"Tidak mudah menahan perasaan ini, tapi ya mau bagaimana lagi?"
.................
Hari Minggu ini Ana mendapat tugas untuk menemani kakak laki-lakinya menjalankan hukuman dari Bunda mereka. Yaitu, belanja kebutuhan dapur di pasar bukan toserba.
"Gue udah ganteng gini bisa-bisanya disuruh ke pasar? Mana ga boleh bawa mobil lagi." oceh Alva di parkiran pasar.
"Lo diem aja deh bang, bawa motor juga gapapa lah. Salah lo sendiri." ucap Ana dan menyerahkan catatan belanjaan ke kakaknya yang sekarang dipanggil abang.
Ana terkikik geli saat melihat kakaknya yang begitu modis menenteng tas belanja sayuran, tidak ingin kehilangan moment ini, Ana memotret kakaknya itu.
Sambil mengekor kakaknya, Ana melihat ke sekelilingnya. Matanya membelalak kala seseorang tersenyum lebar padanya.
"Gerard?!"
"Iya gue, hehe. Ngapain lo disini?" tanya Gerard dan berjalan mendekat ke Ana.
"Oh, itu, nemenin abang. Lah lo?"
"Tuh, sama kanjeng ratu. Ya udah dulu ya! Bye!" ucap Gerard dan kembali ke tempat ibunya.
Ana tertegun, selain ganteng dan baik, ternyata Gerard anak mami.
...
"Mana belanjanya?"
"Ini kanjeng ratu."
Salsa tertawa melihat abangnya dalam masa hukuman oleh bundanya.
"Bagus. Sal, An, masak yuk. Kamu, Alva cuci in kandang Yooa." ucap Bunda Ariana.
Alva menghembuskan nafas berat, "Yooaaaaaaa!!!!"
Membersihkan kandang kucing Persia cantik itu tak mudah bagi Alva.
....
Sore hari ini, Ana menikmati secangkir coklat panas di balkon kamarnya, kebetulan hari ini hujan ringan.
"Kalau kita pacaran, kira-kira cocok ga ya?" monolog Ana saat melihat postingan Instagram Gerard.
Bagi Ana, Gerard itu berbeda. Walaupun Gerard berasal dari keluarga konglomerat, tetapi anak itu jauh dari kata sombong dan tidak pilih-pilih teman berdasarkan kasta. Itu yang membuat Ana tertarik padanya.
"Kalau suka ya, ngomong dong dek."
"Eh! Kaget tau kak. Ih"
Salsa terkekeh dan duduk di samping Ana, "Kamu ungkapin aja perasaan kamu. Sebelum kamu nyesel loh."
"Apaan sih kak."
"Kamu suka sama Gerard ya?"
Ana terbelalak, "Apaan sih, engga engga!"
"Boong ih, saran kakak sih, kamu ngomong aja sebelum terlambat." ucap Salsa dan beranjak pergi.
.....
Hari Senin, di bulan ketiga di kelas 12. Ana termenung di bangkunya.
"Sebentar lagi lulus, jadi jarang ketemu sama Gerard dong?"
"Mikir apa lo!"
"Setan! Anjir lo!" geram Ana karena Mega yang dengan tidak elitnya menginterupsinya.
"Apa sih, ga ada."
Nada yang baru datang bareng Nata terlihat begitu ceria. Tidak biasanya di hari Senin, biasanya dialah yang paling suram.
"Nat, kembaran lo sehat?"
"Ngga tau Meg, kesambet kalik." ucap Nata bergidik.
"Nata sayang, ntar gue traktir!" teriak Nada.
"Iyaw sist!"

KAMU SEDANG MEMBACA
3101
أدب المراهقينTentang cinta yang tak pernah terucap. Bila nanti ada saatnya, bagikanlah waktumu untukku dan bagimu.