4.

6 4 29
                                    

"Rasanya sesak, ketika orang yang kau sayangi disakiti orang lain."

................

'Plak!

Satu tamparan mendarat cantik dipipi Nada pagi ini, siapa pelakunya? Tentu saja Aramega.

"Apa-apaan sih lo!" ucap Nada tak terima, pasalnya ia baru saja masuk kelas dan langsung ditampar Mega.

"Gue? Seharusnya lo yang apa-apaan!" sanggah Mega.

"Stop! Kalian kenapa sih?!" ucap Ana.

"Lo! Lo ada masalah apa sama adek gue?! Ngomong sama gue!!!" Mega terlihat sangat marah kali ini hingga menarik kerah kemeja seragam Nada.

"Kenapa sih Meg, yang sabar dong!" Aulia mencoba melepaskan tangan Mega dari kerah Nada.

"Diem lo Aulia! Lo ga beda jauh sama dia! Ngomong sama gue! Ada masalah apa lo berdua sama adik gue?!"

"Adik lo siapa sih hah?!"

"Gak usah sok gak tau lo Nad! Lo kira siapa adik kelas yang lo bully di kamar mandi sampe lo guntingin rambutnya, sampe lo guyur dia pake air cat! Dia Alea! Dia adik gue!" ucap Mega penuh penekanan.

Wajah Nada dan Aulia memucat, Ana terkejut, pasalnya ia baru tahu jika dua orang itu adalah perundung.

"Lo gak punya bukti Mega!"

"Gue punya Aulia!"

"Apaan sih lo Mega!" Nata yang baru masuk kelas bersama Gerard terkejut melihat bekas tamparan dipipi kembarannya dan melepas cengkraman Mega di kerah saudarinya.

"Gue? Seharusnya lo tanya kembaran lo itu!" sarkas Mega.

"Udah Meg, lo ga guna ngomong gitu ke manusia gak punya hati kek mereka." kalimat datar yang Ana ucapkan membuat Nada dan Aulia semakin bungkam.

"Asal lo tau Nad, gue bisa aja keluarin lo dari sekolah ini! Tergantung lo berdua ada i'tikad baik atau ngga ke adik gue!" ucap Mega masih dengan amarahnya.

"Kalian pindah, jangan duduk di sini lagi." pinta Ana.

"Gak cuma sekali lo berdua nyakitin adik gue. Kalian juga kan yang udah buat adik gue jatuh dari tangga? Kalian juga yang udah nyebarin rumor palsu soal Alea, ngaku lo berdua!" Mega menarik nafas dalam.

"Gue sama Mega udah tau semuanya, cuma kita lagi merhatiin kalian berdua. Sekarang puncaknya." kalimat yang Ana ucapkan memang benar.

"Terserah gue dong, kan ayah gue kepala sekokah di sini. Mau apa lo?" tantang Nada.

Ana menoleh pada Nata yang terlihat bingung, "Nata, karena saudari lo ini adiknya Mega koma di rumah sakit. Karena apa? Karena kemarin Alea ditabrak sama mereka berdua."

"Gue ga sengaja!"

"Lo sengaja Nada!" ucap Mega yang kini tak bisa menahan air matanya.

Nada mendecih, "Asal lo tau ya Meg! Adik lo tuh udah godain Akbar! Gue minggu kemarin lihat mereka berdua di cafe! Adik lo tuh ganjen banget!"

"Wajar kalo adik gue manja ke Akbar. Gue yakin abis ini lo diputusin Akbar! Karena apa? Akbar, gue, dan Alea lahir dari rahim yang sama! Walau ayah kita beda!" terang Mega.

"Hahaha! Lo kira gue percaya? Ngarang lo!"

Ana menahan Mega ketika gadis bersurai pirang itu hendak melayangkan tinju ke wajah Nada.

Nata sebagai saudara dari Nada terlihat sangat marah, ketika ia mengepalkan tangannya.

"Terserah lo mau percaya apa nggak, yang penting gue punya bukti." final Ana, gadis itu punya emosi yang buruk dan ia berusaha mati-matian menahannya.

3101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang