Happy reading
"Suhyeok-ah." Onjo memberanikan diri memanggil Suhyeok saat melihat lelaki itu berjalan sendirian di koridor.
Suhyeok yang mendengar langsung menghentikan langkahnya dan menunggu Onjo yang sedang berlari menghampiri dirinya.
Dengan nafas terengah-engah gadis itu akhirnya sampai dihadapan Suhyeok."Ada apa?" Tanpa banyak basa-basi lelaki itu langsung bertanya kepada Onjo yang hanya diam didepannya.
"Pulang sekolah nanti, bisakah kau ke rooftop sebentar? Ada hal yang ingin aku bicarakan."
"Bisakah katakan sekarang saja? Sebenarnya setelah pulang sekolah nanti aku harus menemani Namra pergi ke toko buku."
"Ah begitu, yasudah mungkin lain kali saja." Dengan lesu Onjo menjawab, gadis itu bergegas pergi meninggalkan Suhyeok yang menatapnya dalam diam.
Plak
Dengan tidak santainya Cheongsan datang dari arah belakang dan menepuk pundak Suhyeok dengan kuat.
"Yak, kau ingin mati hah?" Suhyeok yang terkejut langsung berteriak kepada Cheongsan yang malah dibalas dengan cengiran oleh lelaki itu.
"Santai brother tenang, tidak usah marah begitu." Suhyeok yang mendengar ucapan Cheongsan hanya meliriknya sebentar dan memilih untuk meninggalkan Cheongsan dan melanjutkan jalannya menuju perpustakaan.
"Yak suteka, tega banget Lo ninggalin gue." Cheongsan yang tak terima ditinggal begitu saja oleh Suhyeok langsung berteriak. alih-alih didengar Suhyeok teriakan lelaki itu malah disambut tatapan aneh oleh murid-murid yang ada di koridor. Dengan menahan malu karna menjadi pusat perhatian Cheongsan langsung berlari sambil menggerutu.
***
Ruangan dengan banyaknya buku yang tersusun rapih diantara rak-rak yang ada dan aroma khas kertas itu adalah tempat paling nyaman bagi orang-orang jenius yang haus akan pengetahuan dan salah satu orang itu adalah Namra.
Gadis itu tampak fokus dengan buku yang ia baca tanpa peduli dengan keadaan sekitar, mungkin jika terjadi kebakaran sekarang gadis itu tak akan menyadarinya karna ia telah hanyut dalam huruf-huruf yang tersusun rapi dan menciptakan kalimat kalimat yang mampu membuatnya terbuai.
Bahkan ia tak menyadari jika saat ini ada seorang lelaki dengan senyum manisnya duduk tepat dihadapannya dan menatap kearahnya tanpa bisa berpaling kearah lain.
Setibanya di perpustakaan Suhyeok langsung mengedarkan pandangannya untuk mencari kekasihnya, tidak butuh waktu lama lelaki itu langsung dapat melihat Namra yang sedang fokus membaca dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya dan earphone yang senantiasa tersumpal dikedua daun telinganya.
Tanpa berniat mengganggu kekasihnya, lelaki itu hanya duduk dihadapan gadisnya dengan tenang dan tersenyum seperti bayi kearah Namra.
Setelah beberapa saat akhirnya gadis itu selesai membaca, segera ia menutup bukunya. Dan terkejut melihat Suhyeok yang duduk didepannya dengan senyuman yang tidak luntur sama sekali sejak tadi ia datang.
"Suhyeok-ah, sejak kapan kamu disini?" Namra bertanya dengan heran.
"Mungkin sejak kamu membaca buku itu." Suhyeok menjawab tanpa melunturkan senyumnya.
Astaga apakah lelaki itu tidak lelah tersenyum sejak tadi, kita doakan saja bahwa setelah ini bibir lelaki itu tidak merasakan keram karna tersenyum sejak tadi.
"Aku cemburu." Tiba-tiba Suhyeok berucap dan memasang wajah cemberut. Hah lihatlah lelaki itu bukankah tadi dia tersenyum dengan lebar hingga giginya kering tapi sekarang dengan cepat ia langsung memasang wajah anak kecil yang tidak dibelikan permen oleh ibunya.
"Cemburu?" Dengan wajah bingung Namra bertanya kepada Suhyeok.
"Nde, aku cemburu."
"Iya tapi cemburu dengan siapa? Aku bahkan gak pernah Dekat sama lelaki lain."
"Itu," Namra langsung mengikuti arah yang ditunjukkan oleh Suhyeok, dan gadis itu paham sekarang. Ternyata kekasihnya cemburu dengan siapa."
"Aigo, kamu cemburu sama buku?" Dengan wajah yang cemberut lelaki itu mengangguk m njawab pertanyaan dari kekasihnya. Melihat jawaban Suhyeok gadis itu tidak dapat menahan senyumnya, ia merasa lucu dengan Suhyeok yang cemburu dengan buku yang Namra baca.
"Tapi dia cuma buku sayang."
"Tetap saja, dia bahkan ngambil perhatian kamu dari aku." Masih dengan wajah yang cemberut Suhyeok menjawab.
"Arraseo, tapi sekarang aku udah selesai, jadi perhatian aku sekarang buat kamu." Ucap Namra dengan tersenyum. Dan Suhyeok yang mendengar ucapan dari kekasihnya langsung tersenyum cerah kembali.
"Oh iya hampir saja lupa, ini tadi aku membeli makanan dikantin pasti kamu belum makan kan." Dengan telaten lelaki itu meletakkan makanan yang ia bawa keatas meja.
Meraka makan dengan khidmat, tidak ada pembicaraan masing-masing dari mereka menikmati makanannya.
"SUTEKA."
Medan, 5 Maret 2022
Note: hai udah seminggu ya gue gak up, sorry karna baru bisa up sekarang karna kemarin itu gue bener bener buntu banget gak punya ide buat lanjutin cerita ini, jadi maaf banget kalo part kali ini sedikit aneh🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
My girlfriend, my class president
Fanfichanya cerita klasik antara Choi Namra seorang ketua kelas yang diam-diam ternyata berpacaran dengan Lee suhyeok yang sialnya adalah murid bermasalah dan terkenal dengan panggilan si berandalan sekolah.