chapter ten

543 93 23
                                    

Happy reading



Fyi mungkin ada beberapa dari kalian yang bingung kenapa pihak sekolah tidak mengeluarkan Gwinam, padahal tingkat kenakalannya bisa dibilang udah kelewatan.

Jadi kenapa pihak sekolah tidak menanggapi pembullyan yang dilakukan oleh Gwinam itu karna pihak sekolah tau kalo ayah dari Gwinam adalah bawahan dari Vincenzo, dikarenakan Vincenzo adalah donatur tetap disekolah maka pihak sekolah tidak berani untuk mengeluarkan Gwinam padahal sebenarnya Vincenzo tidak akan ikut campur jika nanti Gwinam dikeluarkan dari sekolah.







Memang benar ucapan orang yang mengatakan bahwa menemani seorang gadis berbelanja itu sangat melelahkan.

Ketika tadi Namra dan Suhyeok berada diparkiran untuk segera pulang, tiba-tiba Namra ingat bahwa persediaan cemilan dikamarnya sudah habis jadi ia meminta Suhyeok untuk menemaninya untuk berbelanja.

Sudah satu jam lamanya mereka mengelilingi supermarket dengan Namra yang memilih makanan dan Suhyeok mengikuti dibelakang dan membawa troli yang terisi penuh oleh belanjaan Namra.

Mungkin tidak akan memakan waktu lama jika gadis itu sudah memikirkan apa saja yang akan ia beli. Tetapi lihatlah sekarang bahkan gadis itu sudah beberapa kali mengelilingi
Semua lorong yang ada.

Bukan hanya itu, bahkan ia akan bertanya kepada Suhyeok hanya untuk menentukan rasa apa yang akan ia beli seperti saat ini.

"Menurut kamu yang mana lebih enak, original atau BBQ?"

"Keduanya enak kok."

"Tapi aku hanya akan membeli satu rasa, jadi kamu harus pilih salah satu." Gadis itu mengatakan dengan tersenyum manis kearah Suhyeok.

"BBQ"

"Jadi menurut kamu BBQ lebih baik?" Suhyeok mengangguk menjawab pertanyaan Namra.

"Hm baiklah, aku akan membeli rasa original." Suhyeok tercengang melihat Namra, ingin rasanya lelaki itu membenturkan kepalanya Kedinding.
Hei untuk apa bertanya jika pada akhirnya bukan pilihan Suhyeok lah yang dibeli.

Jika saja yang melakukan ini kepadanya bukanlah Namra, sudah dipastikan Suhyeok tidak akan mengampuninya.

Tanpa perduli wajah kusut Suhyeok, Namra berjalan terus sambil terkekeh.

Merasa sudah cukup dengan apa yang ia beli Namra memutuskan untuk kekasir, ia juga sebenarnya kasihan dengan Suhyeok yang seharusnya beristirahat karna lelah tetapi harus menemaninya berbelanja.


Setelah mengantar kekasihnya pulang, Suhyeok langsung bergegas untuk pulang dan beristirahat, Karna sejujurnya ia sangat lelah hari ini. Rasanya tulang-tulang Suhyeok akan rontok sebentar lagi karna kelelahan.

Memasukkan mobil kedalam garasi Suhyeok bergegas masuk kedalam rumah, ketika melewati ruang tengah ia melihat ibunya belum tidur dan ia memutuskan untuk menghampiri Saebom sebelum kekamar.

"Eomma"

"Kau sudah pulang sayang." Saebom tersenyum hangat menyambut putranya.

"Hm, kenapa eomma belum tidur? Ini sudah malam dan dimana appa?" Lelaki itu mengedarkan pandangannya tetapi tidak melihat batang hidung ayahnya padahal Suhyeok tau bahwa appanya akan selalu menempeli eommanya.

"Appa ada tugas, ia harus pergi ke Busan,"

"Dan bagaimana eomma bisa tidur jika putra eomma yang nakal ini belum pulang hm."

"Ah sebenarnya tadi aku menamani Namra berbelanja jadi aku pulang agak terlambat." Jelas Suhyeok

Mendengar nama Namra tiba-tiba Saebom rindu dengan gadis itu apalagi mereka sudah lumayan lama tidak bertemu.

"Suhyeok-ah, kapan kamu akan bawa Namra kesini lagi? Eomma rindu dengan Namra."

"Entahlah eomma, tapi secepatnya akan aku usahakan."

"Hm baiklah."

"Yasudah aku akan ke kamar, eomma istirahatlah ini sudah malam."

"Sayang apa kamu sudah makan? Jika belum eomma bisa memasak sesuatu untuk kamu."

"Tidak perlu eomma, aku sudah makan bersama Namra diluar tadi." Bala Suhyeok.










***






Tok
Tok
Tok

"Namra-ya, kau sudah tidur sayang?"

Mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya Namra langsung bangkit dari tempat tidur.

"Ada apa dad?" Namra mengerutkan keningnya tumben sekali jam segini daddy-nya mengetuk pintu kamar.

"Begini besok Daddy harus pergi ke Jepang untuk mengurus masalah disana, jadi malam ini Daddy ingin kamu tidur bersama mommy dan Daddy." Jelas Vincenzo

Terlihat raut kecewa diwajah gadis itu, baru saja kemarin daddy-nya pulang tetapi besok ia harus ditinggal lagi oleh daddy-nya. Tapi mau bagaimana lagi, gadis itu tidak boleh egois ia sudah besar dan ia harus mengerti kewajiban daddy-nya.

"Tentu aku mau dad, lagian sudah lama juga aku tidak tidur bersama kalian." Walaupun kecewa gadis itu tetap memberikan senyuman untuk daddy-nya yang bahkan Vincenzo tau bahwa itu hanyalah senyum keterpaksaan.

"Kajja kekamar, mommy sudah menunggu dikamar."

"Kajja." Dengan semangat gadis itu melompat ke punggung sang Daddy. Untung saja Vincenzo memiliki insting yang kuat jadi ia tidak kaget dengan pergerakan putrinya yang melompat ke punggungnya.

Sepanjang perjalanan menuju kamar sepasang anak dan ayah itu terlihat sangat bahagia, mereka tidak berhenti tertawa entah apa yang membuat mereka sampai tertawa terbahak seperti itu.

Sesampainya dikamar Vincenzo dengan lembut menurunkan Namra keatas kasur.

"Ah sepertinya sebentar lagi pinggang Daddy akan encok karna menggendong kamu sayang."

"Yak Daddy mana ada seperti itu, tubuhku tidak segemuk itu." Gadis itu merengut kepada sang Daddy

"Hahaha arra, Daddy hanya bercanda."

"Mom~~"  Namra yang semakin kesal dengan sang Daddy pun mengadu kepada Cha young.

"Sudah-sudah, ayo tidur ini sudah malam." Sebelum Daddy dan anak itu semakin bertengkar, Cha young segera menghentikan atau tidak mereka bisa tidak tidur sampai pagi.

Mendengar perintah dari sang mommy Namra langsung mengambil posisi ditengah dengan memeluk sang mommy, sedangkan Vincenzo memeluk Namra dari belakang, Pemandangan yang sangat indah untuk keluarga yang harmonis.









Note: lagi depresot karna nungguin
uri Yihyun dan lomon update Instagram༎ຶ‿༎ຶ






My girlfriend, my class presidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang