Tanggal 31 Desember, tepat hari H di mana SMA Sans mengadakan event besar setiap tahunnya. Michan membaca pesan grub BruvGanG yang Gizan kirimkan, pesan tersebut berisi tentang anak-anak squad untuk segera menyusul ke sekolah karena alat-alat yang digunakan stand mereka sudah sampai.
Michan menatap pantulan dirinya di cermin, ia sedikit gugup dan tremor memikirkan rencana yang telah ia susun. Rencananya Michan akan menyatakan perasaannya pada Gizan karena dirinya sudah tidak tahan dengan rasa menggebu-gebu di dadanya tiap bersama sahabat kecilnya itu.
Salahkan Gizan yang tidak ada pergerakan sama sekali hanya memberinya perhatian saja tanpa tancap gas untuk mengutarakan maksud dari perhatian yang diberikannya itu, makanya Michan yang akan mengatakannya duluan sebelum dirinya terlalu lama menunggu sampai lumutan.
Michan sampai di sekolah dan bergegas menuju ke tempat stand-stand untuk membantu sekaligus mencari kesempatan berdekatan dengan Gizan, Michan melakukan hal itu untuk mencari waktu yang pas untuk mengungkapkan perasaannya saja. Bukan kegatelan..
Tapi yang Michan dapati saat sudah sampai di tempat stand-stand adalah sebuah pemandangan yang terasa menyesakkan dada, di mana dirinya melihat Gizan dan Araa meributkan sesuatu dengan tarik-tarikan kursi hingga Gizan berhasil menyingkirkan kursi itu kebelakang tubuhnya. Bukan, bukan itu yang terasa menyesakkan untuknya. Tapi ekspresi wajah Gizan yang puas karena berhasil menguasai kursi itu dan setelahnya Gizan menjunjung Araa untuk memasangkan lampu tumbler lah yang terasa sangat menyesakkan.
Rasanya, kedua orang yang tengah mempersiapkan stand tersebut memiliki chemistry yang kuat. Bahkan Michan pun tak bisa menyangkal jika dirinya melihat Gizan sangat bahagia menikmati kegiatannya yang hanya berdua saja dengan Araa..
"A-apa aku disuruh mundur?" Michan menggenggam celana jumpsuitnya kuat, "Tapi perlakuan Gizan ke aku itu artinya apa?"
Segala pemikiran tentang Gizan dan Araa berusaha Michan tepis, "Mereka udaa sahabatan dari lama juga, mereka partner udaa lama juga. Bisa aja emang kaya' gitu.."
"Ayo Michan, jangan patah dulu sebelum mulai.."
"Ganbatte.." Dan sebelum kedua sahabatnya itu menyadari tengah ia perhatikan, bukan malah membantu. Michan memilih untuk menyingkir sejenak sembari terus menyakinkan diri agar dirinya siap dengan segala jawaban yang Gizan beri nanti.
Berjalan tak tahu tujuan, melamun dan terus memikirkan kemungkinan. Hingga Michan merasa dirinya menabrak sesuatu, "Jalan tuu jan sambil ngelamun lah Michan.."
Michan menoleh ke sumber suara, "Brine.."
"Coba kalo aku nggak halangin kamu pakai tangan, udahlah kamu nungsep ke lantai.."
Michan melihat tangan Brine yang menahan tubuhnya, lalu melihat kebawah di mana dirinya hanya setengah telapak kaki saja menapak di ujung anak tangga. Jika Brine tidak menahannya pasti ia beneran sudah nungsep ke bawah dan patah tulang, "Ah Brine, makasihh.."
"Makasihh.." Tentu saja Michan sangat berterima kasih karena ditahan oleh Brine, "Aku nggak tau jadi gimana kalo kamu nggak nahan aku.."
"Kamu kenapa Michan? Kek banyak masalah gitu.." Brine melihat sorot mata Michan yang memang tidak seperti biasanya, seperti memiliki masalah besar. "Sampe jalan aja ngalamun.."
"Aku nggak tenang Brine.."
"Kenapa?" Brine mengajak Michan menepi karena di tangga ini masih banyak orang yang berlalu lalang.
"Aku bingung.."
"Kenapa?"
Michan tidak ingin ada yang tahu dirinya akan menembak Gizan hari ini, sehingga ia tetap tidak menjawab Brine dengan sejelas-jelasnya. "Yaa gitu lahh.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Cycle [Short Fanfic]
FanficSPIN OFF 'Friendship Circle', HARAP MEMBACA YANG ITU DULU SEBELUM MEMBACA INI AGAR NYAMBUNG !! Michan Angel, bertemu kembali dengan Gizan sahabat kecilnya adalah anugerah terindah menurutnya. Bahkan tak terasa dirinya jauh cinta pada cowok...