"Kamu itu berbeda, kamu begitu indah bagaikan bintang yang kau inginkan."
..........
Hari ini tanggal merah dan dua saudara Ana kebetulan ada di rumah semua, Ana berniat menanyakan tentang ucapan Gerard pada Salsa yang notabenenya -istimewa- tapi kata Alva sih cenayang.
"Kak Sal." ucap Ana saat menemukan kedua kakaknya di ruang keluarga.
Salsa yang sedang mengoleskan kutek ke jari tangan Alva hanya menanggapi Ana dengan -hm-.
"Kak, aku mau tanya."
"Bentar Sal, tinggal dua." Ana menghela nafas dan duduk di samping Alva.
"Motivasi lo buat kaya gini apa bang?"
Alva tersenyum dan mata birunya berbinar, "Biar kuku gue kinclong, mau ngapel ke calon pacar."
"Gegayaan calon pacar, emang mau ama lo?" ejek Ana yang mendapat death glare dari Alva.
Salsa merapikan beberapa tisu dan cat kukunya, "Tanya apa?"
"Gini kak, kemarin gue kan ngobrol sama Gerard--"
"OH, DIA KAN YANG UDAH BUAT LO NANGIS KEMARIN?! NGAKU!"
Deg!
''Kok bang Alva tau?"
"A- apa sih."
"Gak usah ngelak, gue tau ya!"
Salsa yang tahu akan ada baku hantam pun menengahi, "Tanya apa tadi?"
Ana bersila dan memeluk bantal sofa, "Gini kak, kan kemarin aku sama Gerard liat bintang, terus Gerard bilang ke aku gini: kalo gue yang jadi bintang pasti ganteng. Terus, kalo nanti gue jadi bintang lo harus liat gue ya Jes. Gitu kak, maksudnya apa sih?"
Dapat terlihat dari mimik wajah Salsa yang cukup terkejut dan ia seperti bingung untuk mengatakannya, "Sesuatu yang pasti terjadi pada semua orang akan terjadi padanya dalam waktu dekat." ucap Salsa hati-hati.
"Woahhh!!! Adik gue cenayang!"
Tatapan sinis didapat Alva dari Salsa, "Bukan! Tapi, Salsa itu istimewa ya bang!" protes Salsa.
"Iya deh."
Ana bingung dengan ucapan kakaknya itu, entah kalimat kakaknya yang ambigu atau dia yang telmi.
..........
Gerard yang baru selesai mandi karena baru saja selesai bermain volly dengan geng kompleknya memilih rebahan dan menonton tv dengan adiknya.
"Dek."
Zara menoleh, "Apa kak?"
"Kalau nanti kakak pergi, kamu harus baik-baik ya? Jangan nakal! Jangan nyusahin bunda sama ayah! Jaga diri kamu juga." ucap Gerard dengan serius.
Zara memiringkan kepalanya, ia merasa heran tiba-tiba kakaknya berbicara seperti itu, "Kakak mau kemana sih?"
Gerard tersenyum, "Pergi jauh sih Zar, tapi nanti kita bakal ketemu kok!"
Zara sangat bingung dengan maksud kakaknya itu tapi ia tak mengambil pusing ucapan kakaknya itu.
Gerard beranjak dari duduknya mendekati bundanya yang sedang membuat salad buah, lalu memeluk bundanya itu.
"Gerard sayang sama bunda."
"Iya, mau minta apa?"
"Ngga hehe."
Setelahnya, Gerard kembali bergabung dengan Zara menonton tv lagi dengan membawa salad. Ketika acara tv sedang iklan, Gerard meraih ponselnya.
One and Only Sengklek Class🙌
24 anggota
KAMU SEDANG MEMBACA
3101
Teen FictionTentang cinta yang tak pernah terucap. Bila nanti ada saatnya, bagikanlah waktumu untukku dan bagimu.