Michan memperhatikan Gizan dan Araa yang baru saja naik ke panggung, ia kembali disuguhi pemandangan yang lagi-lagi terasa menyesakkan yaitu Gizan yang membantu Araa untuk duduk di kursi tinggi. Memang ia tahu jika memakai kimono akan ribet saat duduk di kursi tinggi, tapi rasanya.. perlakuan Gizan itu melebihi hanya sekedar menolong saja.
Saat kedua sahabatnya itu bernyanyi pun Michan merasa vibe yang dibawakan mereka sangat cocok. Gelagat mereka juga pas dengan mimik wajah, apalagi waktu Araa malu-malu saat ditatap oleh Gizan sembari menyanyikan satu bait lagu. Bahkan Michan merasa banyak orang juga yang dapat mengartikan tatapan keduanya saat saling pandang, tatapan penuh cinta yang begitu dalam dan besar.
Michan kembali merasakan dadanya sesak, kedua sahabatnya terlalu sempurna bermain peran. Atau mungkin saja memang itu kenyataannya. Tapi Michan tidak ingin berpikir yang bukan-bukan terlebih dahulu, mereka berdua pastinya memang selalu sempurna saat perform.
Mereka dapat mengambil suasana dari lagu yang mereka bawakan, Michan ingat.. Gizan dan Araa sudah berpartneran lama di club musik. Itu yang saat ini berusaha Michan camkan di kepalanya..
"Jujur nih Zan, Raa.." Pak GM selaku donatur besar SMA Sans ikut membuka suaranya, "Perasaan kalian sebenarnya gimana?"
Michan menatap layar proyektor yang memperlihatkan Gizan dan Araa yang terlihat tertawa kikuk, "Araa, Gii.."
"Ohh, pak GM bertanya meminta kepastian.."
"Yaa sayang, aku sayang semuanya.."
Detak jantung Michan sempat berhenti saat mendengarnya, "Sayang, semuanya.."
"Araa juga sayang, semuanya.."
"Ada jeda di ucapan kalian berdua, tapi aku nggak tau.. itu jawaban yang sebenernya ato kalian lagi mencoba ngelak." Michan menghela napas, terlalu sesak dan sakit untuk dirasakan. Terlalu perih untuk dilihat mata..
"Kita sayang sebagai sahabat aja pak.."
"Gitu yaa Gii.." Tanpa bersuara, tanpa berpamitan pada squadnya yang masih menyimak obrolan Gizan dan Araa.. Michan mundur dari tempatnya.
"Terjebak friendzone.." Pak GM melanjutkan ucapannya, "Yaa semoga cepat menemukan jalan terbaik biar nggak terjebak friendzone terus.."
Michan berjalan tanpa semangat, pikirannya masih berkecamuk tentang Gizan yang menolaknya. Tentang perlakuan Gizan pada Araa, dan tentang perlakuan Gizan padanya. Gizan memang juga memperlakukan dirinya seperti orang yang istimewa, tapi Michan merasa ada yang berbeda. Tatapan Gizan saat memberinya perhatian tidak seperti saat cowok itu memberikan perhatian pada sahabatnya..
Tapi kembali lagi, Michan mendengar Gizan dan Araa masih saling menolak dan menyanggah pendapat orang-orang tentang keduanya yang berpacaran. "Aku salah nggak Gii, kalo aku masih berharap bisa buat kamu jatuh cinta sama aku?"
"Kita mah ada orang yang disukai, tapi yaa kita cukup ngomongin orangnya gimana aja nggak sampai sebut merk.."
"Yang pasti cewek yang aku suka itu manis, perhatian, ceria, dan I'm very love her.." Gizan tertawa ceria saat mengatakannya.
Mendengar hal itu, ada sedikit harapan untuk Michan. Sebelum Gizan dan cewek yang dimaksud sahabatnya itu jadian, masih ada kesempatan untuk dirinya menikung. Menikung dengan cara yang halus tentunya, "Maaf Gii, jangan salahkan aku yang akan melakukan ini.."
"Kalo Araa?"
"Araa.. juga punya yaa kan Gii?"
"H'mm.."
"Tapi ganteng aku sihh.." Lanjut Gizan.
"Iya-in aja daripada kagok.."
"Kalo kalian ada yang disukai masing-masing kenapa kalian keliatan deket banget? Kaya' gimana yaa.. persahabatan kalian itu nggak kaya' persahabatan biasanya."
"Kata orang juga persahabatan cewek sama cowok itu nggak ada yang bener-bener murni sahabatan aja, pasti salah satunya ada yang punya rasa.."
"I know, I know. Tapi yaa kita liat nanti aja, kita liat gimana kedepannya aja pak.."
=×=
××X- Jan lupa tinggalkan jejak kalian dengan klik kolom bintang (⭐) sampai warna oren dan comment (💬) yaa.. karena itu sangat berharga buat aku sama mas e (。♥‿♥。) -X××
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Cycle [Short Fanfic]
FanfictionSPIN OFF 'Friendship Circle', HARAP MEMBACA YANG ITU DULU SEBELUM MEMBACA INI AGAR NYAMBUNG !! Michan Angel, bertemu kembali dengan Gizan sahabat kecilnya adalah anugerah terindah menurutnya. Bahkan tak terasa dirinya jauh cinta pada cowok...