Happy reading
"Mom dad aku berangkat"
"Kau tak sarapan dulu sayang?"
"Anniya Suhyeok sudah menunggu diluar mom." Vincenzo mengerutkan keningnya mendengar bahwa pacar putrinya ada diluar, dia selalu bingung kenapa Suhyeok tidak pernah mau masuk kedalam jika ada dirinya dirumah.
"Kau tidak menyuruh Suhyeok untuk masuk sayang?" Tanya Daddy Vincenzo
"Sudah dad tapi dia tak mau, katanya dia takut dengan Daddy."
"Mwo, kenapa harus takut? Memangnya Daddy menggigit dia." Tentu saja Vincenzo terkejut mengetahui bahwa kekasih putrinya takut kepadanya.
"Daddy memang tidak menggigit tapi Daddy menyeramkan."
"Yasudah aku pergi, bye mom dad."
"Cha young-ah, apakah benar wajahku menyeramkan?"
"Eoh, wajahmu memang menyeramkan." Cha young terkekeh melihat suaminya yang seperti tidak terima dikatai menyeramkan, padahal memang begitu nyatanya.
Vincenzo langsung bercermin dan meniliti wajahnya, tapi dia tidak melihat apapun selain wajah tampannya yang mempesona.
"Enak saja wajah tampan seperti ini dibilang menyeramkan." Gerutu Vincenzo yang hanya dapat di dengarnya sendiri.
***
Pemandangan pertama Namra saat membuka pagar rumahnya adalah Suhyeok yang sedang menyenderkan tubuhnya ke mobil dan tersenyum imut seperti bayi kearahnya.
Melihat senyum Suhyeok tanpa sadar sudut bibir Namra ikut tertarik keatas dan menciptakan senyum cantik yang menjadi candu untuk Suhyeok.
"Kau sudah menunggu lama?"
"Anniya, jikapun aku menunggu lama aku tak akan masalah selagi yang aku tunggu itu kamu." Namra tersenyum mendengar ucapan Suhyeok. Tapi yang dikatakan Suhyeok itu bukan hanya gombal semata, ia bersungguh sungguh mengatakan itu karna sampai kapanpun dia rela melakukan apapun untuk Namra.
Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju sekolah dengan Suhyeok yang senantiasa menggenggam tangan Namra dan menyetir dengan satu tangan.
Namra tidak mempermasalahkan hal tersebut karna ia juga suka dengan perlakuan Suhyeok.
"Sayang, apa nanti kamu bisa lihat aku turnamen basket?"
"Kau akan turnamen? Kapan Dan dimana?" Namra terkejut mendengar kekasihnya akan turnamen tetapi ia bahkan tak mengetahui itu.
Tiba-tiba ia merasa menjadi kekasih yang buruk untuk Suhyeok karna tidak mengetahui tentang Suhyeok, padahal Suhyeok tahu semua tentang dirinya.
"Nanti setelah pulang sekolah dan turnamen akan diadakan disekolah kita." Suhyeok tersenyum mengatakan hal tersebut tanpa melihat wajah kekasihnya yang murung.
"Maaf." Suhyeok mengerutkan keningnya mendengar kata maaf dari Namra padahal gadis itu tidak melakukan kesalahan apapun.
"Maaf? Untuk apa sayang, kau bahkan tidak memiliki salah kenapa harus minta maaf." Namra menghembuskan nafasnya sebelum ia menjawab perkataan Suhyeok.
"Maaf, aku tidak mengetahui tentang kamu, aku bahkan gak tau jadwal kamu. A-aku merasa jadi pacar yang buruk buat kamu. sedangkan kamu, kamu tau segalanya tentang aku." Gadis itu berucap lirih dengan air mata yang menetes tanpa ia minta.
Suhyeok tertegun mendengar perkataan Namra, pria itu tidak menyangka bahwa Namra aku berpikir seperti itu.
Suhyeok memberhentikan mobilnya dipinggir jalan, dan Langsung memeluk kekasihnya dengan disertai ucapan-ucapan penenang dan berharap itu cukup untuk membuat kekasihnya menjadi lebih tenang.
10 menit berlalu dan sudah tidak terdengar tangisan dari Namra, Suhyeok melonggarkan pelukan mereka untuk melihat kondisi kekasihnya.
Melihat Namra yang sudah mulai tenang Suhyeok tersenyum tipis, setelahnya pria itu mengecup kedua mata Namra secara bergantian.
"Sudah lebih tenang?" Namra hanya menjawab dengan anggukan untuk menjawab pertanyaan Suhyeok.
KAMU SEDANG MEMBACA
My girlfriend, my class president
Fanfichanya cerita klasik antara Choi Namra seorang ketua kelas yang diam-diam ternyata berpacaran dengan Lee suhyeok yang sialnya adalah murid bermasalah dan terkenal dengan panggilan si berandalan sekolah.