HALLOO PACARNYA REVAN😍
Ceilah aku rajin banget update gara-gara dapet semangat dari ayank Revan 🙆
Btw, anw, busway..
Jangan lupaaaa untuk klik bintang dipojok kiri bawah yak, plus ramein komennya di setiap paragraf yakkk🥰Maturthankyu🤍
Pagi ini Audrey mengawali harinya dengan senyum yang mengembang sempurna di wajahnya.
"Umiii cantikkk... Si kembar udah bangun belomm??" tanya Audrey yang baru saja keluar dari kamarnya menuju mushola kecil dirumahnya.
"Kalau Kak Arfan lagi sama abangmu tuh muroja'ah, kalau Kak Rev-"
"Audrey tau dimana Kak Revan," sela Audrey dengan segera berlari menuju kamar Revan yang notabennya numpang sementara dirumahnya.
Senyum semirik yang dulu selalu Audrey keluarkan saat membangunkan Revan, kini menghiasi wajahnya lagi.
"Ck ck, dari jaman orok sampe segede gaban, tetep aja akhlak kagak berubah," decak Audrey yang kini berjalan ke kasur Revan dan menarik selimut yang menutupi tubuh laki-laki itu.
"GEMPAA!!!!" teriak Audrey dengan harapan Revan akan terbangun, berlari dan bersembunyi dibawah meja persis seperti yang biasa dulu ia lakukan. Namun tidak dengan saat ini, laki-laki itu malah menarik lagi selimut dan menutupi wajahnya.
Audrey tidak kehilangan akal, ia kini naik ke kasur Revan dan melompat-lompat dengan harapan laki-laki itu akan risih dan terbangun.
"Kak Revan! Subuh woy! Udah ditunggu sama yang lain, dih udah numpang, ngebo lagi, tau diri dikit napa si," kesal Audrey yang hampir menyerah.
"Dalam hitungan 3 kalau masih nggak bangun, Audrey bakalan telpon bunda!" ancam Audrey.
"Satu, dua ti-"
"SETANNNN!!!" spontan Audrey berteriak saat Revan membuka matanya yang sembab dengan kantung mata menghitam, membuat laki-laki itu hampir seperti mayat hidup.
"Kenapa dek? Pagi-pagi udah heboh," tanya umi yang menghampiri kamar Revan karena terkejut dengan teriakan anak bungsunya. Audrey tidak menjawab, ia menunjuk ke arah Revan dan umi mengalihkan atensinya pada anak sahabatnya itu.
Seketika umi tertawa, "kamu kenapa?" tanya umi disela tawanya.
"Habis putus dari Viona, Mi," sahut Ansel yang baru saja datang bersama Arfan.
"Katanya banyak cadangan, nggak takut diputusin Vio, tapi pas beneran diputusin malah nangis semaleman kayak orang gila," imbuh Arfan yang kini ikut menistakan Revan.
Revan memasang wajah melasnya. "Tidakkah kalian merasakan empati atas kesedihanku ini?" tanyanya sedikit mendrama. "TIDAK!" jawab Audrey, Arfan, dan Ansel serempak.
"Udah-udah, masih pagi juga. Ayok cepet sholat terus siap-siap sekolah, ini hari pertama kalian di SMA," pungkas umi yang membuat keempat remaja itu bubar.
🍁REVAN DAN ARFAN🍁
Sudah hampir enam bulan Arfan, Revan, dan Ansel menjadi siswa SMA Cempaka. Ketiganya kini tergabung dalam ekstrakurikuler basket, sesuai dengan hobi mereka sejak kecil.
"Pengumuman, diberitahukan kepada Arfan Fahreza, Immanuel Gio, dan Fathian Anselino untuk segera menuju ruang kepala sekolah. Sekali lagi, Arfan Fahreza, Immanuel Gio, dan Fathian Anselino diharap segera menuju ruang kepala sekolah, Terimakasih," suara pengumuman dari ruang tata usaha membuat ketiga laki-laki yang namanya disebut segera beranjak dari duduknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Abang || Available Book Version
Подростковая литератураRevan dan Arfan, dua saudara kembar yang memiliki perbedaan sifat bak langit dan bumi. Arfan, dibalik senyum dan tatapan teduh yang selalu ia tampilkan, ternyata ada rahasia besar yang membuat hidup Revan berubah 180°. "Gue terlalu bergantung sama...