8.

9 4 38
                                    

"Seseorang katakan padaku bahwa ini hanya mimpi."

.........

Hujan mulai mengguyur sejak habis maghrib tadi, Ana yang selesai melipat mukenah yang baru saja ia gunakan untuk shalat memilih keluar dari kamarnya.

"Kayaknya ada tamu deh, rame bener." ujarnya dan benar saja, di bawah, tepatnya di ruang televisi (bukan ruang tamu) berkumpul-lah teman-teman Alva.

"Komplotan kriminal makanan itu dek, kasih cookies aja kali ya?" ucap Salsa yang sama-sama berhenti di anak tangga seperti Ana.

Ana mengangguk, "Sama jus buah aja kak. Tadi aku buat banyak jus ada di botol di kulkas."

"Ya udah, kamu gabung aja. Nanti kakak nyusul." ucap Salsa dan berjalan menuju dapur.

Ana yang sudah hafal siapa teman-teman abangnya dan yang pasti hanya itu-itu saja karena abangnya sangat pemilih dalam berteman, bukan memandang kasta atau harta tapi... Cara berpikir dan tindakan yang kata Salsa -anak paud pun bisa gabung tim mereka-.

"Rame bener abang-abang." ujar Ana dan duduk di sofa samping Alva.

Salah satu teman kakaknya menjawab, ''Hooh. Numpang dulu ya An, diluar masih hujan soalnya." itu ucap David.

Ana mengangguk dan mendengarkan obrolan geng kakaknya yang sama sekali ia tidak mengerti.

"Nih dimakan ya abang-abang sekalian." suara Salsa mengalihkan atensi mereka, dimana gadis itu meletakkan nampan berisi dua toples cookies dan dua botol jus.

David tertawa ganteng, "Cuma di rumah Alva nongkrong dikasih jus sama cookies."

"Masih untung adek gue yang cantik mau ngasih lo pada!" sewot Alva.

"Baperan lo!"

"Assalamualaikum! Woahhhhh rame nih ya!" semua yang ada di sana menoleh ke arah pintu dimana Mega datang membawa makanan.

"Waalaikumsalam. Ada apa Meg?" tanya Ana.

Mega tak menjawab dan duduk di samping Alva karena hanya tempat itu yang kosong, gadi itu tidak tahu saja bahwa Alva mati-matian menahan salah tingkahnya.

"Lo ngapain kesini?"

Mega menata martabak yang ia bawa diatas meja, "Gue nginep sini An. Mama papa ke Bogor, terus kak Alex sama Tony lagi ke Bandung. Bangsat emang."

"Ya udah gapapa."

Salsa yang kembali dari kamar mandi pun terkejut karena adanya Mega, "Mega di sini?"

"Hehe, iya kak. Mau nginep."

"Udah makan?"

"Udah kak."

Salsa mengangguk dan ikut bergabung, mendengar ocehan geng Alva yang sangat random.

"Lo ga mau ngomong nih Al?"

"Apasih lo Vid!"

Vidy tertawa, jarang-jarang Alva malu-malu meong gini, "Gini nih kalo muka sangar tapi mleyotan!"

Pletak!

"SAKIT BEGO!"

"MAKANYA DIEM!!"

Ana tidak bisa menahan kali ini, perasaannya benar-benar resah dan tidak enak. Ada apa sih?

Drrt!

Ana merogoh ponselnya dan notifikasi pesan dari Gerard, tunggu! Gerard?!"

G. Satria. D🦄
online

3101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang