🍁Mantan Dan Hujan

1K 146 257
                                    

HALO SEMUANYA🌈


Langsung aja ya baca, jangan lupa untuk klik 🌟 Dan komen di setiap paragrafnya..
Karena dengan bintang dan komen itu, Zira merasa kalau karya ini ada yang nunggu hehehe 🥰


🍁REVAN DAN ARFAN 🍁

Revan terus melajukan motornya tanpa menghiraukan air hujan yang kini mengguyur tubuhnya. Sesampainya ia di Jalan Anuspati, laki-laki itu mengedarkan pandangannya, namun hasilnya nihil, ia tidak menemukan Viona ataupun si penculik, bahkan bangunan gudang tempat penculikan itu saja tidak ada.


"Ah bodoh! Kenapa gue nggak coba cek Viona dulu?!" dercaknya seorang diri. Karena panik, laki-laki itu bahkan tidak mencoba menghubungi Viona. Akhirnya Revan menepikan motornya dan mencoba menghubungi Viona. Satu dua kali telpon Revan tidak terangkat namun laki-laki itu tidak menyerah hingga pada panggilan ketiga akhirnya Viona mengangkat telpon dari Revan.


"Lo dimana? Kenapa lama ngangkat telponnya? Lo nggak lagi diluar rumah, kan?" pertanyaan bertubi-tubi itu membuat Viona terkejut.

"Wa'alaikumsallam Akhi, telpon itu ya salam dulu, nggak langsung nyrocosss aja, kenapa sih lu?" pertanyaan Viona yang membuat Revan tenang karena dapat mendengarkan suara Viona yang baik-baik saja.

"Nggak papa, yaudah gue tutup," jawab Revan yang mulai merasa kedinginan. Mau meneduh-pun percuma jika pakaian yang ia kenakan masih basah.

"Bentar bentar, lo diluar? lagi hujan? Gue denger suara hujan," suara Viona terdengar panik, gadis itu mengetahui semua tentang Revan, termasuk perihal hujan.

"Iya, gue lagi diluar, mangkanya ini mau pulang," pungkas Revan.

Belum sampai Revan melajukan motornya, tiba-tiba ada sebuah mobil melaju kencang kearahanya.

Brak!

Motor Revan tertabrak hingga menyebabkan motor itu jatuh lalu menimpa kaki Kiri Revan.

🍁 REVAN DAN ARFAN 🍁

Sudah hampir satu jam Audrey dan Bunda menunggu kabar dari Ansel dan Arfan yang kini mencari Revan. "Bun, kok lama ya?" Bunda menghampiri Audrey dan mengajak gadis itu untuk duduk. "Tunggu aja, habis ini pas-" ucapan bunda terputus saat bel rumahnya berbunyi.

"Dek? Kamu dari mana aja? Masuk dulu," ajak bunda pada Revan yang baru saja tiba. "Drey, tolong ambilin handuk," pinta bunda pada Audrey, gadis itu pun langsung berjalan mengambil handuk. Namun langkahnya terhenti saat Revan tiba-tiba ambruk di depan pintu bertepatan dengan datangnya Arfan dan Ansel yang langsung membawa Revan menuju kamarnya. Sesuai dugaan, tubuh Revan benar-benar tidak sanggup menahan air hujan hingga membuat suhu tubuhnya meningkat.

Bunda sangat tau langkah apa yang harus ia lakukan jika Revan seperti ini, karena kejadian serupa hampir selalu terjadi setiap musim hujan tiba. Setelah mengganti pakaian basah Revan, bunda mengangkat kepala Revan keatas pangkuannya dan meletekkan handuk hangat ke kening anak bungsuhnya itu. Jika sudah seperti ini, bayipun kalah manja dengan Revan.

Aku Bukan Abang || Available Book VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang