog tiba-tiba mellow gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
3101
Teen FictionTentang cinta yang tak pernah terucap. Bila nanti ada saatnya, bagikanlah waktumu untukku dan bagimu.