chapter 14

753 102 15
                                    

Happy reading










"SUTEKA." Dengan nafas tersengal-sengal karna berlari Gyeongsu berteriak memanggil Suhyeok

Karna teriakan Gyeongsu murid-murid yang ada didalam menatap sinis kearah leleki itu, melihat tatapan dari anak-anak Gyeongsu merasa salah tingkah dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia berjalan menghampiri Suhyeok yang tertawa pelan karnanya.

"Sialan, gue gak tau kalo bakal ditatap begitu karna teriak tadi." Ucap Gyeongsu, lelaki itu merasa ngeri mengingat tatapan yang ia dapatkan tadi.

"Ya lagian Lo aneh-aneh, udah tau perpustakaan malah buat keributan." Kekeh Suhyeok

"Oh iya ngapain Lo manggil gue sampe lari-lari gitu?."  Tanya Suhyeok

"Hampir aja gue lupa, i-itu Lo dicariin sama anak sekolah sebelah." Jawab Gyeongsu dengan gugup karna ada Namra yang menatapnya dengan diam.

Suhyeok yang mendengar ucapan Gyeongsu langsung tersentak kaget, diam-diam ia melirik Namra duduk dengan tenang didepannya. Melihat Namra yang hanya diam tanpa ada ekspresi disana semakin membuat Suhyeok takut.

Namra dengan tenang duduk diam mendengarkan ucapan Gyeongsu, walaupun dia sempat terkejut tetapi dengan mudahnya ia menutupi keterkejutannya. Ia tau bahwa Suhyeok sempat meliriknya sebentar tetapi ia memilih untuk berpura-pura tidak tahu.

"Kamu disini aja, aku bakal pergi sebentar." Ujar Suhyeok kepada Namra yang hanya menatapnya.

"Aku ikut." Sahut Namra yang dijawab gelengan oleh Suhyeok

"Gak kamu disini aja biar aku yang urus." Tolak Suhyeok

"Aku ikut atau kamu gak boleh pergi dari sini." Sahut Namra yang tidak ingin ditinggal oleh Suhyeok, karna ia tau bahwa jika Suhyeok pergi sendiri pasti akan ada keributan

"Baiklah kajja" akhirnya Suhyeok mengalah dan membiarkan Namra ikut dengannya

Akhirnya mereka keluar dari perpustakaan dan menuju lapangan untuk menemui anak-anak dari sekolah sebelah yang menunggu dilapangan belakang sekolah.

Setibanya mereka disana Suhyeok dapat melihat seorang lelaki berdiri membelakangi mereka.

"Ngapain lagi Lo, urusan kita udah selesai dan gue gak mau lagi balapan sama Lo." Jelas Suhyeok yang tidak ingin berlama-lama.

Bukannya menjawab lelaki itu malah melirik Namra yang berada disebelah Suhyeok, Suhyeok yang melihat kekasihnya ditatap oleh musuhnya langsung bergerak kedepan Namra untuk menghalangi pandangan lelaki itu.

"Cantik."

"Apa mau Lo Na Jaemin, Lo udah kalah dari gue jadi jangan pernah ngusik hidup gue sialan." Dengan menggebu Suhyeok berbicara lantang kepada Jaemin yang dibalas senyum miring oleh lelaki itu. Namra yang melihat kekasihnya emosi langsung menggenggam tangan Suhyeok dengan lembut untuk menenangkan Suhyeok.

"Gue mau kita balapan satu kali lagi, jika Lo menang gue gak bakal ganggu Lo tapi kalau gue yang menang dia jadi milik gue." Enteng Jaemin

Suhyeok yang mendengar ucapan Jaemin naik pitam apalagi lelaki itu ingin menjadikan Namra taruhan, ingin rasanya ia menghancurkan wajah tampan lelaki yang ada dihadapannya.

"Jangan harap gue bakal terima tantangan Lo, dengar baik-baik Lo gak akan bisa menang dari gue jadi percuma yang ada Lo cuma mempermalukan diri sendiri. Setelah mengatakan hal tersebut Suhyeok langsung menarik Namra untuk pergi dari sana dan meninggalkan Jaemin yang menatap tajam kearahnya.

"Liat aja gue bakal dapetin cewek itu dan ngancurin hidup Lo Lee Suhyeok." Jaemin mengepalkan kedua tangannya dan pergi dari sana dengan emosi.






Dengan rahang yang mengeras Suhyeok berjalan dengan mencengkeram tangan Namra tanpa sadar, tanpa mengeluh Namra hanya diam ketika Suhyeok berjalan sambil menarik tangannya dengan kuat yang ia yakini bahwa akan menimbulkan bekas.

"Suhyeok-ah," panggil Namra

Suhyeok yang mendengar panggilan kekasihnya langsung memberhentikan langkahnya, wajah menyeramkan yang ia tunjukkan tadi hilang seketika saat menatap Namra dan genggaman tangannya melembut.

Mereka hanya saling menatap satu sama lain tanpa ada dari mereka yang ingin membuka suara. Tak lama Suhyeok memutuskan pandangan mereka dan tersadar bahwa tadi ia mencengkram tangan Namra dengan erat. Segera ia memeriksa pergelangan tangannya kekasihnya yang tadi ia cengkram, dapat ia lihat memar disana karna ulahnya.

Suhyeok sangat merasa bersalah ia dengan lembut mengelus pergelangan tangan Namra, terlihat jelas penyesalan diwajahnya karna telah menyakiti kekasihnya.

"Maaf," tanpa berani menatap wajah sang kekasih Suhyeok berucap dengan lirih.

Namra yang melihat kekasihnya seperti merasa tidak enak, ia langsung
Meletakkan kedua tangannya di pipi sang kekasih, mengelus dengan lembut pipi Suhyeok dan tersenyum.

Suhyeok yang awalnya menunduk langsung mengangkat kepalanya dan menatap Namra yang tersenyum tulus kearahnya. Melihat senyum sang kekasih Suhyeok langsung menerjang Namra dengan pelukan, dan ia tanpa henti mengatakan maaf berkali kali terhadap Namra. Dan gadis itu hanya bisa mengelus punggung lebar sang kekasih untuk menenangkannya.
Dan tanpa mereka sadari bahwa ada seseorang yang tanpa sengaja melihat mereka berpelukan.






Medan,7 maret 2022

My girlfriend, my class presidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang